webnovel

Rahasia Diza

"Apa yang terjadi dokter?" ujar Azka setelah dokter selesai memeriksa kondisi Kanaya .

"Maaf Tuan Muda, tapi tolong jangan memaksa nona. Cedera di kepala nona cukup parah, yang mengakibatkan ia kehilangan ingatannya . Jika Anda terus memaksa nona mengingat sesuatu hal, malah akan membuat keadaannya bertambah parah . Kami takut, jika itu terjadi maka nona tidak akan bisa mendapatkan ingatannya kembali. Nona akan kehilangan ingatannya secara permanen. "

"Aku ingin bersamanya dokter. Tolong tinggalkan kami berdua . "

"Tuan dan Nyonya sedang menunggu di luar dalam keadaan cemas , bukankah lebih baik jika Anda ...." tidak sempat sang dokter melanjutkan kalimatnya , Azka langsung memotonya pembicaraannya .

"Lebih baik jika Anda membiarkan mereka ! Tolong tinggalkan kami berdua!" bentak Azka.

"Baik, Tuan Muda . "

Sekelumit hal tentang Diza berputar di dalam fikiran Azka . Sesaat ia ingin begitu egois , membiarkan gadis ini kehilangan segala ingatannya dan memulai lembaran baru bersamanya. Tetapi hati dan fikiran nya sungguh tidak selaras . Gadis ini berhak tahu akan masa lalunya .

Tetapi ia sungguh telah mencintai gadis ini, ia takkan sanggup jika harus merelakan nya suatu saat nanti. Apa yang harus ia lakukan terhadap gadis ini . Kemunculan Rayhan saja sudah cukup membuat rumit . Bagaimana jika nanti segalanya berubah menjadi lebih rumit .

Sudah dua jam lebih gadis ini tertidur dengan pulasnya . Dan selama itu pula Azka menatapnya tanpa berpaling sedetik pun. Gadis ini begitu manis dan polos , terlebih ketika sedang tertidur seperti ini . Gadis itu tiba-tiba mengerjapkan matanya dan membukanya perlahan .Ia meraih tangan Azka dan menggenggamnya .

"Aku takut ."lirihnya dalam keadaan setengah sadar.

"Apa yang membuatmu takut, ceritakanlah. Aku disini akan melindungi mu . " ujar Azka sembari membelai punggung tangan gadis itu.

"Kepalaku sakit . Semuanya buram, akankah ini hanya mimpi?" ujarnya masih setengah sadar .

"Kau mungkin masih mabuk karena berada dalam pengaruh obat-obatan. Dokter menyuntikkan obat penghilang rasa sakit yang akan membuatmu tidak sadar . "

"Aku sadar . Aku mencintaimu . Aku melihatmu memelukku dan menangis bersamaku . Aku seakan merasakan kehangatan yang belum pernah aku rasakan selama hidupku. "

"Aku juga men..." Azka terhenti ketika mendengar bahwa nama yang disebutkan Diza dalam mimpinya bukanlah dirinya .

"Rayhan . Maaf karena ku tidak memiliki kenangan apapun tentang mu . Jangan pergi seperti yang kau bicarakan . Aku tidak ingin kau pergi . Aku ingin kau disini . " Diza menangis dalam tidurnya . Mengucapkan kalimat dari hatinya secara tidak sadar .

Namun ketidaksabaran Diza dan kejujuran dalam mimpi indahnya telah melukai Azka . Ia mengepalkan tangan dan membanting segala hal yang ditemukannya . Ia menyapu segala hal yang terdapat di atas nakas dalam sekali sapuan dengan tangannya . Ia membuat kegaduhan yang memancing orang-orang yang berada di luar ruangan untuk masuk .

"Azka ada apa denganmu nak. Diza sedang tidak sadar dan bisa-bisanya kau.... . "

Azka berlalu tanpa mendengarkan sepatah pun perkataan ibunya . Ia melangkah keluar ruangan itu dengan amarah. Sementara di dalam ruangan tempatnya berada tadi, para perawat dan pengawal sibuk membersihkan kekacauan yang ia sebabkan .

Bapak Andri hanya bisa menatap dalam Diza yang masih tertidur dengan polosnya tanpa menyadari kekacauan yang terjadi . Ia pun menarik nafas dalam dan berusaha sekuat tenaga menahan amarah . Ia meminta Satya untuk mengikuti Azka dan mencari tahu apa yang telah terjadi .

"Kejar dia! Pastikan tentang segalanya . "

"Baik Tuan ."

