webnovel

Si Malakama!

"Zhy. You Ok ?" Tangan kecil itu merengkuh pundak zizi. Zizi mendongak keatas. Dilihatnya helen dalam binar lampu---Helen mengangkat tubuh Zizi berdiri sejajar dengannya. "Helen... Im Ok." Ujar Zizi dengan cepat meraih tubuh Helen lalu Ia peluk erat " Im so sad. I dunno whats happen here. I really really confused len .." Ia menangis sejadi jadinya. Tak sanggup ia menahan---wajahnya sepenuhnya terbenam dibahu Helen. "Jangan gitu Zhy. Gue gak bisa lihat lu kek gini. Please yang kuat." Helen membalas pelukan Zizi lebih erat. "Gue disini temenin Lu.ok!" Lanjutnya memberi perhatian. Malam itu harusnya menjadi malam membahagiakan buat zizi namun apa yang terjadi bukanlah seperti harapan zizi. Semuanya hancur lebur. Hanya ada senduh dan kekecewaan terlukis dimata zizi dibarengi air mata yang terus menetes. Belum lagi ketakutan yang menimpahnya akan apa dan bagaimana ia harus menjawab Rey. - Bagaimana sebenarnya perasaan Stiven terhadap zizi ? - apakah akan ada perubahan yang terjadi pada hatinya, tepat pada usianya sebelum sweet seventeen?!

Citra_Zizi · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
3 Chs

Penguntit

Pukul 14.45 pm.

Bel sekolah berdering panjang menandakan waktu pelajaran terakhir usai--semua kelas dibubarkan.

"Hi sinikel." begitu Ika menyapa zizi sambil nyengir. Sedang yang disapa terus berjalan tanpa perduli dengan keberadaan Ika disisi kanannya "buruburu amat Neng" ujar Ika lagi sembari mempercepat langkah hendak menyeimbangkan langkah zizi.

Melihat adegan kejar-kejaran Ika dan Zizi. Buru-buru si helen merangkul tangan kiri Ika. Ia juga tak mau kalah ikut dalam permainan keduanya.

"Eh si cewek sinikel mau pulang bareng aja ?" Ika bertanya kembali pada zizi. Lalu dijawab tegas oleh zizi dengan jawaban yang masih sama "Nggak!"

"Dijemput yah, emang?" Kini Helen yang gantian menanyakan hal itu namun Zizi hanya diam tak merespon apapun, Zizi terus berjalan.

"Kalo gak, yaudah sama-sama aja yuk! aku anterin sampe rumah." Ika memperjelas maksudnya dan terus membuntuti zizi.

"Bisa sendiri. Thanks" jawab zizi yang akhirnya menghentikan langkah dengan mimik wajah yang mulai kesal dan Ika yang Melihat perubahan rona wajah zizi, akhirnya memutuskan berhenti dan berbalik arah.

"Hadeh sinis banget sih mba, Haha"sindir  Ika kemudian melanjutkan langkah, dan jelas helen mengikuti. Namun sekarang keduanya sudah berlawanan arah dengan zizi.

"Sudah biasa anak-anak menyebutku seperti itu. Bukan pertama kalinya. Bahkan sudah tidak terhitung berapa kali aku dikucilkan karena sifat sinisku." Bisik zhy dalam hati.

***

Sekarang zizi tiba dirumah lebih cepat dari biasanya. Sebab ada beberapa hal yang dulu ia lakukan sebagai daily rutine di Sekolah, sekarang sudah tidak lagi.

"Assalamualaikum Mam.." zizi yang baru tiba dirumah hanya memberi salam, lalu menerobos masuk begitu saja.

"Wallaikumsalam sayang. Loh kok pulangnya cepet, gak bimbingan dluh?" Deby yang berada di ruang tivi menyambut salam dari zhy, namun Ia tidak mendapat salim seperti biasanya. Sebab, setelah memberi salam zhy langsung menerobos menuju lantai atas.

"Udah gak bimbingan lagi Mami.. Kan udah kelas sebelas. Udah gak ikut olimpiade biologi lagi" terang Zizi sembari melenggang naik ke lantai atas..

"Eh Lupa salim ke Mama kamu sayang" Protes Deby.

"Ups" Zizi tertawa kecil. Kemudian dengan suara manja zhy yang kini berada di anak tangga teratas beratraksi seolah meraih tangan kanan Deby dan menciumminya.

Deby yang melihat tingkah Jail Zhy hanya bisa merana dari lantai bawah.

"Nah tuhkan kenapa sih gak ikut saran mami aja, kenapa gak ambil ipa, coba! Alasannya apa?" Tanya Deby.

