webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
372 Chs

356. Distance

Erick yang tadinya ingin berjalan mendekat ke arah komputer Nadia, begitu mendengar Nadia berkata dua kata dengan nada tegas, mengurungkan niatnya. Ia melihat ke arah Nadia yang nyatanya masih duduk di depan komputernya. Nadia bahkan berbicara dengan tidak melihat ke arah Erick sama sekali.

"Apa?" tanya Erick pada Nadia. Ia agak ragu untuk menanyakannya.

"Aku bilang, tidak perlu." Kali ini, suara Nadia terdengar lebih pelan. Ia dengan sedikit menundukkan pandangannya. Erick memperhatikannya.

"Kenapa kamu ini? Aku hanya ingin membantu. Apa kamu tahu kalau kamu mengerjakannya sendiri. Tidak akan selesai," kata Erick pada Nadia lagi.

"Aku akan segera pulang. Fauzan sedang menjemputku," ujar Nadia.

"Aku tahu. Makannya itu, aku akan membantumu," kata Erick kembali. "Apa kamu tidak tahu kalau aku tidak membantumu? Semuanya pasti akan kacau," kata Erick pada Nadia lagi. Nadia hanya mendengus pelan mendengar ungkapan Erick tersebut. Ia memutar bola matanya ke arah atas.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com