webnovel

Keluhan Dari Para Pemuda

Biên tập viên: Wave Literature

Pagi hari di perpustakaan.

Setelah Luzhou terbebas dari kontroversi, ia datang ke perpustakaan untuk belajar sendirian.

Seperti biasanya, ia akan bertemu dengan Chen Yushan yang sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian pascasarjana.

Ketika sedang membahas masalah matematika, mereka juga membicarakan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu.

Chen Yushan langsung membelalakkan matanya saat mendengar bahwa Luzhou menolak tawaran dari perusahaan Shunfeng.

"Apakah kamu menolak tawaran dari Shunfeng?"

Padahal perusahan tersebut menawarkan gaji tahunan sebesar 500.000 Yuan!

Luzhou yang Chen Yushan kenal bukanlah orang yang akan menolak uang sebanyak itu….

"Ya. Kalau aku menerima tawaran itu, aku akan berhenti kuliah dan harus pergi ke kota Shenzhen untuk bekerja dengan orang lain." Luzhou lalu mengalihkan pandangannya. "Hal itu akan membuat ayahku merasa kesal."

"Benar juga. Kalau kamu menerima tawaran itu, maka kamu tidak akan bisa melanjutkan kuliah lagi." Chen Yushan tiba-tiba mengangguk dan menumpu dagunya dengan pena. "Kalau begitu jangan pergi, karena kuliah lebih penting."

Luzhou pun tersenyum.

Menurutnya, kuliah sama sekali tidak penting.

Namun ia akan lebih mudah menyelesaikan misi yang diberikan oleh sistem di kampus, karena ia bisa menemukan buku yang harus ia baca di perpustakaan, dan dokumen dari CNKI dapat diunduh secara gratis, selain itu ia juga bisa berdiskusi dengan para Profesor.

Tidak ada yang bisa menjamin kalau sistem tidak akan memberikan misi yang tak terduga jika ia benar-benar meninggalkan kampus.

Karena itulah Luzhou harus tetap berada di kampus. Setelah lulus nanti, ia akan memulai bisnis di bidang teknologi. Dan sembari menunggu waktu itu tiba, ia bisa tinggal di kampus untuk melakukan penelitian ilmiah sambil menjalankan misi dari sistem.

"Ngomong-ngomong, Bibiku menanyakanmu. Apakah malam ini kamu sibuk?" Tanya Chen Yushan.

"Tidak, kenapa?" Jawab Luzhou.

"Bibi ingin mengundang kita makan malam." Kata Chen Yushan.

"Makan malam? Dalam rangka apa?" Luzhou menatap Chen Yushan dengan tatapan heran.

Mengapa tiba-tiba ia mengundang mereka untuk makan malam?

Tetapi Luzhou tentu saja tidak akan menolak undangan tersebut.

"Karena kamu telah membantu adik sepupuku belajar. Hasil ujian bulan ini sudah keluar, dan ternyata ia mendapatkan nilai matematika yang bagus. Bibiku ingin mengundangmu makan malam untuk mengucapkan terima kasih padamu. Aku juga diundang karena sudah menyarankan orang sepertimu untuk menjadi guru les adik sepupuku." Jelas Chen Yushan sambil tersenyum.

"Berapa nilai ujiannya?" Tanya Luzhou sambil tersenyum.

"116! Adik sepupuku sangat senang setelah mendengar nilai ujiannya. Bibiku juga terlihat senang dan tersenyum lebar. Sudah lama aku belum melihatnya sebahagia itu." Ujar Chen Yushan. "Aku tidak menyangka kalau kamu bisa menjadi guru les matematika yang baik."

Apalagi guru les matematika untuk anak SMA…

Seorang guru matematika untuk anak SMA harus membuat rancangan pembelajaran, mengidentifikasi kesalahan dalam pembelajaran, dan harus mengikuti ujian masuk perguruan tinggi serta simulasi mengajar selama tiga tahun.

Luzhou sudah meluangkan waktu untuk mempelajari ulang matematika anak SMA dan mengajarkannya pada Han Mengqi yang akhirnya berhasil mendapatkan nilai bagus saat ujian matematika. Jika ingin mendapatkan nilai sempurna, Han Mengqi harus benar-benar berbakat dalam matematika, karena hal tersebut tidak bisa didapatkan hanya dengan bekerja keras.

