webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
372 Chs

157. A Mad?

"Jakarta?" ulang Nadia pada kalimat Fauzan baru saja. Nadia mengatakannya dengan penuh keraguan.

"Iya," jawab Fauzan mengkonfirmasi. Nada Fauzan masih sama. Seolah terdengar sangat bersemangat. Nadia bisa membayangkan wajah Fauzan yang sumringah ketika mengatakannya.

"Aku tidak tahu di awalnya. Saat aku tadi baru pulang latihan, aku sama sekali tidak melihat ponselku. Dan saat baru saja aku melihatnya ini, ada email masuk. Memberitahu soal aku diterima di sebuah perusahaan," kata Fauzan. Nadia bisa membayangkan betapa bahagianya Fauzan ketika bercerita itu.

"Kapan kamu mengirim email melamar pekerjaan itu?" tanya Nadia yang masih bertanya tanpa ekspresi itu.

"Aku pikir baru kemarin," jawab Fauzan. Nadia terhenti sejenak. Ia masih memberi jeda pada pikiran dan hatinya.

"Kenapa kamu tidak memberitahuku dulu?" tanya Nadia pada Fauzan.

"Nadia. Bukankah selama ini kamu sudah tahu tujuan kita setelah lulus, kita akan sama-sama saling mencari kerja?" tanya Fauzan pada Nadia.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com