webnovel

Barang bekas

Rihana pov

"Aku mau minum itu." Rihana menunjuk salah satu minuman alkohol yang berjejer di bar. Dia bahkan tidak tau jenis nama minuman yang dia tunjuk. Dia hanya memilih botol transaparan yang berisi air bening,mirip seperti air putih biyasanya. Sepertinya minuman itu memiliki kadar alkohol rendah di banding minuman yang lainya. Tapi itu hanya pikiran Rihana saja karena sebenarnya dia tidak paham sama sekali dengan minuman beralkohol.

"Yakin mau yang ini.?" Tanya lelaki yang menjaga bar bertanya pada Rihana sambil menahan senyum. Entah apa yang ada di dalam pikiranya saat ini,dari cara dia tersenyum saja sudah bisa di simpulkan kalau dia seolah sedang mengejek Rihana.

"Ya,sudah aku bilang yang itu.!" Jawab Rihana ketus. Kembali Rihana arahkan jari telunjuk pada botol yang di tunjuk sebelum nya.

"Awas nanti mabok loh."ujarnya. Rihana hanya cuek saja memperhatikan bartender yang sedang menuangkan minuman milik Rihana dalam gelas kecil.

"Thank you.!" Rihana beranjak mencari sofa kosong sesudah membayar minumanya. Dia membawa gelas dan botol minuman yang sudah di pesanya tadi.

Duduk sendiri di pojok ruangan. Ditempat minim cahaya dengan dentuman suara musik disko,kepulan asap yang berterbangan,dan minuman yang memabukan yang tak pernah Rihana sentuh selama usianya 24 tahun.

Disaat beberapa temanya sudah menjadikan minuman haram itu sebagai minuman favorit mereka,dia bahkan baru akan mencobanya.

Gila memang,hanya karena sebuah penghianatan dan perselingkuhan itu,dia justru merusak dirinya sendiri dengan mendatangi tempat berbahaya ini sendiri. Tempat dimana orang-orang hanya mencari kesenangan sesaat. Ingin melupakan masalah tanpa harus menyelesaikanya.

Tapi tidak ada yang peduli.? Rihana sudah terlanjur sakit hati dengan hinaan kekasih dan sahabatnya. Dua manusia laknat yang tidak tahu malu itu menganggap Rihana hanya sebagai anak papi yang selalu menempel di bawah ketiaknya.

Hanya anak ingusan yang tidak tau indahnya dunia luar.

Rihana akui di usianya saat ini,dia tak bisa lepas dari papinya. Dia bahkan masih sering tidur sekamar dengan papinya jika sedang merasa lelah atau sedih karena teringat dengan mendiang maminya yang telah pergi 9 tahun silam.

Flashback on

        Anggap saja aku sedang membuang barang bekas di tempat sampah.

Memang tempat sampah cocok untuk pembuangan barang bekas atau sesuatu yang sudah tidak berguna lagi.!

Ku tatap tajam dua sejoli yang baru saja memakai pakean setelah bertelanjang bulat.

Aku melihat jelas bagaimana sahabatku bergerak liar di tubuh kekasihku,seperti manusia yang kerasukan setan. Ah,,,sepertinya mereka berdua memang setan. Setan yang berubah wujud menjadi manusia.

Aku tersenyum kecut,melihat sahabatku dan kekasihku yang tega menghianatiku. Entah bagaimana Tiara bisa datang ke apartemen kekasihku dan tidur denganya.

Aku benar-benar sakit hati ketika melihat semua ini,rasanya ingin menangis dan marah karna di khianati oleh orang yang aku cintai dan sahabat yang sangat aku percayai.

Harusnya saat ini aku sudah marah dan menangis,meluapkan rasa sakit ini. Namun aku melihat raut wajah Tiara tak menunjuk kan rasa bersalah sedikit pun kepadaku. Dia justru tersenyum meledek kearah ku dan duduk santai di sisi ranjang.

"Kalian menjijik kan sekali..!!" Teriak ku untuk kedua kalinya. Pertama saat masuk kedalam kamar Dirga dan memergoki mereka sedang mendesah kenikmatan.

"Han,ini nggak seperti yang kamu lihat." Dirga yang tidak tahu malu itu mulai berjalan mendekat padaku,mengucapkan hal yang membuatku tertawa. Bagaimana bisa Dirga mengatakan hal itu sedangkan aku melihat dengan mata kepalaku sendiri mereka melakukan hubungan terlarang,berhubungan badan layak nya suami-istri.

