webnovel

Team para gadis

He'i selamat siang untuk para pembaca sekalian. Bagaimana menurut kalian novel karangan penulis ini, apakah bagus atau tidak???

By the way guys, dua chapter sebelumnya kita telah menemani hal-hal apa saja yang telah di alami oleh team pembangunan serta team survei bukan?? Jadi pasti akan terasa tidak adil jika kita tidak mengintip sedikit kegiatan team para gadis kan??

Baiklah mari kita akhiri basa-basi ini dan mulai masuk ke dalam cerita, 'Team Para gadis' :

.

.

.

Di antara tiga team yang ada mungkin Irene bisa mengatakan hal ini dengan pasti kalau bahwasannya, team mereka yang terdiri dari tiga makhluk berjenis kelamin female memiliki tugas paling mudah dibandingkan kedua team lainnya...

Tugas mereka hanyalah mencari sumber air, sumber makanan berupa buah-buahan ataupun daging dari beberapa hewan lainnya

"Kita telah berjalan cukup jauh dari tempat kemah bukan begitu kak Ayu??" Irene bertanya secara singkat karena ia sama sekali tidak menemukan tanda-tanda dari sumber makanan sama sekali dibawah sini.

"Benar sekali adik, kita telah berjalan selama dua jam penuh tapi tidak ada tanda-tanda hewan ataupun tanaman buah-buahan sedikitpun sepanjang jalan" Ujar Ayu yang saat ini tengah melayang di udara, ingat Ayu adalah kuntilanak dan kemampuan kuntilanak ialah melayang di udara okay???

"Yahh, sayang sekali tapi kakak dari arah sana aku dapat mendengar suara gemuruh air mungkin saja ada ikan di sana kan??" Ucap Irene menunjukkan arah yang ia maksud kepada Ayu serta Sia.

Sia mengangguk pelan mengetahui maksud dari remaja perempuan tersebut, "Aku mengerti, kalian tunggu di sini dan aku akan mengecek sekilas sumber air tersebut" Ujar Sia yang langsung melesat menjadi genangan air, hal ini membuat Irene menatap penuh kagum terhadap hantu air tersebut.

Melihat kepergian dari Sia yang menuju sumber air terdekat, Ayu-pun mulai sedikit menurunkan ketinggian sekaligus mendekati Irene yang notabene merupakan remaja manusia tanpa kekuatan sama sekali.

Perlu di-ingat mereka saat ini tengah berada di suatu pulau asing, lagipula tidak ada seorang-pun yang dapat menebak kalau pulau ini sama sekali tidak memiliki spesies predator seperti harimau ataupun sejenisnya bukan??

"Kau tahu dik Irene... Untuk sekelas manusia yang baru saja menjalin hubungan dengan bangsa kami, kau cukup hebat juga ya" Ujar Ayu yang memecah keheningan sekaligus menyadarkan Irene dari lamunannya.

"Ehh tidak juga kok, justru aku merasa takut sekarang... Makanya tadi aku meminta hantu anak kecil bernama Zing'er itulah untuk menemani-ku, tapi Leo justru tidak mengijinkan hal tersebut" Balas Irene sedikit merenggut ketika mengingat kejadian beberapa waktu lalu itu.

Ayu memasang ekspresi bingung untuk sesaat sebelum terkikik geli mendengar pernyataan tersebut, "Ya, kau sangatlah aneh dik..." Ucap Ayu yang semakin kuat saja kikikannya membuat Irene agak merinding (Ya namanya juga kuntilanak jelas bikin merinding atuh...😅)

Sembari mencoba menghilang rasa takutnya akibat kikikan si Kunti, Irene-pun bertanya dengan nada bingung kepada Ayu "Aneh kenapa?? Dia hanyalah anak kecil, sama sekali tidak ada bahaya buat remaja sepertiku kan??" Ucap Irene yang justru membuat Ayu tertegun sebentar.

"Pfttt, hahahaha... Lucu sangat lucu!!! Kau pasti bercanda dik, justru dia berkali-kali lebih berbahaya di bandingkan kami ini.. Hahaha"Sembari tertawa lepas Ayu-pun mengoreksi pernyataan polos dari Irene tersebut.

"Zing'er berbahaya??? Aku tidak yakin dia berbahaya buatku, bukannya dia terlalu imut untuk di sebut berbahaya kan??!!" Ujar Irene yang justru merasa kalau ucapan dari Ayu tersebut salah.

.

.

Sepuluh menit lebih Ayu terus tertawa mendengarkan berbagai macam pernyataan dari Irene yang mencoba menyakinkan dirinya kalau Zing'er tidaklah berbahaya sama sekali, "Hadew... Sudah cukup, adik Irene... Kau membuatku tertawa begitu banyak untuk hari ini"Menatap Irene dengan ekspresi geli.

Ayu merasa geli terhadap sifat Irene yang terlalu polos tersebut, bahkan Ayu dapat dengan yakin mengatakan kalau Irene memiliki sifat yang setara dengan seorang balita... Terlalu polos.

"Adikk, sedikit saran dariku.. Ada pepatah yang mengatakan 'Jangan menilai buku dari sampulnya'. Sebagai seorang pelajar, kau pasti mengetahui makna dari pepatah tersebut bukan??"Ayu berkata sembari menempati posisi di samping Irene, mengingat sebelumnya Ayu selalu melayang di sekitar Irene.

"Uhmm, aku tahu maksud dari pepatah tersebut tapi apa hubungannya dengan Zing'er??" Irene mengangguk sekaligus bertanya kembali kepada Ayu, meskipun Irene telah mengambil beberapa kesimpulan mengenai Zing'er tapi tidak salah jika ia mendengarkan pendapat dari teman sebangsa Zing'er juga bukan???

"Hmmm, secara garis besar untuk sementara ini... Zing'er bisa dikatakan merupakan bos buat kami semua, dia berkali-kali lipat lebih berbahaya daripada kami bertiga" Pernyataan yang dikeluarkan oleh Ayu jelas membuat Irene tersentak kaget sekaligus merasa bersyukur karena Leo tidak memasangkan keberadaan yang menakutkan seperti itu dengan dirinya..

"Glup.. S-syu-syukurlah kalau begitu, haha-haha-hahah-a" Dengan kikuk Irene hanya bisa tertawa menanggapi pernyataan tersebut

.

.

"Ho'i teman-teman!!! Aku sudah kembali dan membawa beberapa ekor ikan segar" Irene serta Ayu tersentak kaget ketika Sia mendadak menampakkan dirinya dari sebuah genangan air.

Nasib baik Irene tidak memiliki riwayat penyakit jantung, jika tidak mungkin remaja perempuan tersebut harus dipulangkan jauh lebih cepat dibandingkan teman seangkatannya sekarang kan???

"Uppss, maafkan aku Irene dan Ayu... Aku tidak sengaja, ngomong-ngomong ini aku menemukan beberapa ekor ikan sebagai santapan malam nanti" Ujar Sia meminta maaf kepada kedua rekannya sembari menunjukkan seikat ikan segar yang tengah bergeliat mencari sumber air terdekat.

"Ikan?? Ikan apa ini, aku tidak pernah melihatnya dan apakah ikan ini aman untuk di konsumsi???" Ucap Ayu menatap penuh selidik sekaligus penasaran juga, "Yah terserahlah, ayo kita kembali ke kemah sekarang daripada nanti tambah gelap" Tidak ingin mengambil pusing Ayu sebagai yang tertua di antara ketiga wanita tersebut-pun berniat berjalan pulang.

.

.

.

.

.

TBC