webnovel

Hal yang tidak di duga

Usai pengumuman yang baru saja terdengar, tim hamburadul dari kelas X6 harus berlapang dada, karena usaha keras mereka belum lah berhasil. Mereka pun berpelukan dengan sesama geng hamburadul dan tetap semangat dengan apa yang telah kerah kan pada penampilan kemarin, memang mungkin keberuntungan belum berpihak pada mereka.

Di sisi lain, kelas X6 masih punya tim rara dari futsal putri yang bisa jadi kebanggaan. Tidak menunggu lama, rara dan kawan-kawan satu tim pun meninggalkan kelas tersebut dan bersiap berkumpul di ruang perpustakaan yang terletak di samping sebuah mushola yang notabene di pakai anak-anak buat solat dhuha pada waktu pagi hari.

Rara pun berlalu begitu saja saat melewati mushola yang gandeng dengan ruang perpustakaan tempat tim rara dan semua pemenang berkumpul, tanpa ia sadari kak arya sedang ada di sana bersama kedua sahabat-nya.

Kak arya yang baru saja tiba di mushola tersebut sebenar-nya juga tidak berpapasan dengan rara pada saat itu, tiba sampai afdol bergeming tentang tempat yang di bicarakan lewat pengeras suara, baru arya paham bahwa rara berada dekat dengan-nya.

Afdol: denger nggak ya tadi tentang tempat pembagian hadiah buat pemenang acara MOS??bukan kah tadi mereka bilang perpustakaan kan??

Arya: iya..terus apa hubungan-nya?? (jawab-nya santai)

Yosi: lo tu nggak ngerti apa pura-pura nggak ngerti sih??

Arya: apa sih maksud kalian??

Afdol: huh...dasar arya, wajah boleh tampan tapi pemikiran nggak grepcep.

Arya: udah deh, jangan nyindir gue gitu. Bilang aja langsung.

Yosi: tim rara kemarin menang kan??

Arya: iya.

Yosi: nah!! berarti dia bakal ada di samping kan sekarang.

Afdol: itu waktu lo buat dekat sama dia, lo belum ketemu lagi kan sama dia semenjak pertemuan tidak sengaja itu. (tutur si rambut kriwul)

Arya: betul juga kata lo, kenapa gue nggak ke-fikiran ya. (menepuk jidat-nya pelan)

Yosi: dasar nih anak, mangka-nya samperin aja entar dia saat udah balik dari perpus, pasti dia bakalan lewat sini juga kan saat kembali ke kelas-nya.

Arya: emang, lo pada temen terbaik gue. (merangkul dua sahabat-nya itu)

Afdol&yosi: iya lah. (membalas pelukan arya dengan erat)

Arya: oke, trimakasih teman-teman. Sekarang lanjut wudhu gih, habis itu kita sholat dhuha bareng-bareng.

Afdol&yosi: sip. (mengangkat jempol mereka ke atas)

Mereka pun segera mengambil wudhu di tempat wudhu yang tersedia di bagian belakang mushola, kemudian lanjut mengerjakan solat dhuha seperti biasa-nya bersama-sama.

Sehabis sholat dhuha mereka masih santai di mushola, karena mereka tau guru yang bakal ngisi pagi ini agak molor datang-nya, jadi mereka bisa sedikit santai dan nggk kembali ke kelas mereka.

Tiba saat semua pemenang lomba sudah selesai dengan pemberian hadiah mereka, mereka pun bubar dan kembali ke kelas masing-masing.

Rara dan satu tim-nya mendapatkan piala dan uang pembinaan, mereka sepakat untuk memakai-nya bersama yakni di belikan snack untuk satu kelas.

Saat rara melewati mushola untuk kembali ke kelas, tiba-tiba muncullah kak arya, yang kemudian mulai mendekat dan menghampiri rara.

Enis yang mengetahui itu segera menyuruh teman se-tim nya yang lain buat kembali ke kelas duluan.

Enis: em..temen-temen kalian bisa kembali tanpa kita kan, kita masih punya urusan sebentar, entar traktiran snack-nya biar gue dan rara yang cari, oke. (mengisyaratkan teman-nya sambil mengacungkan jempol-nya ke atas)

Teman tim: oke, kami balik duluan. (menjawab acungan jempol si enis)

Kak arya pun muncul sendiri tanpa kedua teman-nya, ia pun semakin mendekat dengan rara, rara sebenar-nya kurang hafal dengan wajah kak arya, kalau bukan gegara enis yang menyebutkan-nya, mungkin rara juga tidak se-kaget ini.

Di ketahui rara baru bertemu dengan kak arya sekali dan itu pun juga tanpa di sengaja, wajar bila rara kurang hafal dengan wajah kak arya ini.