"Kan gak mau jadi dokter maam. Jadi gak musti masuk Ipa jugakann.." Ujar Zhy dengan terus berjalan di koridor lantai atas menuju kamar.

Setelah sudah berada didepan pintu kamar, Zhy berhenti sejenak sembari memegang kenop pintu hendak membukanya, namun niatnya terurung, Ia mundur perlahan dan menengok kembali kelantai bawah sekedar melihat Deby.

"Mam" panggilnya. Dan Deby mendongak menatap zizi dari lantai bawah (ruang tivi)

"Ada hobby baru yang pengen Zizi geluti" terangnya, tak ingin membuat Deby kecewa.

...dan dari bawah Deby hanya bisa menatap sekaligus terdiam mendengar alasan Zizi itu. 

"Percaya aku Mam" lanjutnya tersenyum.

Karena tidak lagi ada respon apapun dari Deby, maka Zhy secepat kilat menarik Kenop Pintu untuk membukanya "aku Masuk Mam" teriak zizi yang sudah berada di ambang pintu, dan selangkah lagi Ia sudah benar-benar hilang dari Pandangan Deby.

"Makan dluh sayang!" Kata Deby memperingati dengan suara yang sedikit berteriak, sebab Zizi sudah tidak bisa terlihat lagi olehnya dari lantai bawah.

Mendengar peringatan Deby, Zizi reflek menahan Langkah dan membiarkan tangannya terus memegang kenop pintu "Kenyang mam.. tadi diKantin Sekolah udah makan." Teriak Zizi.

Deby mendengus "Tapi Sayang"

"Udah yah, Bay Mam" Pamit Zizi kemudian dengan cepat melangkah masuk kedalam kamar, tidak lupa Ia menarik keras kenop pintu agar tertutup.

Sejujurnya, Zizi sedaritadi ingin segera hilang dari pandangan Deby dan juga celoteh tentang jurusan yang belum diterima.

***

Seperti biasa, jika tidak ada aktifitas belajar di luar rumah pada sore hari, seperti kursus atau bimbel. Maka zhy hanya akan berdiam diri di kamar, sekedar membaca, menulis atau menjawab soal-soal ulangan di LKS.

Di bandingkan dengan anak lain pada umumnya, memang kebiasaan Zizi termasuk diluar kata Normal. Yah seperti julukannya sang Introvert. Mau bagimana lagi, kan yah????

Entah apa yang membuatnya senyaman itu di kamar sederhana miliknya.

Kamarnya yang hanya berukuran 4x6. Tidak luas, hanya ada 1 ranjang dengan bed untuk ukuran tubuh mungil zhy, juga ada lemari 4Pintu, dan ditambah 1 set meja belajar serta kipas angin gantung berukuran mini.

Benar-benar sederhana bukan???? Tapi itulah kenyamanan SEJATI buat seorang kutubuku, Yaitu Zizi Tungga Pradita!

***

Pukul 06.30 pm-- tepatnya usai maghrib--waktunya makan malam. Karena malas makan nasi, zhy merengek ingin sesuatu yang lain.

Zizi menghampiri Deby di meja makan "Boleh gak mam, zhy minta jajan depan ?" Pintah zizi dengan mimik wajah yang dibuat semanis mungkin.

Deby yang sedang sibuk menata meja makan akhirnya harus berhenti sejenak, Ia berbalik ke arah Zizi   "Jajan apa malam gini?" Tanyanya dengan suara tegas pertanda tak mengizinkan.

Zizi melebarkan senyumnya sekali lagi berharap akan di beri izin  "Ada tuh yang manggil-manggil, Sate te satee." zizi memelas sambil meniru suara penjual sate.

Sedang Deby hanya bisa menggelengkan kepala "gak ada jajan-jajanan diluar!" Tolaknya mentah-mentah dan membuat Zizi mendengus kesal.

"Pengen mam." Protesnya sembari mengelus perut kecilnya.

Sepanjang protes Zizi, Deby terus menggelengkan kepala "Gak ada, Kamu makan vitamin! terus makan nasi, rendang dan sayur. Jangan membantah, Nurut sama mama!"

"Ih mamiiiii...." teriak Zizi kesal sembari duduk disalah satu kursi mejàmakan.

"Papa kamu gak ada yah. Gak ada yang nolongin, jadi Nurut sama mama!" Pinta Deby  memberi semangkuk Sop dan piring berisi Nasi dan rendang.

Zizi yang sudah duduk manis hanya menatap datar Deby sambil mengangguk malas "Iya-iya ibu Negara" ujarnya kemudian memasukkan sesendok Sop kedalam mulutnya.

Deby menghela Napas pelan " terimakasih" ujarnya tersenyum lalu ikut duduk makan malam bersama Zizi.