"Dirga.! Dirga.!" Teriak ku sambil bertepuk tangan.

"Rupanya bukan hanya menjijikkan,tapi kamu juga bodoh.!"  Aku mencibir kesal.

Aku mencibir kesal.

"Sama bodohnya dengan jalang ini.!" Aku mendekat dan menunjuk wajah Tiara. Tanganku langsung di tepis kasar olehnya.

"Harusnya kamu menunjuk dirimu sendiri Rihana,," ucap tiara sambil meledek ku.

"Kamu yang bodoh.! Saking bodohnya kamu sampai baru tahu kalau aku punya hubungan dengan Dirga."

"Emangnya kamu pikir ini pertama kalinya kami tidur bersama.?" Tiara tersenyum puas kearah ku. Dia begitu bangga tidak hanya satu kali berhubungan intim dengan Dirga.

"Ra,,!!" Bentak Dirga. Dia terlihat takut jika hubungan lama itu akan terbongkar hingga memperingatkan Tiara untuk diam.

"Biyarkan saja sayang,biarkan anak ingusan ini tahu." Serunya. Tanpa sadar aku mengepalkan kedua tangan ku. Tiara begitu mudah memanggil kekasih ku dengan sebutan sayang, bisa di tebak seberapa lama mereka bermain gila di belakangku.

"Rihana,,! Kamu itu harusnya ngaca,mana ada cowok normal yang pacaran cuma sekedar ciuman aja..! Dirga bukan anak kecil lagi,,!"

"Kamu itu terlalu polos atau bodoh." Dengan entengnya Tiara mencibirku. Mengatakan hal buruk kepadaku, rupanya dibalik sikap baiknya padaku selama ini, Tiara memiliki sifat yang sangat mengerikan. Dia bukan sahabat baik yang selama ini aku kenal.

"Aku nggak murahan kayak kamu ra,!"

"Gampang melempar tubuh secara gratis di ranjang kekasih sahabatmu sendiri,kamu nggak lebih dari seorang pelacur.!"

Aku meneriak kan kata terakhir,ingin rasanya membuat Tiara sadar betapa menjijikkanya dia karna sudah tidur dengan kekasihku.

"Dasar sialan.!" Tiara ingin menamparku,tapi Dirga menahan tanganya.

"Sayang anak ingusan ini sudah menghinaku." Ucap Tiara tak terima.

"Jangan ra,biarkan saja."

"Kamu hanya akan mengotori tanganmu."

Aku tersenyum geli melihat dua sejoli itu. Interaksi yang membuat ku muak melihatnya.

"Ya ampun Dirga sayang,,," aku terkekeh sinis.

"Bukanya jalang memang kotor.?"

"Han sudah..!" Dirga membentakku. Hal yang tak pernah dia lakukan sejak kami menjalin hubungan selama 4 tahun ini.

Aku benar-benar kecewa dan sakit hati padanya.

"Sebaiknya kamu pulang saja. Kita akhiri hubungan ini." Dengan enteng nya Dirga mengusirku dan memutuskan ku di depan Tiara.

Lihat bagaimana Tiara yang senang meledek ku karna Dirga lebih memilihnya dan membelanya.

"Tentu saja aku ingin cepat mengakhirinya."

"Aku terlalu mahal dan berharga untuk lelaki yang tidak bermodal seperti dirimu.!"

"Dan kamu.!" Ku tunjuk wajah Tiara.

"Kamu memang pantas mendapatkan bekas.!"

Aku segera berbalik badan. Ingin cepat-cepat  pergi dari hadapan mereka,rasanya semakin muak berlama-lama  disana.

"Dasar sialan,pulang sana.! Jangan lupa langsung sembunyi di ketiak papi kamu sambil nangis.!"

Aku menghentikan langkah ku ketika mendengar teriakan Tiara yang mencibirku.

Rasanya ingin berbalik badan,menghampirinya dan memberikanya hadiah tamparan di wajah nya yang sangat pas-pasan itu. Namun aku mengurungkan niat, tak ada untung nya meladeni orang yang tidak tahu malu seperti mereka berdua.

Aku melepaskan laki-laki yang sudah 4 tahun bersamaku. Lagipula Dirga memang tidak pantas untuk di pertahankan.

Flashback off