Ada dua lampu yang bergoyang-goyang di luar pintu utama yang membuat tulisan 'Kediaman Barat' tampak buram dan gelap.
Itu juga alasan yang menyebabkan Gu Xi Jiu yang asli salah paham. Dia mengira tempat itu adalah kediaman tunangannya, Rong Yan, yang merupakan pangeran kedua belas yang memiliki gelar 'Raja Barat.' Dia memasuki kediaman itu tanpa perasaan waspada dan karena itu dia kehilangan nyawanya.
Gu Xi Jiu berteleportasi [1]1 keluar dari kediaman itu, saat dia menoleh untuk terakhir kali dengan menyunggingkan senyum keji.
Beranggapan bahwa apa yang dia pikirkan benar, Pangeran Kedua Belas terburu-buru membatalkan perjanjian pernikahannya dengan Gu Xi Jiu. Maka dari itu, ia menggunakan strategi jahat untuk memancing tunangannya agar pergi ke tempat itu ….
Gu Xi Jiu yang asli seperti domba di mulut harimau setelah memasuki kediaman itu. Bahkan jika gadis itu selamat, reputasinya akan hancur. Karena itu, Pangeran Kedua Belas dapat dengan mudah membatalkan perjanjian!
Saat ini, seluruh kediaman itu berada dalam keadaan sangat sibuk dan kacau-balau. Rupanya, semua orang di kediaman itu telah menyadari kematian Pangeran Le Hua. Para prajurit akan segera mengejarnya ….
Gu Xi Jiu meninggalkan tempat itu tanpa berpaling.
.…
Jalan di pegunungan begitu terjal, dan kebetulan hujan deras melanda!
Gu Xi Jiu bersungut-sungut karena dia tidak siap menghadapi hujan yang datang tiba-tiba!
Pada satu sisi jalan pegunungan itu terdapat tepian tebing yang curam, dan di sisi lain ada jurang yang sangat dalam. Dia sama sekali tidak bisa menemukan batu besar untuk berlindung dari hujan.
Akhirnya, Gu Xi Jiu hanya bisa berlari di sepanjang jalan gunung itu, karena tidak berani berteleportasi dengan tubuh belia tanpa tenaga dalam ini. Lagi pula, tubuhnya cukup lemah, dan kondisi ini akan memengaruhi teleportasinya. Dia juga tidak terbiasa dengan struktur geografis gunung ini, dan mungkin saja tanpa sengaja dia berteleportasi ke tebing dan terperosok ke dalamnya. Dalam sekejap, katun tipis di tubuhnya basah kuyup.
Saat ini pertengahan musim gugur dan cuaca terasa begitu dingin. Hujan lebat yang dingin mencegahnya untuk membuka mata, dan dia tidak bisa melihat jalan dengan jelas.
Selain itu, langit malam itu terlalu gelap, dan dia tidak bisa menentukan arah jalan yang benar. Dia bahkan tidak menyadari kalau sudah salah jalan dan justru berbelok menuju jalan setapak yang lebih terpencil ….
Dia telah berlari sekitar tiga hingga empat kilometer sebelum menyadari bahwa jalan setapak itu lebih sulit untuk dilalui.
Meskipun jalan pegunungan yang dilaluinya tadi begitu terjal, jalan datar dari bluestone [2]2 itu cukup bersih dan tidak tertutupi oleh berbagai jenis rerumputan. Namun, jalan setapak itu penuh dengan gulma dan lumut.
Astaga! Dia salah jalan!
Ketika Gu Xi Jiu hendak berbalik arah, dia menyadari ada sebuah gua yang gelap di dekatnya ….
Dia merasa sangat senang dan memutuskan untuk menunggu di dalam gua itu sampai hujan reda.
Gua itu terletak di antara celah gunung dan tidak ada jalan yang memungkinkannya untuk sampai ke sana. Gua itu terletak lebih dari sepuluh meter di atas tempatnya berdiri. Dia bisa saja melompat tanpa bantuan tenaga dalam.
Gu Xi Jiu berkeliling di sekitar tempat itu dan menemukan dua sulur tanaman merambat yang sangat panjang. Dia membuat ikatan simpul khusus dan melemparkannya ke dalam gua. Tanaman merambat itu dengan sempurna terikat melingkari sebuah batu besar.
Dengan cepat dia memanjat melalui tanaman merambat itu.
Tak lama kemudian, dia memasuki gua yang gelap.
Angin kencang dan hujan mengguyur lereng gunung dan menyembur ke dalam gua.
Gua itu cukup besar dan dalam, Gu Xi Jiu berjalan masuk dengan pedang yang dia ambil dari Pangeran Le Hua.
Berdasarkan ingatannya yang asli, ada cukup banyak binatang liar yang berkeliaran di hutan. Mungkin, ada beberapa binatang besar yang bersembunyi di dalam gua saat turun hujan deras.