Orang yang disuruh pun langsung melangkah dalam hitungan detik dan langsung menghilang menyusul Azka yang mulai menjauh . Setelah beberapa lorong , akhirnya oa berhasil menemukan Tuan Mudanya hendak memasuki lift dan menyusulnya.

"Tinggalkan saya sendiri !"

"Saya mohon ada yang harus Anda dengarkan ." ujar Satya menatapnya penuh harap .

Rooftop Rumah Sakit .....

M: Apa kau ingat , dulu aku sering menggenggam tanganmu seperti ini .

F: Maaf, aku sungguh tidak mengingat apapun .

M: Izinkan aku mengatakan suatu hal Naya..

F: Sebelumnya bolehkan aku bertanya alasan mu memanggilku seperti itu, disaat semua orang menyapaku sebagai Diza?

M: Mungkin kau menganggapku sebagai pembohong kini, karena hanya aku yang menganggap mu berbeda . Seolah kamu bukanlah Diza. Tapi percayalah, sebelum ini kau adalah Kanaya .

M: Kanaya yang selalu berada di sisiku dan meraihku saat tak ada orang yang memedulikanku . Kau begitu mempercayai ku bahkan lebih dari diriku sendiri.

F: Lantas jika memang benar, kenapa mereka menyikapi ku berbeda . Seakan aku tak pernah hidup sebagai Kanaya?

M: Mereka menganggapmu sebagai Diza yang menghilang belasan tahun lalu . Mereka bermaksud mengembalikan identitas mu .Tapi percayalah Nay, terlepas dari itu dirimu lah yang mengetahui kebenaran sesungguhnya . Apakah kau adalah Kanaya atau Diza .

F: Apa yang kau coba untuk katakan ?

M: Aku minta maaf karena tidak begitu mempedulikanmu sebelumnya . Izinkan aku membalasnya Kini dengan tidak membiarkan mu pergi dari sisiku . Namun terlepas dari itu. tak ada hati yang bisa dipaksa. Jika kau sungguh mencintaiku, hati tulusmu akan mengembalikan mu kepadaku . Namun jika tidak , maka hatimu pula yang akan membimbingmu ke arah sebaliknya .

M: Sungguh aku ingin membuat kenangan baru dalam lembaranmu yang kosong dan membuatmu menjadi milikku seutuhnya . Namun aku sadar keegoisanku hanya akan membuatmu menderita . Aku mencintaimu untuk membuatmu bahagia Nay, bukan sebaliknya.

(terdengar isakan seorang gadis setelahnya )

M: Jangan paksakan dirimu untuk menerima ku jika kau enggan . Dan sebaliknya aku mohon jangan paksakan dirimu juga untuk membenciku lantaran orang lain . Kenalilah dirimu dulu seutuhnya , setelah itu baru tentukan pilihan . Dengan begitu kau akan mengetahui keinginanmu yang sesungguhnya . Cari tahulah kebenaran sebelum memutuskan segalanya Kanaya . Aku mencintaimu .

M: Semua orang menunggumu di luar, tidakkah kau ingin menemuinya. Aku akan terkesan egois jika memaksamu terus seperti sekarang.

F: Izinkan aku memelukmu sebentar saja .

M: Kemari lah .

(15 menit kemudian dalam keheningan )

F: Terimakasih telah mengizinkan ku memelukmu cukup lama.

M: Datanglah kapanpun kau butuh bahu untuk bersandar.

F: Izinkan aku menghubungi mu pada saat itu

M: Baiklah, apa kau ingin aku membuka pintu nya sekarang .Kita sudah cukup lama mengurung diri disini .

F:Izinkan aku menghubungi seseorang terlebih dahulu

M: Kau akan menelfonnya? Silakan , lakukan semaumu . Aku tidak akan mendengarkan apapun .

F: Aku hanya akan mengiriminya pesan saja . Terimakasih kau sudah meluangkan waktumu untukku . Dan maaf karena semuanya harus serumit ini , hingga kita harus berbicara sambil bersembunyi seperti ini.

"M = Male

F = Female

"Apa ini?"

"Ini adalah rekaman percakapan Rayhan dan Nona , Tuan Muda . Diam-diam saya telah memasang penyadap di kamar Nona. Dari apa yang saya tangkap Rayhan mencoba memprovokasi Nona agar bimbang dengan pilihannya . Dengan begitu, Nona akan memihak padanya . "

Memihak? Apa yang di maksud Satya dengan memihak?