"Sebuah kebetulan," tanya Kapten Dharma lagi pada Aldi. "Atau kau sudah merencanakan hal ini—yaa, mungkin kau sudah menguntit pesawat ini dari jauh-jauh hari, atau apa?"
Aldi tertawa halus, geleng-gelengkan kepala. Tapi, laki-laki tersebut tidak tersinggung karena hal itu. Sebab, bagaimana pun tentu saja sang kapten kapal perlu berjaga-jaga atas semua hal yang bisa merugikan perjalanan mereka.
Mungkin juga, sang kapten itu sendiri menyangka aku adalah bagian dari pemerintah Pangandaran, pikir Aldi.
"Aku sudah merencanakan hal-hal semacam ini sedari awal," jawab Aldi, ia tidak berusaha mengelak atau semacamnya. "Aku benci jika harus membohongi orang," lanjut laki-laki tersebut. "Tadinya memang seperti itu, merampas chameleon milik anak Penguasa Sungai Musi di Palembang, lalu melarikan diri ke daratan utama Asia."
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com