Sewaktu SMA, Luzhou mempunyai seorang teman yang sangat berbakat dalam matematika, bahkan temannya itu bisa mengetahui jawaban dari soal persamaan kuadrat biner dengan mudah, tanpa perlu mengeluarkan pena untuk menghitung. Dan guru matematikanya selalu membicarakan temannya tersebut saat membahas tentang ujian.

Han Mengqi sebenarnya memiliki bakat untuk belajar matematika. Luzhou yakin Han Mengqi tidak akan membuat kesalahan saat mengerjakan soal ujian karena ia telah mengajari nya.

Luzhou tersenyum lalu berkata, "Mungkin itu karena adik sepupu mu dan adik perempuanku seumuran. Jadi aku bisa lancar saat berkomunikasi dengannya saat membahas soal."

"Kamu punya adik perempuan?" Tanya Chen Yushan dengan mata berbinar.

Lalu terdengar suara batuk yang keras di barisan depan.

Suara itu memperingatkan mereka berdua agar tidak terlalu berisik, dan mereka pun langsung menutup mulut.

Suara tersebut berasal dari seorang pemuda.

Chen Yushan lalu memindahkan bangkunya kembali ke posisinya tanpa suara.

Tidak boleh berbicara atau tertawa di dalam perpustakaan, karena akan mengganggu orang lain yang sedang belajar. Kali ini Luzhou menyadarinya, dan tersenyum dengan malu. Ia pun berhenti mengobrol dan kembali mempelajari buku yang ada di tangannya.

Tadi malam ia sudah selesai membaca buku yang berjudul Topologi dan buku pengajaran matematika. Subjek yang akan ia pelajari berikutnya adalah ilmu informatika.

Dalam daftar yang diberikan oleh sistem, hanya ada tiga buku mengenai bidang ilmu informatika yang salah satunya melibatkan algoritma yang benar-benar baru, dan dua yang lainnya merupakan pengetahuan lanjut tentang C++.

Luzhou harus membaca buku dan penelitian terkait mengenai informatika jika ingin mempelajari pengetahuan pemrograman tingkat lanjut, tetapi mencari makalah bermutu yang membahas mengenai informatika bukanlah hal yang mudah.

Saat ini Luzhou baru menyadari betapa menjengkelkannya para "kanker akademis" yang dengan agresif mengajukan makalah berkualitas rendah ke dalam jurnal.

...

Saat hari sudah malam, Luzhou pun mengemas barang-barangnya lalu pergi menuju ke pintu gerbang universitas bersama Chen Yushan.

Sebuah mobil Maserati putih berhenti di pinggir jalan, dan seorang gadis yang memakai pakaian musim panas berdiri di dekat pintu mobil yang terbuka.

Setelah melihat keduanya, Han Mengqi berjinjit dan melambaikan tangannya.

Ini adalah pertama kalinya Luzhou melihat Nona Yang mengemudikan mobil mewahnya, benar-benar mengejutkan.

Ternyata menjadi orang kaya yang memiliki sebuah perusahaan itu merupakan sesuatu yang membanggakan.

Sepertinya mobil tersebut seharga rumah bagi orang dari kalangan biasa.

Han Mengqi memegang lengan Chen Yushan dan berkata sambil tersenyum, "Kak, aku sudah lama menunggu mu."

Han Mengqi bersikap sangat ramah terhadap orang yang dikenal, dan bersikap sebaliknya terhadap orang yang tidak dikenal. Luzhou yang belum pernah melihat sisi ceria Han Mengqi pun merasa canggung di hadapannya.

Han Mengqi sedang dalam suasana hati yang bahagia karena ia mendapatkan hasil tes yang bagus. Apalagi ia juga mendapatkan liburan musim panas selama 20 hari, dan bisa bersantai.

Nona Yang lalu membuka pintu dan turun dari mobil.

Ia tersenyum dan menganggukkan kepalanya saat melihat Luzhou.

"Guru Lu, terima kasih atas bimbingan matematika yang sudah kamu berikan pada Han Mengqi."

"Sama-sama, itu sudah kewajiban saya." Balas Luzhou sambil tersenyum.

