webnovel

Rift Raider King

Kedamaian. ーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーーー Dahulu kala dunia ini dipenuhi kedamaian. Kedamaian itu hancur saat insiden terlarang itu terjadi. Dunia, tidak sama seperti dulu lagi. Ribuan tahun berlalu sejak tragedi itu. Manusia hidup dengan tentram. Suatu hari, serangkaian bencana melanda dunia kembali. Manusia yang berjuang melawan bencana itu disebut dengan Rifters. Di tengah bencana yang melanda, ada sebuah insiden yang menyebabkan sekelompok orang yang entah bagaimana berpindah dimensi ke dunia ini. Salah satu anggotanya, Daniel berjuang di dunia barunya untuk mencari keluarga dan juga temannya. Akankah dia berhasil mencapainya saat dia memiliki teman misterius yang belum pernah dia temui?

Lexifanyaa · Tranh châm biếm
Không đủ số lượng người đọc
10 Chs

First Artifact

Aku pergi ke reruntuhan kamar apartemennya Sin. Aku penasaran, apa ada yang masih utuh atau tidak.. Sialan, banyak sekali reruntuhannya. Apa penyusup itu memakai Artifact untuk ledakannya? Oh, kamu masih utuh, buku kuno. Baguslah.. Phew, kenapa tidak ada lagi yang utuh? Sangat disayangkan.. Huh. Dark Orbs dan Shadow Key. Mana lagi kalau bukan di Rift. Omong-omong tentang Rift, di mana aku menemukannya?

*(Kau melupakanku, Manusia.)*

Oh iya, ada kau Zed. Maafkan aku. Bisa kau tunjukkan lokasi Rift nya?

*(Tentu, sudah kutandai aura nya. Kau bisa mengikutinya.)*

Terima kasih. Aku berpikir memanggil taxi tapi aku ingat kalau aku belum punya uang. Hahh.. Kalau begitu aku jalan saja ke sana. Mumpung aku punya waktu senggang. Status.

「Status」

「Player : Daniel Aki」

「Level : 009」

「HP : 311 MP : 399」

「Job : (Hidden)」

「Skills : [Active] [Passive]」

「Eternal Fire(2.2%) Fire Resistance(3.5%)」

「Shadow Step(15.0%) Iron Will(2.0%)」

「Clairvoyance(3.0%) 」

「Night Vision(10.4% 」

「Appraisal(2.5%) 」

Hou.. Aku belum memeriksa ini sejak aku ada di dunia ini. Rupanya 「Shadow Step」ku meningkat drastis di sana. 「Eternal Fire」,「Iron Will」 dan 「Clairvoyance」tidak begitu drastis, huh.

Oh, hey Zed.

*(Ada apa, Manusia.)*

Bisa beri aku Artifact?

*(Mustahil, tapi aku bisa melakukan sesuatu tentang itu.)*

Seperti?

*(Kau akan menemukan jawabannya saat kau memasuki Rift lagi. Aku akan istirahat sampai kau menyelesaikan Rift itu.)*

Hahh.. Percuma bicara dengannya. Setidaknya aku dapat informasi darinya.

「Rift Aura Detected」

Hm? Sudah dekat. Untung aku masih menyimpan pedang goblin. Kurasa di dalam gang ini. Saat aku berbelok di mulut gang, aku bisa langsung melihat Rift itu, tapi dengan beberapa orang di depannya. Apa aku masuk sekarang saja? Ah, terserah. 「Shadow Step」

*whoos*

-

"Bos, target 1 berpisah dengan target 2. Perintahmu Bos?" Seorang pria sedang berbicara dengan bosnya di ponsel.

"Kau tetap fokus dengan target 1. Aku akan kirim 02 untuk target 2." Ternyata bosnya berhubungan dengan 02.

"Baik, bos."

-

Daniel tiba di dalam Rift. Di hadapannya adalah gurun pasir yang telah menjadi medan perang. Menyadari Rift masih terbuka, Daniel langsung berlari menuju belakang batu tidak jauh dari tempatnya.

*whoos whoos whoos*

Tiga orang pria keluar dari Rift. Satu berpakaian seperti prajurit dengan tombaknya. Satu lagi berpakaian modern dengan belati di tangannya. Pria yang terakhir berkacamata dan memakai jas putih selutut, hanya membawa tas gunung. Seketika Rift tadi menutup.

"Sialan, kali ini gurun pasir." Pria bertombak menendang hamparan pasir di depannya.

"Yah, setidaknya kita sudah melakukan persiapan." Pria yang memegang belati menjawab.

"Benar. Aku penasaran, bagaimana caranya kita menaklukan Rift ini? Rift ini sepertinya membawa kita ke era Dinasti Zhou." Pria berkacamata melepaskan opininya.

"Bagaimana kau tahu itu, Seung-Wo?"

"Yah, Artifact ku yang memberi tahu. Nam-Joo, ada yang datang." Pria berkacamata yang dipanggil Seung-Wo tersebut mundur ke belakang teman-temannya.

"Hah? Bersiaplah, Jin-Ah, Seung-Wo." Nam-Joo bersiap dengan tombaknya.

"Hei, apa yang kalian lakukan? Kalian prajurit Qi atau Yan terserah, bantulah kami!"

Prajurit yang datang itu berteriak, melambai dan segera kembali ke medan perang. Mereka bertiga kebingungan mengetahui mereka bisa mengerti bahasa prajurit itu.

