Sebuah tangan yang dipenuhi noda darah terjulur keluar dari dalam mobil dan menahannya. Seluruh tubuh Lan Qianyu tersentak kaget, dia lalu mendongak dan melihat Ye Yan.
Luka Ye Yan sangat parah, sekujur tubuhnya berdarah. Wajahnya putih pucat seperti kertas. Seharusnya dia secepatnya dibawa ke rumah sakit, namun Ye Yan berkeras untuk menunggu di sana. Dia menunggu Lan Qianyu untuk pergi bersamanya, karena dia tahu Xiao Han akan membuat hati gadis itu menjadi bimbang.
Nafasnya kacau dan lemah. Setiap kata yang diucapkannya akan membuat lukanya terkoyak, oleh sebab itu dia hanya mengucapkan satu kalimat sederhana, "Cinta… bisa berubah, hubungan darah… tidak akan berubah!"
Kalimat itu sangat sederhana tetapi sangat mengguncang hati Lan Qianyu.
Lan Qianyu menatap Ye Yan dengan pandangan linglung, kata-kata itu terus bergema di kepalanya. Cinta yang sedalam apapun tetap dapat berubah. Seperti kedua orang tuanya dulu, dan juga seperti dia dan Xiao Han tiga tahun yang lalu. Mereka pernah mencintai begitu dalam, bahkan mencintai sampai rela mati demi pasangannya, namun sayangnya semua itu kemudian berubah.
Ketika cinta telah berubah menjadi benci, dua orang yang saling mencintai pun berubah menjadi orang asing. Pada saat itu, semua janji cinta yang pernah terucap pun akan terlupakan, yang tersisa hanyalah rasa muak dan kebencian.
Perasaan seperti itu paling menakutkan, Lan Qianyu selamanya tidak ingin mengalaminya lagi.
Kalau hati tidak tergerak, maka tidak akan terasa sakit.
Dia tidak mencintai Ye Yan, tetapi dia akan menikah dengannya. Apapun yang terjadi di masa depan nanti, dia pasti bisa menghadapinya dengan biasa saja.
Tetapi tidak dengan Xiao Han. Di hati Lan Qianyu ada dirinya sehingga apabila cintanya pada Lan Qianyu berubah sedikit saja, maka itu akan sangat menyakiti hatinya.
Apalagi karakter Xiao Han mudah berubah seperti angin, dia juga selalu dikelilingi oleh banyak perempuan hebat. Lan Qianyu selamanya akan merasa khawatir kalau Xiao Han akan tergoda oleh wanita lain. Bisa jadi suatu saat nanti peristiwa seperti tiga tahun lalu itu terulang kembali. Lan Qianyu membayangkan dia membuka pintu rumah sambil menggendong anaknya lalu melihat Xiao Han sedang bermesraan di atas ranjang bersama perempuan lain…
Dia tidak berani membayangkannya lagi, tidak berani…
Lan Qianyu memejamkan matanya rapat-rapat, hatinya sangat kacau…
Cinta dapat berubah, tetapi hubungan darah tidak akan berubah. Anak dalam kandungannya adalah darah daging Ye Yan, ini adalah kenyataan yang selamanya tidak akan berubah. Ye Yan boleh saja memiliki ribuan kekurangan, tetapi tanggung jawabnya terhadap anaknya itu terlihat jelas di depan matanya. Kasih sayangnya itu selamanya tidak mungkin akan berubah, dan juga tidak mungkin dapat digantikan oleh orang lain.
Meskipun Lan Qianyu tidak dapat memperoleh kebahagiaan dalam hidup ini, setidaknya anaknya bisa mendapatkannya.
"Qianyu!" Xiao Han menarik tangan Lan Qianyu yang satunya, "Ikut denganku!"
Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Lan Qianyu membuka matanya. Tidak ada lagi keraguan yang terlihat di sana. Dia lalu memutar tubuhnya menghadap Xiao Han dan berkata dengan tenang, "Terima kasih kepadamu, terima kasih karena di saat seperti ini kamu mau mengatakannya. Tapi… maaf, aku ingin agar anakku mendapat kebahagiaan!"
Setelah itu dia pun menarik tangannya dan masuk ke dalam mobil Ye Yan tanpa ragu.
Xiao Han berdiri tercengang. Dia merasakan genggaman tangannya yang telah kosong, hatinya pun seakan-akan ikut menjadi kosong…
Bahkan setelah mobil itu pergi pun dia masih tidak dapat mempercayai kenyataan ini. Dia sungguh tidak berani mempercayainya, dia tidak mengira kalau Qianyu-nya akan melepaskan tangannya dan memilih pria yang telah memperkosanya!!!
Xiao Han bahkan telah menyanggupi untuk menerima anaknya, tetapi mengapa dia masih tetap mau menikah dengan Ye Yan???
Mengapa?
Mengapa???
Dia tidak mengerti, sungguh tidak mengerti…
**
Di dalam mobil, Ye Yan akhirnya pingsan karena luka-lukanya. Tangan kanannya yang bernoda darah masih menggenggam erat tangan Lan Qianyu dan sama sekali tidak dapat dilepaskan.
Lan Qianyu hanya dapat membiarkannya. Han Qing yang berada di sampingnya membantu menghentikan pendarahan Ye Yan dan melakukan penanganan darurat pada lukanya. Zhao Jun mengerutkan keningnya dengan cemas. Wajah semua orang yang ada di dalam mobil penuh dengan kekhawatiran, namun Lan Qianyu hanya menatap Ye Yan dengan tenang. Dia merasa damai. Karena tidak mencintai, maka tidak akan merasa sakit. Perasaan seperti ini sungguh sangat baik!