webnovel

Bertemu Dengan Pangeran

Anak lelaki itu langsung menyukai gadis kecil yang kemarin di selamatkannya. Bukan karena dia sangat cantik, tetapi karena gadis itu sangat pintar dan berani, dia juga bukan tipe gadis yang manja dan cengeng. Yin Er menatap anak lelaki di hadapannya yang sedang menatapnya sedemikian rupa dan menegurnya dengan lantang.

"Kenapa kamu sekarang gantian menatapku seperti itu? Aku bertanya siapa namamu? Karena kamu akan mendapatkan hadiah dari Pamanku sebagai imbalan telah menyelamatkanku." Yin Er kini kembali beranjak turun dari tumpukan jerami yang di gunakannya untuk duduk. Dia mendekati anak lelaki yang menurutnya juga baik meski agak sombong dan tidak banyak bicara.

"Namaku Yin Er, kamu siapa? Tidak enak rasanya kalau kita odak saling mengenal padahal kita berada di dalam satu tempat dan kamu juga telag menolongku tadi." Yin Er terpaksa menyebutkan namanya lebih dulu karena anak lelaki itu tidak kunjung menyebutkan namanya. Anak lelaki itu kemudian tersenyum sedikit dan berdiri dari tempat duduknya. Dia menghampiri Yin Er dan segera mengulurkan tangannya.

"Aku Qi Er, aku senang sekali bisa berkenalan denganmu. Apakah kita masih boleh bertemu lagi di lain waktu?" tanya Qi Er kepada Yin Er. Mereka berdua kemudian berbincang banyak hal dan keduanya segera menjadi akrab. Mereka kemudian kembali tidur karena besok pagi mereka harus segera kembali ke perbatasan.

Quan Qi dan Fang Yin sangat bahagia saat mereka bertemu kembali dengan orang yang mereka cari seumur hidup mereka. "Fangfang, aku benar-benar tidak menyangka kalau kamu adalah Yin Erku, aku sangat bahagia bisa bertemu lagi denganmu. Aku mencarimu seperti orang gila, aku mencarimu ke perbatasan tetapi aku tidak pernah menemukanmu." Quan Qi lagi-lagi memeluk Fang Yin, mereka benar-benar sangat bahagia.

"Quan Qi setelah aku kembali dan bertemu dengan Pamanku, kemudian aku dan Yueyue di kirim aman ke ibukota untuk memasuki sekolah, tetapi kemudian aku melarikan diri dan di tengah perjalanan aku tidak sadarkan diri karena kelelahan." Fang Yin menceritakan kisahnya kepada Quan Qi yang mendengarkannya dengan setia.

Seseorang menemukannya dan membawanya. Saat Fang Yin sadar, dia berada di sebuah kuil di mana di dalamnya banyak sekali biksu dan dan di antara biksu-biksu itu, ada seorang pendekar ahli pedang yang tadi menyelamatkannya dan mengangkat Fang Yin menjadi muridnya. Semenjak itu, Fang Yin belajar dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati, dia harus menemukan pamannya dan mengajaknya kembali ke ibukota agar bisa berkumpul kembali dengannya dan juga Yueyue.

"Anak muda, siapa namamu?" tanya sang guru kapada Fang Yin yang baru saja sadarkan diri. Dia menatap ke sekelilingnya dan merasa sangat asing dengan tempat ini langsung terduduk dan menatap waspada kepada orang yang berada di hadapannya saat ini. "Siapa anda?" tanya Fang Yin kepada orang yang berada di hadapannya. "Aku adalah Luo Jin, aku mulai sekarang sudah menjadi gurumu dan kamu menjadi muridku." Jawab orang yang berada di hadapan Fang Yin. Dia sendiri memang merasa kalau dia belum cukup siap untuk mencari Pamannya maka untuk sementara dia akan tinggal dan menimba ilmu disini.

"Aku Fang… aku tidak tahu nama lengkapku tetapi orang-orang biasa memanggilku seperti itu." Fang Yin tidak memberikan identitas aslinya kepada orang yang baru saja di kenalnya dan mengaku sebagai gurunya itu. Mulai saat itu, Fang Yin tinggal di kuil itu dan berlatih pedang juga ilmu beladiri kepada Luo Jin.

Sepuluh tahun berlalu, Fang Yin sudah menjadi gadis yang sangat cantik. Gurunya, Luo Jin, tidak mengizinkannya berpenampilan perempuan karena situasi saat ini sangat memprihatinkan dimana pelecehan terhadap perempuan sangat tinggi. Luo Jin menyarankan agar Fang Yin tetap terlihat seperti laki-laki karena dia juga akan turun gunung. Luo Jin hanya mengizinkan Fang Yin turun gunung jika dia masih menyamar sebagai laki-laki, dan akhirnya, Fang Yin menuruti apa yang dikatakan gurunya. Hari ini, Fang Yin akan bertemu Yue Er di sekolahnya.

Dia bertanya-tanya apakah Yue Er masih di asrama mereka atau sudah pergi; dia tidak tahu. Seperti yang diingat Fang Yin, pendidikan mereka seharusnya sudah selesai, dan sekarang Yue Er pasti sudah kembali bersama ayahnya. "Guru, saya akan pergi sekarang! Saya mohon restu Anda." Fang Yin mengepalkan tangannya di depan kepalanya sebagai tanda hormat kepada gurunya, yang telah merawatnya sejak ia masih kecil. Luo Jin sendiri mengetahui bahwa Fang Yin adalah seorang wanita ketika Fang Yin mengalami menstruasi pertamanya.

Saat itu, Luo Jin panik dan memanggil tabib untuk memeriksa Fang Yin yang tiba-tiba sakit perut. "Fang! Cepat pergi. Hati-hati dan jangan lupa kita sudah sampai!" Pesan Luo Jin sebenarnya sangat berat, melepaskan kepergian murid yang sudah seperti putrinya sendiri. "Terima kasih, guru! Saya akan pergi sekarang." Fang Yin segera meninggalkan kuil dan segera menuju ke ibukota untuk segera mencoba mencari keberadaan Yue Er yang sangat ia rindukan.

"Dia pasti sangat mengkhawatirkanku ketika aku tidak pernah melihatnya lagi, maafkan aku Yueyue..." gumam Fang Yin pada dirinya sendiri. Dia tersenyum lalu melanjutkan perjalanannya di atas kuda yang diberikan Luo Jin padanya. Setelah satu hari bepergian, Fang Yin akhirnya tiba di asrama tempat dia dulu tinggal. Suasana pasti berubah karena Fang Yin telah meninggalkan tempat ini selama sepuluh tahun. Fang Yin memasuki sekolah dan pergi menemui kepala sekolah, lalu dia langsung bertanya, dan tentu saja, kepala sekolah tidak tahu apa-apa tentang Yue-Yue karena pergantian kepala sekolah lima tahun yang lalu.

Akhirnya, Fang Yin keluar dan meninggalkan sekolah dengan tangan kosong. Sekarang satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah kembali ke perbatasan. Dia akan menemui pamannya, yang bertanggung jawab di sana. Fang Yin segera mengendarai kudanya menuju perbatasan tempat dia dan pamannya dulu tinggal. Ini akan memakan waktu tiga hari dengan kereta, tetapi dua hari pasti akan datang jika dia menunggang kuda.