webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
372 Chs

333. Make Angry

Fauzan masih berhenti. Ia menunduk kepalanya. Masih bisa menahan semua luapan yang akan muncul dari dalam tubuhnya. Sebuah luapan amarah yang sangat sulit untuk dibuat reda.

"Bagaiamana? Antara kau mengakuinya atau kau hanya takut?" ujar Erick lagi.

Nadia semakin bisa merasakannya. Ia bisa tahu jika apa yang dikatakan Erick adalah dengan motif untuk membuat Fauzan marah. Nadia cemas melihat Fauzan.

"Kau diam saja karena merasa takut, bukan?" kata Erick kembali.

Fauzan sudah cukup sabar sampai detik ini. Ia lalu segera melihat ke arah Erick yang tadinya sedang membelakangi Erick. Kemudian, Fauzan melayangkan pandangan tajam ke arah Erick. Nadia bisa tahu apa yang akan dilakukan Fauzan.

"Tenanglah," kata Nadia pada Fauzan dengan lembut. Fauzan yang sudah tersulut emosinya, mendengar kata Nadia ia menjadi reda.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com