webnovel

Chapter 28: Chaos (Part 1)

Lobak POV

Lobak menghembuskan napasnya kasar dan menatap tubuh Clara yang tertidur di kasur Lobak. Lobak berjalan menghampiri pintu lalu ia menatap Rose yang membawa nampan. "Apa kau akan mengejarnya?" Lobak menggelengkan kepalanya.

"Gue mau ke Irene" Rose hanya diam dan menghalangi jalan Lobak, "dengar..." Lobak memeluk Rose lalu ia menghembuskan napasnya kasar. "Apa kau..." Lobak menggelengkan kepalanya, "aku..." Rose mendengkus kesal lalu ia menyerahkan nampannya kepada Lobak.

"Rose!" Lobak langsung menaruh nampannya di meja belajarnya dan mengejar Rose. Lobak menahan lengan Rose. "Lepas...." Lobak langsung mencium bibir Rose dengan lembut. Lobak merasakan jantungnya berdetak dengan cepat.

"L-Lobak..." Lobak menengok ke samping kirinya dan menatap Irene yang kini membawa baskom yang berisikan darah ayam, "I-Irene gue..." Irene berjalan menghampiri Lobak dan menampar pipinya.

"Jahat lo ya!?" Lobak menahan lengan Irene, "lepasin gak!?" Lobak masih menahan lengan Lobak. Ia mendorong Lobak hingga punggungnya terbentur dengan pintu mobil milik Rose, "Lo.... lo munafik ya, munafik" Lobak merasakan lidahnya sangat kelu.

"I-Irene... please, g-gue...." Irene meletakkan baskom yang berisikan darah ayam tersebut lalu ia berjalan menuju rumahnya, "Gue werewolf!" Irene menghentikan langkahnya. Lobak menghembuskan napasnya kasar lalu ia berjalan menghampiri Irene dan menepuk pundaknya.

Irene menatap mata Lobak yang kini berubah menjadi hijau, "kenapa lo gak bilang sama gue!? Lo tau gak sih, lo buat gue berharap tau gak!?" Lobak menghembuskan napasnya kasar lalu ia menatap Irene bersalah.

"Gue mita maaf, Rene. Gu-gue..." Irene menampar pipi Lobak untuk yang kedua kalinya. Lobak hanya diam dan ia kini menatap Irene, "gue kira lo beda, Lobak! Gue kira lo itu beda!" Lobak hanya diam dan menatap Irene masuk ke dalam rumah dan mengunci rumahnya.

Rose menghampiri Lobak lalu ia menatap matanya. Rose masih menatapnya dengan datar, "mengapa kau belum mengatakannya!?" Lobak menghembuskan napasnya kasar, "gue gak mau ngecewain dia..." Rose menampar Lobak dan kini menatapnya tajam.

"Aku sungguh kecewa padamu" Rose berjalan menuju mobilnya dan ia pergi dari perkarangan rumahnya. Lobak menghembuskan napasnya kasar dan menatap kepergian Rose. Lobak menghembuskan napasnya kasar lalu ia berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Ia duduk di pintu dan menyandarkan punggungnya di pintu. "Apa yang harus gue lakukan, Rin? Kedua orang yang gue sayangi udah pergi" Lobak hanya menghembuskan napasnya kasar lalu ia memejamkan mata sambil memeluk lututnya.

Lobak mendengar suara ketukan pintu lalu ia membukanya dan ia melihat Young Jae yang kini menatapnya, "denger..." Young Jae memeluk Lobak dan membuat Lobak bingung, "permisi?" Young Jae tersenyum kepada Lobak dan memberikan baskom yang berisikan darah ayam.

"Kau akan menjadi ratu yang hebat, Yang Mulia" Lobak mengerutkan keningnya, "dan... ini" Lobak mengambil paperbag yang berisikan belanjaan, "ini... titipan dari tetangga anda" Lobak menengok ke sebelah kanannya.

"Oke, makasih" Young Jae menganggukkan kepalanya lalu ia menutup pintunya menggunakan kaki. Lobak berjalan menuju dapurnya dan ia meletakkan belanjaan tersebut. "Aaaarrghh..." Lobak langsung berlari menuju kamarnya dan melihat Clara yang sudah sadar.

Lobak berlari menuju dapurnya untuk mengambil baskom yang berisikan darah ayam. Lobak berjalan cepat dan ia berusaha agar darahnya tidak jatuh ke lantai dan mengenai dirinya. Ketika ia sampai di kamar, ia mendapati Clara sedang menggigit hamester peliharaannya.

Clara menatap dirinya dan matanya berubah menjadi berwana orange. "Siapa lo!?" Lobak menaruh baskom tersebut di meja dan menatapnya. "Lo siapa!?" Lobak menghembuskan napasnya kasar dan merubah matanya menjadi hijau.

