Tok.. tok.. tok..!
suara ketukan di pintu utama ruang kos yang dihuni seorang gadis yang bekerja paruh waktu di cafe di pusat jalan raya membuat dua orang di dalam ruangan sedikit tersentak, si gadis pelayan segera menarik handuk dari atas kepalanya, menatap pria di depannya sesaat lalu berlari dan menghampiri pintu.
Eki hanya menggerutu kesal karena tubuhnya merasa 'nanggung', pemuda itu harus memakai kembali celananya dengan benar.
Pintu terbuka, si pelayan cafe membulatkan mata melihat siapa yang berdiri di balik daun pintu.
Seorang gadis berdiri, sudut salah satu bahunya bersandar di depan pintu, wajahnya jelas terlihat menahan kesal walau bibirnya mencoba tersenyum, senyuman sinis
"oh maaf mengganggu!" ujarnya sembari melirik ke arah wajah kesal Eki di dalam sana.
"Aku melihat kamu membawa seorang pria dari cctv, maaf sekali kakak cantik, kamu tak bisa membawa pria dalam kamar mu, ini bukan rumah bordil, ini adalah usaha orang tuaku yang harus dijaga dari leluhur kami!" ujar wanita itu dengan nada tak enak.
Eki mendengar semua itu, dia mengangkat bahu, dia memikirkan kalau mungkin dia bisa membantu masalah si pelayan, dia pandai menjadi pemecah masalah, dia ikut bergabung pada obrolan dua gadis di depan sana
Wajah si gadis pelayan terlihat merona panas mengingat apa yang tadi mereka hampir lakukan di kosan ini dan Eki dengan wajahnya yang tersenyum penuh pesona segera mengambil alih si pemilik rumah.
"Ah maaf, sepertinya aku menjadi topik obrolan kalian. Jangan salah paham, aku hanya numpang mengeringkan diri." ucap Eki sembari melempar senyum terbaiknya, ahh.. hanya dengan satu senyuman saja gadis gadis akan menuruti kata katanya, apalagi hanya menghadapi gadis culun seperti yang di hadapannya saat ini, gadis culun ini hanya anak pemilik kos kosan ini, lihat saja, Eki merasa mampu menaklukkannya dengan mudah. Ya, walaupun gadis ini jauh dari standart tembakan untuk seorang Eki.
"Ohh.. sepertinya kakak ini tidak punya alat pengering yang bagus, sehingga kamu masih basah kuyup seperti ini!" sindir gadis berkacamata dengan senyuman sinis pada ucapan Eki.
Eki tertawa kecil, dia seolah sangat mengerti, pemuda itu menyisir rambut depannya dengan jari, ini pesona keduanya dengan dahi yang bersinar, banyak gadis yang langsung lemas menyadari ketampanan tingkat dewa yang dimiliki wajahnya.
Kau akan luluh dengan ini! Batin Eki percaya diri.
"Aah.. apa kamh tak punya handuk hingga rambut kalian juga masih kuyup!" ketus si pemilik kosan dengan menunjuk rambut basah Eki, pesona Eki seperti memantul pada kacamata si gadis culun ini, wajahnya yang tenang membuat Eki mengerutkan dahi.
Si gadis pelayan meminta maaf berkali kali dan Eki harus segera meninggalkan kamar kosan, gadis pemilik gedung mengangguk angguk dengan keputusan yang win wins solution ini.
"Itu adalah pilihan tepat!" Ujar gadis culun berkacamata menyetujui ucapan si pelayan cafe.
Baru saja Eki melangkah meninggalkan gedung kos kosan yang lumayan besar, dia membalikkan badan dan memanggil si gadis culun anak pemilik kosan yang mulai meninggalkan kamar gadis pelayan cafe.
"Heii!" panggil Eki tak sopan, si gadis culun itu terlihat kesal dengan pemuda penuh percaya diri di belakang punggungnya.
"Apa kamu iri karena kamu tak bisa mendapatkan pria di kamarmu?"
Ck! Gadis culun itu tampak semakin kesal mendengar hinaan Eki. dia melepas kacamata bacanya dan menggantungkan kacamata itu di leher sweater oversize yang dia pakai.
Si gadis itu menarik karet rambut yang membuat ikatan seperti bola di atas kepalanya, dia menggerai rambut panjang bergelombangnya dengan gerakan penuh pesona, bibirnya menyeringai kecil.
Ck, aku malas melakukan ini, tapi pria ini terlalu terpaku pada fisik seseorang! Gadis culun tampak jengah dengan kesombongan Eki.
Eki tak percaya dengan apa yang dilakukan gadis culun ini saat membelakanginya, dia sedang apa sih? Eki tak berharap apapun dari gadis berkacamata dengan rambut donat.
"Hei.. kau," kata kata Eki terhenti saat si gadis culun itu menolehkan kepala, dia tak mendapati wajah chubby dengan kacamata besar yang bersinar tadi.
Mata Eki hanya bisa melotot tak percaya dengan gadis cantik di hadapannya saat ini, shiit.. dia punya mata yang indah dan kulit yang sempurna, serta rambut panjang yang tergerai itu membuat dada Eki seketika berdebar debar.
