Darwin menggelengkan kepala, jika diperhatikan dengan seksama gadis ini sangat cantik dan menarik hanya saja, kacamata tebal itu menutupi pesonanya, Darwin menggelengkan kepala dan mensugesti dirinya, jangan berpikir kemana mana dulu. lebih baik cepat bereskan urusan ini. Batinnya mencoba menenangkan diri. Gadis ini mengingatkannya pada Ruth.
"Baiklah aku tidak mau kamu salah paham, Jadi apa yang kamu inginkan, aku akan mengikuti kemauan kamu?" Dengan sopan dan lembut Darwin menawarkan jalan tengah, dia pikir membiarkan Via yang mengambil pilihan akan lebih baik untuk mereka.
"Jangan panggil aku kamu, kau pikir kau itu siapa ku!" sekali lagi Darwin melakukan kesalahan, pria itu mengangguk sadar diri, dia tersenyum kecut, kalau bukan kamu lalu dia harus memanggil apa, nona?
"Aku tidak suka ada orang yang sok dekat dan akrab denganku." Sambil mengedikkan pundak Via menghindari Darwin.
Kenapa wanita ini suka sekali menghardik sih! Bibir tipisnya itu terus mengoceh dari tadi, membuat yang melihat nya jadi gemas sendiri. belum lagi jarinya yang terus menunjuk-nunjuk bahu dan wajah Darwin kasar.
"Aku hanya berniat baik padamu sebagai ucapan maaf," lirih Darwin tulus.
"Oh, anda pikir aku akan percaya!"
Ya ampun Ada apa dengan hari ini. Darwin bertanya-tanya dalam hatinya. dia ingin hari buruk ini segera berakhir, tadi Ruth mengabaikannya dan sekarang dia diomeli gadis asing.
"Baiklah, mungkin kau benar, aku berniat jahat padamu. Jadi sebelum kau merasa lebih banyak rugi karena aku, Bagaimana kalau aku pergi?" Jurus akhir Darwin adalah kabur dari sini, tapi kenapa dia harus izin dulu.
"Oh jadi anda mau melarikan diri!" Tudung Via dengan wajah lebih murka lagi.
Ya ampun apa sih maunya gadis ini! ditanya baik baik salah. kabur juga salah. Batin Darwin Tak habis pikir.
"dengar ya, aku mengenal pria macam kalian. Pemuda-pemudi gatal yang terbang kesana kemari mencari madu lalu meninggalkannya begitu saja. Anda pikir semua gadis bisa masuk ke dalam perangkap mu. HAH!" Via menepuk kasar kap mobil Darwin membuat pria itu terperanjat kaget.
Dia Kenapa sih? Darwin ga paham lagi.
"memang tidak ada pria yang sebaik adikku! Semuanya brengsek!" Via berniat meninggalkan Darwin begitu saja.
Darwin mengacak-ngacak rambutnya. dia kesal sekali. Pertama dia kesal karena Ruth menolak ajakannya hari ini. Sementara dia sudah melakukan apapun keinginan kekasihnya itu. Kedua, saat dia memeriksa layar di ponsel. Pria itu tersenyum sinis. Ternyata tidak Ron, tidak juga Eki, tidak ada yang akan menemuinya di cafe. Dan yang terakhir adalah,
"Hei!" Darwin berusaha menghentikan langkah Via yang sudah menjauh.
wanita itu menghentikan langkahnya sambil menggerutu. Dia masih belum menyerah juga! Batin Via jijik, dia membalikan tubuhnya, melipat tangan di dada, menatap wajah Darwin dengan mata kucingnya yang galak.
Darwin pria yang tak pernah melakukan tindakan kasar pada seorang wanita, tapi kali ini entah mengapa emosi menguasai dirinya karena itu dia menghampiri Via.
pria itu menarik pergelangan tangan Via dengan kasar, mendorong Gadis itu hingga terdesak di body mobilnya.
"Bukankah kamu bilang banyak pria pria brengsek?" tanya Darwin dengan wajah yang mengintimidasi. Tidak ada rasa takut di wajah Via.
"Ternyata nyalimu besar juga ya."mendengar ucapan Darwin membuat Via tersenyum sinis.
Darwin membalas tatapan Via sekilas, itu adalah tatapan menantang.
"Ternyata Gadis culun sepertimu cukup percaya diri juga ya." Sinis Darwin mengangkat kedua pergelangan Via ke atas kepala mereka. Dia tahu gadis ini akan melawan, jadi sebelum dia bisa melarikan diri lebih baik Darwin bertindak duluan.
Dia mencengkram pergelangan tangan Via dan menjepit tubuhnya dengan otot paha.
Sial. Dia kuat juga! Batin Via tak gentar.
Tangan kiri Darwin meraih kacamata Via. Melepaskan dari wajah wanita itu. Dan mata galak itu terlihat bulat. Darwin sampai terpesona.
DUK!
Via mengangkat lutut menyerang juragan di selangkang4n Darwin, membuat pria itu meringis kesakitan. Dia terjatuh ke aspal sambil meringis sakit.
"Makanya jangan main main sama gadis culun!" Ujar Via menghardik. Dia kesal sekali.