Rose POV

Rose menopang dagunya lalu ia menatap Young Jae, "apa menurutmu aku terlalu keras padanya?" Young Jae menggelengkan kepalanya lalu ia menatap Irene yang menangis, "Mengapa kau menangis?" Irene tidak menjawab pertanyaan Rose dan masih menangis.

"Aku ingin mengambil angin segar" Rose berjalan menuju taman belakang rumah Irene dan melihat Lobak yang mendorong Clara hingga jatuh. "Lobak!?" Rose yang ingin melompat langsung di tahan oleh Young Jae.

"Dia... bisa mengawasinya" Rose menghembuskan napasnya kasar lalu ia menatap ke bodyguardnya yang lain, "Liam dan Hanks, tolong kalian lihat apa yang terjadi di sana, sekarang dan laporkan kepadaku!" Rose langsung berjalan masuk dan mendapati Irene yang masih menangis.

Flashback on

Rose membuka pintu rumah Irene dan ia melihat Lobak dan Larry sedang bermain Dark Deception. "Anjir... lo jago amet" Lobak hanya diam dan fokus memainkan game tersebut. "Gue kalo jadi Dough gak akan nyia-nyiain keluarga gue" Lobak meminum air putihnya.

"Ini chapter berapa?" Lobak menengok ke kirinya dan mendapati Rose yang kini sudah duduk di samping Lobak. "Mascot Mayhem" Lobak menghembuskan napasnya kasar lalu ia menatap ke layar tvnya. "Shit!" Lobak memakan popcornnya.

"Lobak?" Lobak menatap Rose lalu ia membersihkan jari-jarinya dengan baju, "abis 2 level ini ya? Bener-bener tanggung" Rose memutar matanya malas lalu ia berjalan menghampiri Irene yang sedang mencuci piring.

"Apa kau mempunyai hubungan dengar lelaki itu!?" Irene menggelengkan kepalanya, "dia friend with benefit" Rose tersedak saat mendengar statusnya dengan Larry, "dia menyukaimu" Irene hanya berdehem. Rose hanya diam sambil menatap Irene yang sedang mencuci piringnya.

"A..." Rose menganggukkan dan Irene menatapnya bingung. "Aku ingin berbicara sesuatu kepadamu, Irene" Irene mengeringkan tangannya lalu ia menghembuskan napasnya kasar, "ternyata bener" Rose menatap Irene bingung.

"Lobak itu werewolf, kan?" Irene memelankan suaranya. Rose menganggukkan kepalanya lalu ia menghembuskan napasnya kasar, "apa dia s-sudah memberitahumu?" Irene menghembuskan napasnya kasar dan menggelengkan kepalanya.

"Gue gak sengaja denger omongannya dia sama Kyung Won" Rose hanya diam, "gue kira dia... ngajak makan di luar waktu itu buat ngomong ini, buat..." Rose mengusap pundak Irene. "Aku tahu..." Irene menghembuskan napasnya kasar dan menatap Rose.

"Semoga lo langgeng" Rose menganggukkan kepalanya dan menatap Irene, "cobalah buka hatimu untuk Larry" Irene menatap Rose. Irene menyandarkan punggungnya lalu ia menghembuskan napasnya kasar. "Ntahlah, Rose. Gue... gak ada rasa sama dia" Rose menatap Lobak yang sedang berbicara dengan Larry.

"Apa kau punya seseorang?" Irene menganggukkan kepalanya, "lo tau yang main Triple X yang jadi Hanz?" Rose menatap Irene, "gue mantannya Kenzie" Rose menganggukkan kepalanya. "Gue pengen kerjain Lobak" Rose menghembuskan napasnya.

"Aku ingin memperkenalkannya kepada tetua, apa kau ingin merencanakan sesuatu dengan ku?" Irene menatap Rose dan ia menganggukkan kepalanya. "Deal!" Rose dan Irene tersenyum dan mereka tertawa

"Lagi pula aku ingin membuat Lobak sadar betapa aku menyayanginya" Irene menganggukkan kepalanya lalu ia tersenyum.

Flashback off

Lobak POV

Lobak menghembuskan napasnya lega dan kini ia melihat Clara yang menatapnya. "Kenapa lo boong sama gue?" Clara hanya diam, "gue.... sayang sama lo, tapi... kalo lo jujur gue berhenti ngejar lo!" Lobak menghembuskan napasnya kasar.

Clara hanya diam, "dan sekarang lo... bukan manusia lagi, Clara" Clara terdiam dan menghembuskan napasnya. "Gue..." Lobak berjalan keluar menuju kamar ruang tamu lalu ia duduk di kasur dan merebahkan tubuhnya. "Aku merindukanmu"

TBC