webnovel

BAB 12

Sebastian Emanuel dan Barbara Salvador bisa kuanggap telah gugur dan tumbang atas serangan verbal yang dilancarkan oleh Chelsea dengan cara membocorkan rahasia terkelam dan paling tersembunyi dari mereka berdua. Jelas ini membuat situasi organisasiku jadi kacau balau dan tidak terkendali, aku yakin anggota-anggotaku yang lain merasa cemas dengan apa yang akan Chelsea perbuat pada mereka.

Aku adalah orang pertama yang rahasianya dibocorkan oleh Chelsea Beverly, tapi aku masih bisa bersikap tenang dalam situasi ini, karena sebelumnya aku sudah dihadapkan dengan reaksi Olivia, sehingga aku tidak lagi merasa khawatir pada bagaimana tanggapan anggota-anggotaku.

Nasi sudah menjadi bubur, dan rahasia pasti akan terungkap pada waktunya.

Sekarang, yang aku perlu pikirkan adalah bagaimana agar gadis berambut cokelat sebahu ini tidak lagi menyingkap rahasia-rahasia lain dari sisa anggotaku.

"Katakan kemauanmu yang sebenarnya hingga melakukan semua ini pada kami? Kau juga pasti punya tujuan tersembunyi, kan?" tanyaku langsung pada intinya pada gadis itu, dan sesuai keinginanku, perhatian Chelsea Beverly mulai kembali teralih padaku.

Bagus. Setidaknya sekarang dia fokus padaku, dengan ini aku bisa melindungi anggota-anggotaku yang lain dari gadis brengsek ini.

"Bukankah sudah jelas?" Chelsea Beverly menaikan sebelah alisnya dan memiringkan kepalanya. "Aku ingin kalian tidak ikut campur pada masalah Olivia, hanya itu saja."

"Dan jika kami menolak, kau akan membeberkan rahasia kami pada publik, begitu?" ucapku dengan mendecih padanya.

Chelsea Beverly cuma tersenyum dan mengangguk.

"Dan apakah kau sebodoh itu menganggap kami tidak bisa melakukan hal yang sama denganmu?"

Mendengarnya, Chelsea Beverly agak tersentak. "Memangnya apa yang akan kalian lakukan? Merekam semua ini dengan ponsel kalian? Itu percuma saja, karena sistem ponsel kalian sudah berada di genggamanku, kalian tidak akan bisa memposting apapun tanpa seizinku."

"Oh, benarkah?" Mendadak Eleanor Romanes bersuara setelah dari tadi hanya diam saja, dia sedikit tertawa saat mengeluarkan ponsel lain dari payudaranya. "Kebetulan sekali, aku membawa dua ponsel hari ini, sebetulnya ini ponsel adikku, dan kurasa sistem ponsel ini belum tersentuh olehmu"

Menggertakkan gigi, Chelsea Beverly jadi sangat jengkel pada Eleanor Romanes yang ternyata membawa ponsel lain di tubuhnya.

"Jangan bilang," Eleanor Romanes terkikik dan melanjutkan perkataannya. "Kau tidak pernah memikirkan tentang kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi? Sayang sekali, padahal kau menyebut dirimu sendiri sebagai cracker, kan? Apakah itu hanya bualan semata?"

"BERIKAN PONSEL ADIKMU PADAKU!" Dengan gesit, Chelsea Beverly langsung berlari untuk menerjang Eleanor Romanes agar dia bisa merebut ponsel tersebut dari tangan si gadis berambut merah.

Namun sayang sekali,

BUG!

Eleanor Romanes ternyata punya kemampuan bela diri yang cukup tangguh, dia segera melompat dan menendang kepala Chelsea Beverly hingga gadis itu tergelimpang dan terseret ke lantai.

"Sebaiknya kau pikirkan matang-matang tentang berbagai kemungkinan buruk, sebelum datang dan berurusan dengan kami, Chelsea," bisik Eleanor Romanes pada Chelsea, yang bisikannya juga terdengar sampai ke telingaku. "Mungkin kau juga masih belum menyadarinya, tapi di mata kami, kau ini hanya seekor tikus kecil yang angkuh."