Tiba-tiba saja kak arya mengulurkan tangan-nya pada rara, rara pun bingung dengan yang di lakukan kak arya pada-nya.

Rara: kenapa dia mengulurkan tangan-nya?? terus gue harus ngapain nih?? (masih bergulat dengan imajinasi-nya sendiri)

Sampai rara sadar saat enis menyenggol lengan-nya untuk menyambut uluran yang di berikan oleh kaka arya pada-nya.

Enis: ra..salaman kali sama kak arya. (menyenggol lengan teman di samping-nya itu)

Rara: hah..(terbangun dari lamun-nya). Oh maaf. (membalas jabatan tangan orang yang ada di depan-nya)

Arya: gue arya, kita lom kenalan secara resmi saat kita ketemu tempo hari.

Rara: iya, gue lupa he he (dengan sedikit meringis).

Enis: dasar nie anak satu. (mencubit kecil lengan si rara)

Rara: auuu.. (mengaduh kesakitan)

Enis: maaf ya kak, biasa anak ini agak pelupa soal orang.

Rara: husss..jangan sejujur itu kali!! (memelototi teman-nya itu)

Arya: nggak pa pa kali nis, maklum lah ia baru ketemu gue sekali doang. Selamat ya buat kemenangan kalian.

Enis: makasih kak, oh ya..ngmong-ngmong ngapain kakak ada di sini?? nggak ada pelajaran kah??

Arya: gue baru sholat dhuha sama temen-temen tuh,(menunjuk ke arah mushola namun seperti-nya mereka ngumpet jadi nggak kelihatan). Pas aja, kali ini guru-nya bilang bakal sedikit molor, jadi bisa lebih santai. Eh..tapi kemana mereka??

Enis: oww.. ngilang kali kak 😂😂😂. oh iya udah mulai sibuk ya kak sebagai anak kelas Xll??

Arya: belum juga sih nis, cuma tambahan les aja sih.

Enis: em..tanya apa gitu ra?? (mengalihkan pandangan-nya ke arah rara)

Rara: he (cengingas cengingis bingung mau nanya apa).

Arya: udah jangan paksa dia dulu nis, dia terlihat bingung tuh. Oh ya, gue balik duluan. Sekali lagi selamat buat kalian.

Enis: iya kak.

Kak arya pun mulai beranjak dari tempat tersebut, belum juga beberapa langkah, kak arya pun berbalik dan secara sengaja mendekatkan wajah-nya ke arah rara sambil berkata.

Arya: sekarang jangan lupa wajah ku ya!! (tersenyum manis kemudian berlalu meninggalkan rara yang tengah mematung dengan pipi yang memerah akibat malu dengan perbuatan kak arya yang tiba-tiba)

Bak berhadapan dengan makhluk halus atau pun sebangsa-nya, untuk seper sekian detik tubuh rara membeku bagaikan patung, jantung-nya berdetak sangat cepat, angin pun seakan berhembus mengisi rongga-rongga dada-nya.

Rasa apa itu tadi??, perasaan yang belum pernah rara rasakan sebelum-nya. Terasa bagaikan mimpi, namun itu nyata ada-nya, benarkah begini bila menyukai seseorang??.

Rara pun tersadar saat enis mulai merayu-nya dengan celotehan-nya.

Enis: cie...ada yang mulai suka nih?? (rayu enis pada rara)

Rara: enis, stop deh!! yuk langsung ke kantin aja buat nyariin anak-anak jajan. (menarik lengan enis dan langsung membawa-nya ke kantin yang terletak tidak jauh dari kelas-nya)

Enis: ha ha...ada yang lagi jatuh cinta 😂😂😂

Rara pun tidak memperdulikan ocehan enis dan terus saja menggandeng tangan enis buat beli snack di kantin.

****

Balik ke kak arya yang berjalan meninggalkan rara yang bengong tadi, di balik mushola kedua teman-nya pun muncul dan merangkul teman-nya itu dari belakang.

Afdol: kerja bagus kawan!!

Yosi: lanjut terus ya!!

Arya: lanjut lanjut..emang jalan apa?? dasar kalian itu!! yuk balik aja. (membalas rangkulan kedua teman-nya itu)

Afdol&yosi: ayuk!!

Tanpa kedua teman-nya itu sadari, jantung arya pun juga berdetak kencang saat melakukan hal terakhir tadi, namun arya tidak memperlihatkan itu pada teman-teman nya karena dia tau, kedua teman-nya itu bakal heboh dengan hal demikian.

Akhir-nya mereka memutuskan untuk kembali ke kelas mereka melalui gang mushola tersebut.