webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
372 Chs

401. To be Friend

Fauzan dan Erick masih saling bertatap mata. Saat ini, Fauzan sama sekali tidak memikirkan soal Erick. Dari tadi, kepalanya hanya terus saja memikirkan Nadia. Tapi, kenapa tiba-tiba saja Erick muncul di depannya?

Seperti yang sudah-sudah, Erick terus berjalan melewati Fauzan. Berusaha untuk menghindar dan melengos begitu saja. Enggan tersenyum, apalagi menyapa. Fauzan memperhatikannya, dan bisa menebak apa yang akan dilakukan Erick.

"Rick?" panggil Fauzan pada Erick.

Erick otomatis menoleh ke arah Fauzan. Saat Erick menoleh, Fauzan bisa melihat wajah Erick yang nampaknya tidak mempedulikannya.

"Kau sudah pulang duluan?" tanya Fauzan lagi.

"Untuk apa kau menyapaku?" balas Erick dengan nada congkak.

Fauzan menarik nafasnya perlahan. Ia tahu jika akhirnya akan jadi begini. Ia lalu hanya mengalihkan pandangannya dari Erick.

"Maaf, sudah mengganggu," kata Fauzan yang kembali memberikan nada dengan dinginnya pada Erick.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com