"Kurasa maksud Rift ini kita harus menghentikan dulu pertempuran itu." Seung-Wo berdiri di antara temannya.

"Apa lagi yang kita tunggu? Serbu!"

Jin-Ah dan Nam-Joo berlari ke medan perang. Sementara Seung-Wo terlihat memikirkan sesuatu.

*(Apa yang di katakan manusia itu benar. Ini adalah Zhànguó Shídài di era Dinasti Zhou, tepatnya perang antara Qi dengan Shanrong.)*

"(Seperti itu.. Kalau begitu aku akan menunggu mereka selesai lalu akan kurampok.)"

-

Terlihat pasukan Qi memenangkan pertempuran. Tersisa beberapa orang Shan Rong yang masih berdiri. Tiba-tiba mereka semua mundur pelan-pelan, menyisakan seorang di depan. Itu merupakan pemimpin Shanrong. Nam-Joo yang paham langsung melangkah maju. Tidak lupa Jin-Ah memperingati Nam-Joo untuk berhati-hati. Setelah beberapa menit berduel sengit, Nam-Joo tampak kewalahan. Jin-Ah dan Seung-Wo menjadi tegang. Tiba-tiba, keluar tekanan hebat menimpa ketiga Rifters itu termasuk Daniel. Nam-Joo yang terkejut hanya bisa pasrah menerima ajalnya.

"A-argh! Nam-Joo..!! T-tekanan apa ini?" Jin-Ah berteriak tak berdaya melihat temannya menemui ajal tepat di hadapan matanya.

"A-apa ini? Siapa y-yang melakukannya?" Seung-Wo sedikit pulih dari shock nya.

"(Zed! Apa ini ulahmu?!)" Daniel terduduk menahan tekanan hebat itu.

*(Tidak, bukan aku. Ini ulah Artifact Rift ini.)*

*"Hahaha. Hanya begitu saja kalian sudah kalah, Manusia."* Suara misterius yang Daniel tahu, itu suara dari Artifact Rift ini.

"P-perlihatkan dirimu, p-pengecut!" Jin-Ah berusaha melawan tekanannya.

*"Mustahil, lepas dari tekananku itu sesuatu yang mustahil. Kau pikir Rift ku terlihat mudah ditaklukan? Hahaha."*

"Rift mu? K-kau Artifact pemilik Rift ini?!" Seung-Wo menyadarinya.

*"Kalian bertempur tidak menggunakan akal pikiran kalian. Aku tidak suka dengan itu. Itulah yang menyebabkan temanmu mati, Manusia. Sekarang, kalian harus membayar kesalahan kalian."*

Saat kalimat itu selesai, tekanan di sekitar mereka semua menghilang. Tiba-tiba, semua makhluk di sekitar Jin-Ah mendadak beringas dan berlari menujunya. Jin-Ah yang separuh siap pun terkeroyok. Seung-Wo melihatnya dengan tatapan ngeri.

"(Andai saja ini bukan siang hari. Aku pasti bisa bergerak leluasa di sini. Dasar Artifact sialan.)" Daniel yang baru pulih lalu melihat keadaan Rifters tadi.

Daniel terkejut saat medan perang tadi berubah menjadi kawanan makhluk tengkorak yang lalu menerjang Jin-Ah. Dia langsung memikirkan cara untuk menaklukan Rift ini sekaligus tanpa diketahui oleh Seung-Wo. Sementara Seung-Wo sudah mulai berpikir sambil berlari menjauhi kawanan tengkorak itu.

"(Sialan, bagaimana [Zhang Yi Fan] ku bisa menyelesaikan ini.)" Seung-Wo mulai kelelahan berlari.

*"Oh, tampaknya kalian bukan kawan, Manusia?"*

"(Sialan, aku menarik perhatiannya.)" Daniel sadar, kalimat itu ditujukan padanya.

"Ada orang lain?! Kumohon, tolong aku!" Seung-Wo berteriak di ujung kepasrahannya.

"Artifact sialan. Untung saja aku sudah menemukanmu."

*"A-apa?!"*

"(Yah, berkat bantuan Zed sih.)" Daniel terkikik. "(Shadow Step.)" Lalu dia berpindah ke lereng bukit pasir di belakang medan perang tadi.

*"M-mustahil! Bagaimana kau menemukanku?!"* Artifact berbentuk kuas bersinar di antara hamparan pasir bukit.

"Itu sama sekali bukan urusanku!"

*swush!*

*"D-dan juga, bagaimana kau bisa paham bahasaku..?! Argh!"* Daniel menggenggam Artifact itu dan mulai menundukkannya dengan aura.

-

Seung-Wo masih kebingungan melihat kawanan tengkorak di hadapannya mendadak berhenti bergerak. Dia mencoba menganalisa tengkorak itu dengan [Zhang Yi Fan] nya. Dia mendapat informasi, bahwa Rift ini memiliki Artifact [Sun Tzu Brush].

*bwosh!*

"(Ledakan aura?!)" Seung-Wo berlari menuju pusat aura itu.

*whoos*

"S-siapa-.."

"Berhenti bergerak. Aku sudah menaklukan Rift ini. Kau ikut atau tidak?" Daniel muncul di belakang Seung-Wo.

"A-aku ikut."

"Ok. Sekarang bukalah Rift nya."

"Baik."

*swooosh*