Luzhou juga baru pertama kali melihat Nona Yang tersenyum bahagia seperti ini. Meskipun hubungan Nona Yang dan putrinya masih belum membaik, tetapi setidaknya Han Mengqi tetap tersenyum saat bersama ibunya, walau tidak benar-benar menatap mata sang ibu.

Nona Yang tidak mempedulikan sikap dingin putri nya, dan tetap menyapa keponakannya. "Cepat naik ke mobil." Setelah itu, ia pun kembali masuk ke dalam mobil.

Han Mengqi menempati tempat duduk di belakang, lalu Chen Yushan dan Luzhou saling menatap satu sama lain, kemudian buru-buru mengalihkan pandangan.

"Siapa yang duduk di depan?" Tanya Luzhou.

Kalau begitu…aku saja yang duduk di depan, bagaimana?

"Boleh saja." Jawab Luzhou.

Chen Yushan membuka pintu lalu duduk di kursi depan, sedangkan Luzhou duduk disebelah Han Mengqi.

Mobil pun mulai melaju dengan perlahan.

Han Mengqi melirik ke arah Luzhou lalu berdehem singkat. "Akan ku beritahu sebuah kabar bagus."

Luzhou pun mengalihkan pandangannya ke arah Han Mengqi setelah mendengar deheman singkat gadis di sampingnya tersebut. Luzhou lalu tersenyum dan bertanya, "Memangnya ada berita bagus apa?"

Han Mengqi mengalihkan pandangannya lalu berkata, "Um…aku tidak akan memberitahukannya secara langsung. Coba tebak, berapa nilai matematika yang aku dapatkan saat ujian?"

"116?" Ujar Luzhou.

"Pasti Kakak perempuanku yang memberitahumu, kan?!" Ujar Han Mengqi dengan bibir cemberut karena merasa tidak puas. Lalu Chen Yushan yang duduk di barisan depan mengguncang bahunya, sambil menahan tawa.

Han Mengqi berani bertaruh pasti kakak perempuannya yang memberitahu Luzhou soal nilai matematikanya.

Sementara Luzhou nampak kebingungan saat Han Mengqi kesal padanya.

"Mengqi." Panggil Nona Yang yang sedang menyetir dengan nada bicara yang lembut.

Han Mengqi masih cemberut dan enggan menyahut.

Sepertinya ia masih merasa canggung di depan ibunya.

Itu karena Nona Yang memasang lebih dari selusin kamera pengintai, bukankah itu memang agak mengerikan dan wajar saja jika Han Mengqi jadi menjaga jarak dengan ibunya?

Suasana di dalam mobil menjadi sedikit tegang karena kesenjangan hubungan di antara ibu dan anak tersebut. Han Mengqi tampak mengalihkan pandangannya ke jendela dan tidak berbicara sama sekali.

Nona Yang yang sedang menyetir tiba-tiba bertanya, "Aku dengar Luzhou menolak tawaran dari Grup Shunfeng, apakah itu benar?"

Luzhou sedikit terkejut saat mendengar pertanyaan barusan. Lalu ia tertawa dan menjawab, "Iya, benar. Bagaimana Anda bisa tahu?"

"Apakah kamu ingin memulai bisnis?" Tanya Nona Yang.

"Saya memang berencana untuk melakukannya, tetapi sekarang saya masih ingin fokus kuliah."

Nona Yang menggelengkan kepalanya lalu melanjutkan ucapannya. "Jika kamu memiliki ide yang bagus dan membutuhkan dana, kamu boleh menghubungiku. Meskipun aku tidak bisa membantumu sepenuhnya, tetapi saya bisa mengenalkan beberapa orang investor padamu. Tetapi apakah kamu akan mendapatkan investor atau tidak, itu tergantung pada dirimu sendiri."

Luzhou mendengarkan Nona Yang dengan seksama.

Karena hal tersebut merupakan sarang yang diperlukan dari seseorang yang sudah berpengalaman dan tidak bisa dipelajari di dalam kelas.

Akan tetapi Han Mengqi tampaknya tidak begitu menyukai ucapan ibunya. Ia justru sedang bersenandung kemudian berbisik, "Selalu saja membahas urusan pekerjaan padahal sudah bukan jam kerja."

Nona Yang tampak terkejut dengan perkataan putrinya barusan.

Dan suasana di dalam mobil pun kembali hening.