webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
372 Chs

436. Fauzan's Confusion

"Nadia?! Kamu ada di mana? Kamu tidak apa-apa kan? Kamu baik-baik saja kan? Kenapa sampai sekarang kamu belum pulang juga?!" tanya Fauzan dengan setengah berteriak.

Fauzan tidak sadar jika ia berbicara sembari berseru. Membuat Nadia yang sedang berbicara dengannya tidak memiliki kesempatan untuk menjawabnya.

"Zan?" Baru terdengar suara Nadia yang membalas Fauzan begitu Fauzan dari tadi terus berbicara.

"Nadia? Katakan kami ada di mana? Aku akan menjemputmu sekarang juga," ujar Fauzan. "Tapi, kamu baik-baik saja kan?" tanya Fauzan lagi, di mana pertanyaan pertama belum dijawab Nadia.

Nadia tidak bisa menjawabnya bukan hanya karena Fauzan bertanya terlalu cepat. Tapi, tentu saja ia saat ini sedang menahan air matanya. Nadia, merasa sangat terharu. Tentu saja, karena Fauzan yang sangat mengkhawatirkannya.

Nadia bisa saja menangis saat ini juga. Rupanya, ketika mengetahui Nadia yang belum pulang dari kos, Fauzan tidak marah. Ia justru mencemaskan Nadia seperti itu.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com