webnovel

SHEILA : Skate Love

Memberanikan diri dan merelakan hatinya jatuh kepada wanita yang acuh, dingin dan bermental baja? Ya. Itulah yang dilakukan seorang lelaki yang tidak pernah tahu bagaimana rasanya menjomblo. Ilham Satyanara. Lelaki tampan yang dikagumi oleh banyak kaum hawa, namun tidak pernah membuatnya menjadi seorang playboy atau bahkan mempermainkan hati wanita. Baginya, satu wanita saja cukup. Dan hanya satu yang harus ia bahagiakan. Bagi Ilham, dengan mudah mendapat dan mengambil alih hati wanita. "Nggak ada satu pun cewek yang mampu menolak pesona seorang Ilham" Kata-kata mutiara yang selalu ia lontarkan untuk membanggakan dirinya sendiri. Namun, memang benar adanya. Sayangnya, kata-kata mutiara tidak berguna dan tidak terpakai sama sekali ketika ia bertemu dengan seorang wanita yang dua tahun lebih tua di atasnya. Sheila Aksadana Setyaningrum. Gadis tomboy yang memiliki kharisma terpendam, namun enggan untuk membalas cinta Ilham. Sheila adalah seorang gadis yang memiliki hobi bermain skateboard. Ia senang hidup di atas panasnya aspal dan berbaur dengan para lawan jenis yang satu hobi. "Terus, kalo lo ganteng, bakal bikin gue cinta gitu sama lo? MIMPI!" Tapi tidak ada kata menyerah dalam kamus Ilham. Ia terus saja berusaha mencari cara untuk bisa mengambil hati Sheila. Sampai ia rela berlatih skate, hanya untuk menyeimbangi hobi Sheila yang sebenarnya sulit ia lakukan. (Halo.. Ini adalah karya keduaku. Semoga kalian suka, yaa! Jangan lupa review dan tinggalkan komen kalian!.) Cover by : @JieunDesign

Fenichaan · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
321 Chs

Arena Bermain

Tidak terasa, haris sudah semakin sore. Febi dan Sakti telah berada di dalam mobil menuju pulang. Sepasang yang statusnya masih belum jelas itu hanya terdiam, seperti enggan untuk membuka suara.

Hanya terdengar alunan musik romantis yang menggema di dalam mobil. Febi beberapa kali melirik ke samping, memastikan kalau Sakti masih hidup.

"Feb."

"Sak."

Keduanya menjadi lebih canggung. Apalagi Febi, gadis itu sudah memalingkan wajah ke arah jendela. Jantungnya berdegup kencang sembari menahan napas karena dirundung oleh rasa gugup.

"Lo mau ngomong, apa?"

"H--hah?" tanya Febi sambil menoleh cepat.

"Lo tadi manggil gue, kan? Ada yang mau lo omongin?"

"Hmm... anu... boleh nggak, kalau kita jangan dulu pulang?"

Sakti menoleh sambil mengerutkan kening. "Emangnya, kenapa? Kita mau ke mana dulu?"

"Gue pingin refreshing, Sak. Pingin cari hiburan. Lo mau?"

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com