"Auu.. ini sakit sekali.." tubuh Darwin terlihat gemetar sambil berguling guling di aspal. Dia menyembunyikan air mata yang keluar dari sudut matanya.
Via mana peduli. Dia akan meninggalkan Darwin. Tapi mendengar rintihan Darwin di belakang sana membuat Via kasihan juga. Dia kembali lagi ke tempat semula.
"Ck. Anda menyusahkan saja!" Kesal Via. Dia mengulurkan tangan. Membantu Darwin yang kesulitan berdiri. Pria itu menerima uluran tangan Via sambil meringis kesakitan.
"Terima kasih.." lirih Darwin dengan wajah merah padam.
Via membantu Darwin masuk ke mobil. Sementara gadis itu duduk di kursi kemudi.
"Dimana rumahmu?" Tanya Via.
"Kamu mau apa?" Darwin balas bertanya sambil memegang tolor miliknya yang shock karena tendangan Via, dia meringis dan tak bisa duduk tegak di kursi penumpang mobil mewahnya.
"Mengantar mu lah! Memangnya kamu bisa menyetir dengan keadaan seperti itu!" Sinis Via dengan wajah terpaksa. Melihat arah sorot matanya ke Mr x Darwin, membuat pria itu menutupi dengan kedua telapak tangannya. Dia mengalihkan wajah. Malu.
"Apa kamu tidak bisa bicara? Sepertinya aku terlalu keras menendang tadi!" Ujar Via sedikit menyesal tapi lebih banyak meledek.
"Kamu bisa lihat alamatku di dompet!" Ujar Darwin.
"Mana dompetmu?"
"Di dashboard." Via langsung meraih dompet Darwin. Dia membuka langsung tanpa permisi lagi. Tapi wajah gadis itu menegang. Dia menatap wajah merah Darwin.
"Kenapa?" Tanya Darwin heran. Via memutar badan. Menatap wajah Darwin dengan seksama.
"Kamu.. Darwin?" Tanya Via, Pria itu mengangguk ragu dengan raut wajah bingung.
Via tertegun sesaat. Dia tak salah lagi. Ini adalah Darwin yang selama ini Ruth bicarakan. Pria yang melakukan apa saja untuk Ruth. Pria yang di mabuk cinta. Pria yang mengalami 1000 macam pengkhianatan tapi tak pernah sadar juga.
Tiba tiba raut wajah jutek Via melembut. Dia menghela nafas berat.
"Ada apa?" Tanya Darwin heran.
Via membenarkan posisi duduknya. Dia memutar kontak mobil. Mulai memasukkan gigi.
"Ck. Entahlah. Melihat wajahmu membuat aku kasihan!" Gumam Via dengan raut wajah datar.
Dia tak sengaja bertemu Darwin hari ini. Ruth tak pernah berniat mengenalkan dirinya dengan Darwin selama ini. Yang dia tahu adalah bagaimana Darwin melakukan apa saja untuk hubungannya dengan si jalang itu.
Meski begitu Via begitu mencintai Ruth. Dia bisa mengerti kenapa Ruth begitu liar mengingat background keluarganya yang hancur. Tapi melihat pria yang duduk di sebelahnya ini. Via melirik dengan ekor mata. Sementara Darwin menatap layar ponsel dan meraut wajah murung.
"Kenapa?" Tanya Via peduli pada Darwin.
"Bukan apa apa.." balas Darwin. Bukan apa apa bagaimana. Via melirik layar ponsel Darwin. Dia bisa mendengar suara dari video di laman media sosial. Dimana Ruth sedang interview bersama selebgram lokal. Seorang pria dengan tubuh penuh tato dengan kejutan dalam setiap hubungannya dengan bintang tamu. Pria itu menyentuh paha terbuka Ratih di depan semua netizen. Membuat video itu seketika muncul di laman utama.
Via menarik nafas dalam. Ac mobil rasanya tak terasa. Dia membetulkan ikatan rambut. Menarik Cepol donat di atas kepalanya.
"Kenapa?" Tanya Darwin melirik Via sejenak.
"Gerah!" Ketusnya padat dan jelas. Darwin menurunkan suhu AC mobil.
Via menarik ikatan rambutnya. Membuat rambut hitam panjang itu jatuh ke bahu. Darwin menoleh. Dan baru sadar. Betapa cantiknya gadis culun ini. Pria itu tertegun.
"Kenapa!" Tanya Via dengan wajah sinis mendapati tatapan Darwin. Pria itu menggeleng.
Dia cantik sih. Tapi galak. Batin Darwin takut. Pukulan di Mr x saja masih terasa nyut nyutan sampai saat ini. Darwin jadi semakin takut.
lagipula Ruth jauh lebih cantik! batin Darwin tersenyum tipis, dia kembali melihat video di ponselnya. tiba tiba dia menyesal telah memuji Ruth barusan, karena di layar ponselnya, kekasih tercintanya itu sedang dicium oleh selebgram terkenal itu. Darwin menggigit bibir, alisnya bertaut, setiap kali dia cemburu Ruth akan memberi alasan, itu settingan!