"Ada apa?" ujar si gadis mendekati Eki yang mendadak jadi patung, jarinya mendorong pelan pundak pria yang penuh pesona itu, Eki masih bengong tak percaya dengan penglihatannya.
Cantik! Batin Eki, tapi dia harus segera sadar, jangan sampai dia kalah.
"ah, namaku Eki!" setelah tersadar Eki langsung mengulurkan tangan, dia tersenyum lebar dengan ekspresi wajahnya yang kaku.
"Fiuuuhh.. maaf sekali, aku tak bisa berkenalan dengan tangan yang kotor!" ujar si gadis itu kini terlihat sedikit angkuh.
Eki segera mengelap telapak tangannya dengan kemeja yang basah, si gadis mengerutkan dahi lagi mendapati tangan pria itu mengulur lagi padanya.
"Ahh.." gadis itu menggaruk telinganya yang tidak gatal.
"Bagaimana ya, sepertinya baju mu juga tidak bersih!" balas si gadis meninggalkan Eki yang hanya mematung kaku, mata Eki tak bisa berkedip menatap punggung gadis yang berlalu menaiki tangga rumahnya, Eki masih terus berdiri di depan sana dengan wajah terpesona, pria itu memegang dadanya yang terus berdegup kencang.
"Setelah lebih tujuh tahun, jantung ini akhirnya bangkit lagi.." gumam Eki sambil memegang dadanya, matanya terlihat berbinar binar, dia sudah lama menanti gadis yang bisa membuat jantungnya kembali berdebar, dan hari ini dia menemukannya!
***
POV putri pemilik kos (Via)
tap.. tap.. tap..
Mama memarahi ku karena langkahku yang menghentak lantai, jelas aku sedang marah saat ini, bagaimana bisa pria mesum itu masuk ke kamar rumah kami! benar benar tak bisa dimaafkan.
Ah.. lihat tadi bagaimana dia menatap wajahku yang culun, dia tidak tahu kalau aku ini beauty blogger yang penuh pesona! kau berani sekali meremehkan tampilanku tadi! Rasanya muak melihat pria yang menilai wanita dari tampilan luar saja. Mereka menyebalkan.
Siapa namanya, Eki! oke, aku akan mencari tahu tentangnya, pria mesum dengan otak dangkal seperti itu paling seru kalau diberi pelajaran, haruskah aku mencari hukuman yang setimpal untuknya?
Hukuman apa yang paling pas menghadapi laki laki seperti itu? ah.. membuat dia jatuh cinta lalu mencampakkannya? itu bukan ide yang buruk, tapi itu terlalu biasa, aku harus mencari ide yang lainnya, yang lebih sadis untuk pria pria perusak seperti itu.
"Kakak, kamu sedang apa!"
"Ah, kau mengagetkan ku saja!" kemunculan wajah Ron membuat ku hampir saja terperanjat dan pingsan
"Kamu tahu, seorang, pria brengsek masuk ke kamar gadis kos yang bahkan baru satu malam di sini!" gusarku dengan emosi, Ron mengerutkan alisnya
"Gadis yang mana?" tanya Ron tak mengerti.
"Gadis yang mengisi kamar di bawah, dia bekerja paruh waktu sebagai pelayan cafe di belokan sana!" jelas ku pada adik laki laki ku yang mulai meraih buku dan membaca.
"HAH!" teriak Ron mengagetkan ku, bukunya langsung terjatuh dan menimpa punggung kakinya, tapi dia seperti tidak merasakan apapun.
Aku hanya mendengus kesal melihat reaksi berlebihannya itu, pria mesum itu memang mengagetkan sih tapi tak perlu berteriak sekencang itu kan!
"Apa pria dengan rambut hitam dan senyumans eperti ini?" Ron menarik bibirnya maksimal hingga hampir membentuk huruf V
Aku mengerutkan alis tak mengerti
"Apa pria dengan tinggi segini, dan.. dan.." Ron menunjuk dengan telapak tangan menandakan pria itu lebih tinggi darinya, wajah adikku itu berubah cemas.
"Kamu kenapa sih!" Aku semakin tak mengerti dengan tingkah aneh Ron, dia terlihat panik.
"Apa kakak tahu namanya?" wajah Ron kian terlihat panik dan cemas, aku hanya terus menatap tingkah anehnya dengan heran.
"Ek... ki.." gumam ku pelan sambil berpikir, aku tak begitu yakin.
Mata Ron melotot besar, badannya seketika kaku, dia menghela nafas panjang dan mengacak ngacak rambutnya, dia bergumam tak jelas, membuat bulu kuduk berdiri.
"Kamu kenapa sih!" aku semakin bingung dengan tingkah aneh adikku itu.
"Apa dia melihat wajah kakak?" pertanyaan terakhir ini, karena matanya yang melotot padaku dan membuat ku takut, aku hanya mengangguk pelan
"AKKKHHHH !!!!"
Teriakan panjang Ron hanya berhenti ketika telapak tangan mama memukul kepalanya kencang, aku tak bisa berpikir ada apa dengan adikku itu, dia terkenal penurut dan pendiam tapi kali ini tingkahnya terlihat seperti orang gila.
Kenapa dengan para pemuda ini.
***
Via, pemeran pertama wanita