Rapat pertemuan masyarakat dan pengelola sekolah alam sedang berlangsung. Shasha datang terlambat di pertemuan itu. Ibu Rustina malah menyangka Shasha tidak hadir. Shasha menyalami ayahnya. Tanpa di duga Pak Walikota malah memeluknya dan memberi ciuman di kenangnya. Hingga menggemparkan yang hadir. "Mohon maaf bapak dan ibu yang saya hormati, selama ini Shasha tidak jujur dengan anda semua", Ruangan itu jadi gaduh. Mereka tidak mengerti maksud bapak Walikota. Shasha menatap wajah ayahnya penuh harap, agar rahasia mereka tidak terbongkar. Pak Rahmat dan Shasha berbicara sambil berbisik. Ruangan itu di penuhi tanda tanya. Bapak Walikota mengangkat tangannya menenangkan warga yang ingin tahu apa yang mereka bicarakan, hingga wajah Shasha berubah tegang.
"Tenang bapak-bapak, ibu-ibu semua ya!" Renaldi, camat daerah itu berusaha menenangkan warganya. Ia sudah lama tahu status Shasha. Rebaldi sebenarnya adalah keponokan Isaac, kakek Shasha. Ibu Renaldi saudara sepupu Isaac. Jadi Renaldi dan Shasha saudara sepupu.
Warga yang hadir di ruangan itu masih tak mengerti dengan maksud bapak walikota, ada apa dengan Shasha? Kenapa Shasha tidak jujur?Tidak jujur dalam hal apa? Selama ini Shasha anak yang baik dan sopan. Tidak pernah bikin masalah. Shasha adalah teladan mereka semua. Mereka semua penasaran.
Bapak Walikota angkat bicara.
"Bapak-bapak, ibu-ibu yang saya muliakan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, hari ini saya ingin sampaikan. Kalau Shasha ini sebenarnya anak kandung saya". Barrrr. Suara gaduh dengan segera memenuhi ruangan itu. Berita ini sungguh mengejutkan mereka. Teramat sangat mengejutkan. Bagaimana bisa?!
Ibu Rustina terpana. Juga imam mesjid di kampung itu, ibu kost Shasha. Mulut mereka terkejut. Shasha anak kesayangan mereka adalah putri walikota.