webnovel

Dokter Jenius dari Gunung Yunwu Ternyata adalah Dia

Biên tập viên: Wave Literature

Kediaman keluarga Duan terletak di Haicheng dan dekat dengan laut, merupakan sebuah vila besar bergaya China, di dalamnya terdapat menara dan air yang berkelok-kelok dan memiliki keindahan taman yang menghadap ke laut. Semua orang di vila tersebut tampak sangat gugup.

"Bip… bip…"

Seorang dokter berjubah putih berkata dengan serius kepada orang-orang di luar, "Mohon persiapkan diri untuk kondisi yang terburuk."

Kakek Duan menderita kanker lambung, tidak ada rumah sakit yang bisa menerimanya lagi.

Untungnya keluarga Duan begitu besar dan memiliki koneksi yang kuat, mereka langsung bisa mengubah rumah menjadi rumah sakit kecil dengan segala jenis peralatan medis yang lengkap, serta terdapat tujuh hingga delapan dokter ahli yang bersiaga dua puluh empat jam sehari.

Duan Xingye berjongkok di sudut dan menangis keras, sementara wajah orang-orang lainnya tampak murung.

Di sudut yang lain, seorang pria mengenakan setelan jas panjang berwarna abu-abu dengan rambut sehitam tinta. Seluruh tubuhnya seperti telah meleleh ke dalam kegelapan di sudut, membuat orang-orang menjadi tidak jelas melihatnya.

Duan Feihan memasukkan satu tangan ke dalam saku celananya, kepalanya menunduk melihat ke lantai, bibir tipisnya kering karena dehidrasi. Dia telah menjaga pintu selama lebih dari sepuluh jam dan tidak minum sedikit pun.

Ayahnya yang sudah tua sepertinya tidak dapat bertahan hidup lagi.

"Xingye, bukankah kamu dan pamanmu pergi mencari dokter jenius? Mana orangnya?" Pria paruh baya itu berseru.

Duan Xingye menggelengkan kepalanya, "Sepertinya itu palsu, tidak ada dokter jenius sama sekali!"

Mereka semua menjaga di luar pintu dan bisa mendengar suara dokter yang berusaha menyelamatkan Kakek Duan.

Tiba-tiba terdengar deru langkah kaki dari luar.

Asisten Duan Feihan membawa seorang wanita paruh baya masuk, kemudian berkata dengan hormat, "Tuan Muda Keempat, wanita ini berkata bahwa dia telah melihat dokter jenius di Gunung Yunwu. Itu sama sekali bukan rumor."

Seketika semua mata tertuju pada wanita paruh baya itu.

Wanita paruh baya itu belum pernah melihat segerombolan orang yang begitu berkelas ini. Dia mengusap telapak tangannya dengan gelisah, "Jika kalian berbicara tentang Dokter Jenius Bai dari Gunung Yunwu, maka aku benar-benar pernah melihatnya."

Ketika membicarakan tentang Dokter Jenius Bai, wanita itu langsung merasa lega. Dia bertepuk tangan dan berkata dengan penuh semangat, "Kalian tidak tahu betapa hebatnya keterampilan medisnya! Jangankan kanker, selama masih belum menjadi mayat, dia pasti bisa menyelamatkannya."

"Dia mengobati semua penyakit tergantung suasana hatinya. Untuk orang miskin seperti kami yang tidak punya uang, dia memberi kami sayur-sayuran dan tidak mau menerima uang. Beberapa orang kaya memintanya datang ke rumah mereka, tapi dia melihat suasana hatinya dalam menolong orang."

Duan Feihan mengerutkan keningnya, aura yang sebelumnya sangat suram kini perlahan memudar. Di dalam pikirannya, sosok gadis cantik dan putih muncul.

Duan Feihan berkata dengan perlahan dan suara yang dalam, "Seperti apa penampilannya?"

Wanita paruh baya itu menggaruk kepalanya, "Dokter Jenius Bai berparas cantik. Dia selalu terlihat seperti gadis kecil, terlihat seperti peri."

Selalu terlihat seperti gadis kecil?

Duan Xingye tiba-tiba melompat, tubuhnya gemetar karena bersemangat, "Paman Keempat, bukankah itu gadis yang menumpang kemarin? Ya, ya, dia juga berkata bahwa kakek sakit lambung!"

Sorot mata Duan Feihan berkobar seperti api, dia melihat wanita paruh baya itu tiba-tiba terkejut dan dengan cepat mengeluarkan ponselnya, "Ini adalah ponsel yang dibelikan putraku untukku, saat itu aku tidak bisa menggunakannya dan akhirnya meminta Dokter Jenius Bai untuk mengajariku, kita berdua bahkan pernah berfoto."

Dia membuka galeri foto dan ponselnya dan menunjukkan sebuah foto.

Gadis cantik itu berdiri di samping wanita paruh baya itu, kecantikannya sungguh mempesona, Duan Feihan menatap mata gadis itu di foto yang seolah juga sedang menatapnya.

Duan Feihan agak tertegun, tanpa sadar dia menggigit bibir tipisnya.

Duan Xingye menggenggam erat ponselnya dan berseru, "Sial, itu benar-benar gadis yang jalan-jalan di tengah hujan dan menumpang mobil kita!"

Duan Feihan bertanya dengan datar, "Di mana sayuran yang dia berikan?"

Sayuran?

Duan Xingye tertegun sejenak dan tiba-tiba berteriak, "Sial! Orang dapur tidak akan memberi makan anjing-anjing dengan sayuran itu, kan?"