Begitulah keseharian Zizi. Dirumah dia seperti bayi. Yang makan, Minum, tidur sampai bangun kembali segalanya di jadwal oleh Deby.

Bukan menurut namun sudah rutinitas sejak kecil. Makanya membantah itu percuma saja!

***

Pukul 06.40 am.

Matahari sudah terlihat teriknya dari balik jendela kamar zizi. Membuat seketika mata zizi silau oleh cahayanya.

Zizi tersadar bahwa Deby pasti sudah membangunkannya sejak tadi. Lihat bagaimana gorden itu terbuka lebar menampilkan seluruhnya isi kamar Zizi.

"Untung lantai dua dan depannya bukan rumah tetangga, coba kalo rumah tetangga mungkin sudah puas mereka melihatku dengan gaya tidur seperti ini" begitu celoteh zizi yang menyadari dirinya terbangun oleh terik mentari pagi yang menembus jendela kamar yang sudah tak tertutup gorden lagi.

...dan sebenarnya Zhy sudah bangun sejak jam4 Subuh---sesuai alarm. Namun, setelah sholat subuh, ternyata Ia masih merasakan kantuk yang memaksa matanya untuk terpejam.

Yah bagaimana tidak ingin terpejam, mata itu sejak Jam 4 sore hingga Midnight terus saja di paksa bekerja. Begadang karna tugas sekolah yang menumpuk, dan itulah alasan Ia baru bangun setelah mendapat alarm langsung dari alam semesta(terik mentari).

Membiarkan tubuhnya tetap rehat di atas kasur dan di balik selimut selama 10Menit, hingga nyawanya terkumpul utuh, Zhy akhirnya beranjak dari tempat tidurnya.

Ia bergegas menuju kamar mandi, takut kalo ia akan terlambat.

Pakaian Seragam sudah Rapih Ia kenakanan kemudian Ia sarapan seadanya, susu dan roti bakar pake Keju.

Setelah sarapan selasai, Zizi siap untuk berangkat ke sekolah.

Karena Gandhy lagi diluar kota, makanya zhy berangkatnya naik angkutan umum.

"Hati hati yah sayang." Ucap Deby setelah Ia sudah tiba Halte bersama Zizi.

Pagi ini Deby meluangkan waktu untuk mengantar zhy ke Halte, walopun sebenarnya membuat zhy risih. Namun Deby terus berdalih kalo itu bukan semata mengantar, melainkan Deby ingin berjalan sebentar berkeliling kompleks.

Meski zizi tau itu hanya Alibi Deby.

"Ok mam" ucapnya kemudian mencium punggung tangan Deby.

"Udah sana balik! Pakek ikutin sampe Halte. Ada ada aja." Lanjutnya sembari memaksa Deby untuk segera meninggalkan Halte.

Deby enggan berjalan, Ia menatap Zizi "Yakin, mama tinggal?" Tanyanya ragu.

Zizi mengangguk kuat "iya beneran. Mama pulang aja!"

"Mama ini apa-apan sih, emang aku ini bayi, pake dijagain, ada-ada aja sih"

Begitu zhy mengomel merasa terlalu diperlakukan bak bayi oleh Deby.

Deby akhirnya mengalah, Ia mengembangkan senyum lebar "Baiklah Mama pulang. Bay" ucapnya kemudian melenggang meninggalkan zizi di Halte.

***

Rumah zhy dan sekolahan jaraknya dekat. Zhy hanya perlu menaiki satu angkutan umum satu arah. Sekitar 15Menit saja Ia sudah tiba di sekolah.

Setiba di gerbang sekolah. Zhy melangkah masuk menyusuri stapak menuju kelas. Zhy memang malas mengikuti koridor, karena banyak murid yang berjejer seperti tiap harinya.

Pagi itu seperti biasa apel pagi dimulai pukul 07.00 am.  Lalu rutinitas belajar mengajar dimulai.

Pelajaran pertama berlangsung bersama Pak Mukmin.

...dan setelah tiga jam pergantian guru dan tiga jam selanjutnya.

Pukul 11.45 am--waktu istrahat.

Hari ini sabtu--jadwal guru rapat. Makanya banyak kelas yang ribut, girang karena tidak ada guru. Begitupula anak ips satu, kelas zhy benar-benar ribut saat ini.

And just Information, Geng ngeyel Ika sekarang bertambah dua personil, yaitu Rara dan Fira!

Keduanya anak sepuluh-H, teman sekelas zhy. Namun, tentu zhy tidak terlalu memperdulikan mereka berdua, bahkan kenal pun mungkin tidak!

Dan karena hari ini, hari sabtu, maka tugas sekolah sudah semakin menumpuk.