webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
372 Chs

109. Inner Voice

Nadia terkejut melihat Mika yang menundukkan kepalanya itu. Dia membenamkan kepalanya di kedua tumpuan tangannya di atas meja dekat laptopnya.

Nadia segera berjalan mendekat ke arah Mika. Nadia lalu menepuk pundak Mika bagian belakang. Nadia khawatir. Sedangkan Mika, masih terus saja menundukkan kepalanya.

"Mik?" tanya Nadia dengan khawatir. Dari Mika, hanya terdengar isakan tangisnya. Mika terus menangis. Nadia tahu, di saat seperti ini, sangat susah jika mkka mengatakan sesuatu. Sehingga, Nadia hanya diam menunggu sampai Mika tenang dulu.

"Tenanglah. Aku ada di sini," kata Nadia sambil menepuk-nepuk bahu Mika bagian belakang dengan lembut. Mika masih belum bisa menjawabnya. Ia masih terus saja menangis.

"Seminat hasilnya berjalan dengan baik dan lancar. Jadi, tenang saja. Tinggal ujian skripsi. Dan aku juga yakin jika semuanya pun juga akan berjalan lancar," tambah Nadia.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com