"T-Tikus kecil, ya?" Aku terkesan melihat Chelsea Beverly masih kuat untuk berdiri meski kepalanya telah menerima tendangan yang kuat dari kaki Eleanor, padahal sekarang mukanya sudah sangat lecet, hidung dan bibirnya terluka parah membuat darah segar sedikit mengucur di sana. "Ya, mungkin benar, aku hanyalah tikus kecil, tapi aku bukan tikus sembarangan. Aku adalah tikus kecil predator, yang akan mencabik-cabik tubuh kalian semua."

"Hoo? Benarkah? Aku sampai takut mendengarnya." ledek Eleanor Romanes dengan berpura-pura ketakutan. "Sekarang kau mau apalagi? Membongkar rahasiaku? Maka bongkarlah sekarang, karena aku tidak peduli soal itu."

"Kalau kau mengizinkan, maka baiklah," Chelsea terkikik-kikik saat dirinya sudah berhasil untuk kembali berdiri tegak di depan kami. "Dibalik kevulgaran dan kebinalanmu, kau ini sebenarnya hanyalah gadis lemah yang tidak punya kekuatan jika berhadapan dengan keluargamu."

Eleanor Romanes hanya diam saja mendengar hal itu.

"Mungkin kalian semua tidak tahu," Kini pandangan Chelsea dialihkan pada semua orang di ruangan ini. "Tapi gadis yang kalian anggap mesum dan nakal ini, berasal dari keluarga yang sangat religius. Ayahnya bahkan seorang pastor di gereja besar kota kita, dan saat berada di rumahnya, dia bukan lagi orang yang kalian kenal. Aku penasaran bagaimana reaksi orang tuamu saat mengetahui putri mereka ternyata adalah gadis yang bejat di sekolah."

"CUKUP, CHELSEA!" Kami semua tersentak saat Nicholas Smith tiba-tiba berteriak keras, membuat semua perhatian teralih padanya. "Apa untungnya kau melakukan semua ini? Agar dipuji oleh pacarmu karena kau telah berjuang keras melindunginya? Itu pemikiran yang sangat bodoh!"

"Jika memang itu alasanku, kau mau apa!?" seru Chelsea Beverly dengan memelototi Nicholas Smith.

"Aku tidak akan melakukan apa-apa, hanya saja, kau jadi terlihat sangat menyedihkan," Mendengar omongan itu, Chelsea cukup terguncang dalam sesaat. "Kau mungkin berpikir kau ini seorang pahlawan yang membela pacarmu, tapi di mataku, kau seperti perempuan yang diperbudak oleh laki-laki, itu mengingatkanku pada sistem patriarki yang sepertinya masih mendarah daging di kepalamu."

"JANGAN BAWA-BAWA GENDER ATAU SISTEM PATRIARKI PADA MASALAH INI!"

Itu sangat gila saat Chelsea Beverly membalasnya dengan teriakan yang tidak kalah keras. Nicholas Smith kelihatannya telah menekan area yang sangat sensitif pada jati diri seorang Chelsea Beverly. Entah kenapa, aku jadi semakin tertarik untuk menyaksikan pertengkaran hebat ini di antara mereka.

"Tunggu, patriarki itu apa!?" Dengan polosnya, Cherry Rosemary mengacaukan suasana dengan malah bertanya di tengah-tengah atmosfir yang sangat menegangkan ini.

Nicholas Smith melirik ke arah Cherry dan menghela napasnya. "Patriarki adalah sistem sosial di mana laki-laki dianggap lebih superior dari perempuan. Dan bukan hanya laki-laki, tapi banyak juga perempuan yang mengagung-agungkan sistem busuk itu, contohnya seperti yang kau lihat sekarang," jawab Nicholas Smith merespon pertanyaan dari Cherry dengan menunjukkan jari telunjuknya pada Chelsea Beverly. "Dia mungkin belum sadar, tapi dia adalah perempuan bodoh yang masih menganut sistem patriarki."

"Berisik!" pekik Chelsea Beverly saking kesalnya. "Jika kau masih tidak mau diam! Aku akan melaporkan pada kepala sekolah dan polisi setempat, soal pekerjaan keluargamu yang merupakan seorang bandar narkoba! Jika mereka mengetahuinya, kau dan keluargamu akan ditangkap!" Lalu bola mata Chelsea mendelik ke arah Cherry. "Kau juga jangan bertingkah seakan-akan kau ini gadis imut yang lemah, padahal nyatanya kau ini seorang atlit gulat bawah tanah yang menjijikan!"

Rahasia Nicholas Smith dan Cherry Rosemary baru saja terungkap.

"Dan kau Angela!" Kini Chelsea Beverly memelototi Angela Ribella dengan tajam. "Berhentilah menganggap dirimu bagian dari kami, karena robot humanoid sepertimu, sampai kapanpun tidak akan pernah setara dengan manusia sungguhan!"

Di bagian ini, kami semua terguncang.

"T-Tidak! Itu tidak benar! Itu—" omongan Angela Ribella langsung dipotong oleh Chelsea Beverly.

"Jangan mengelak! Kenapa kau tidak pergi saja meminta bantuan pada Alexander!? Bukankah dia itu penciptamu!?"

Ini sudah semakin gila. Kepalaku benar-benar meledak sekarang. Aku masih tidak percaya kalau Angela Ribella ternyata robot dan penciptanya adalah Alexander Coldish, si lelaki tinggi berkulit gelap.

"Astaga!" Violetta Beganville memekik.

"Hey! Apa itu benar!?" Joe Johanes berseru.

Sementara Vino Evonic langsung mendekati Alexander Coldish. "Kenapa kau tidak mengatakan sesuatu, Alexander!?"

"Hey Violetta! Joe! Vino! Jangan bersikap seperti itu, lagipula, kau sama menjijikannya seperti mereka!" Mendengar seruan Chelsea, membuat Violetta, Joe dan Vino langsung menoleh pada gadis itu. "Tidak ada yang aman di sini, terutama bagi transgender sepertimu Violetta! Serta orang yang positif HIV sepertimu Joe! Atau yang pernah terlibat dalam perampokan sepertimu Vino! Kalian bertiga sama-sama menjijikan seperti rekan-rekan segrupmu!"

Keterkejutanku jadi semakin meningkat, terutama saat mendengar bahwa Violetta Beganville, si gadis berambut ungu panjang itu, ternyata adalah seorang transgender.

Kemudian hening seketika sampai akhirnya sebuah tawa perempuan meledak di ruangan ini, dan itu berasal dari Eleanor Romanes. "Bagus sekali, kau benar-benar luar biasa, Chelsea," ucap Eleanor dengan terkikik-kikik. "Aku sudah merekam semuanya dengan ponsel adikku, dan sekarang aku hanya perlu mempostingnya langsung ke internet, tentu saja dengan menyensor perkataan-perkataanmu yang menyebut rahasia-rahasia kami, nantinya yang akan terdengar hanya berisi seruan-seruan kasarmu pada kami dan juga beberapa bukti yang kami temukan sebelumnya soal ulahmu yang meneror Olivia."

Namun, Chelsea Beverly ikut tertawa mendengar hal itu. "Itu artinya, aku juga akan melakukan hal yang sama, dengan membocorkan segala rahasia kalian ke internet. Mungkin tidak semuanya, aku hanya akan memposting beberapa rahasia yang skalanya cukup besar seperti rahasianya Barbara Salvador atau Alexander Coldish atau bisa juga rahasiamu, Eleanor Romanes."

"Lalu bagaimana dengan rahasiaku, apa kau juga akan mempublikasikannya?" Tiba-tiba sesuatu yang mengejutkan terjadi, dan itu benar-benar tidak pernah kuduga sama sekali.

Saat ini Olivia Memento muncul di ambang pintu dan sepertinya dia juga telah mendengar semua yang dikatakan oleh Chelsea.

"Olivia!?" kagetku saat melihat kehadirannya di sana. "Kenapa kau belum pulang!?"

"Aku dari tadi menunggumu di gerbang, Paul, aku masih belum berani pulang ke rumahku sendiri, dan saat kucari-cari, ternyata kau ada di sini bersama teman-temanmu, dan aku terkejut..." Suara Olivia jadi menggeram saat bola matanya melirik ke arah Chelsea Beverly. "... ketika gadis teroris ini datang dan mengacaukan pertemuan kalian."

"S-SIAL!" Chelsea Beverly kaget dan ingin segera kabur, tapi Olivia langsung masuk ke ruangan dan menutup pintunya rapat-rapat, membuat gadis berambut cokelat itu tidak bisa keluar.

"Jangan harap aku membiarkanmu pergi begitu saja setelah kau menerorku selama ini, Teroris."