webnovel

RICIE & PROMISES

Cindy Anastasya Adnerson, seorang gadis blasteran Indonesia-London yang memiliki sifat dingin. Namun semua itu berubah saat ia mengenal seseorang lelaki yang berstatus sebagai Ketos disekolahnya. Gabriel Mahardika Filer. Lelaki yang membuat hidup Cindy berwarna. Dikarenakan keinginan mereka untuk melanjutkan studi di university impian mereka. Akhirnya perpisahan pun terjadi. Awal LDR, semuanya berjalan baik, hingga suatu saat Ariel mulai menghilang entah karena apa. Lalu, Kedua orang tua Cindy mengatakan bahwa mereka telah menjodohkan Cindy dengan anak dari rekan bisnis ayahnya. Keluarga Nedson. Ethan William Nedson. Seorang CEO perusahaan yang akan menjadi suaminya. Tanpa Cindy tahu, bahwa perjodohannya dengan Ethan-lah yang menjadi penyebab hilangnya Ariel. Saat semua itu terungkap, Cindy bingung. Akankah ia mempertahankan pernikahannya dengan Ethan, yang menjadi alasan Ariel pergi. Atau ia akan memilih kembali kepada Ariel, cinta pertamanya.

khansa_jalilah · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
11 Chs

PART 3

FLASHBACK

Berawal di SMA NEGERI 2 SEMARANG, sebuah sekolah yang letaknya di bawah kaki bukit yang hijau nan indah. Sekolah itu amat terkenal karena banyak pabrik figur yang menjadi alumni di sekolah itu.

Banyak anak yang memilih melanjutkan sekolah mereka di SMA NEGERI 2 SEMARANG, begitu pula dengan gadis cantik yang bernama Cindy. Namun berbeda dengan murid yang lain, Cindy tidak perlu mengikuti tes untuk dapat masuk di sekolah itu, karena sekolah itu sendiri yang menginginkan Cindy untuk bersekolah di sekolah mereka.

~

PENGUMUMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK

Terdengar tangis haru serta sorak-sorai gembira dari para peserta tes, ada yang heboh karena diterima walaupun dengan nilai pas-pasan, dan juga ada yang menangis karena nilai-nya berada di bawah standar. Cindy juga datang ke sekolah hari ini, sekadar untuk melihat gedung sekolah tempat dia bersekolah nanti. Saat sedang berkeliling, Cindy menyaksikan semua peserta yang bergembira dan ada yang bersedih. Walaupun tidak mengikuti tes, tapi Cindy tau rasanya ketika perjuangan itu gagal, karena saat lulus SD, Cindy harus mengikuti tes untuk masuk SMP. Dan ia sempat ditolak karena nilai yang sangat rendah, Karena dulu Cindy bukanlah murid berprestasi seperti sekarang.

~

MOS

Menurut Cindy, saat mos merupakan saat yang paling menyebalkan. Karena, mereka harus berpakaian sesuai dengan perintah sang OSIS. Hari ini Cindy menggunakan kemeja hitam putih dengan rambut yang diikat, Cindy terlihat begitu cantik, namun satu hal yang mengganggu adalah tas plastik hitam yang dibawa-nya.

Satu jam berlalu, dan waktu berkeliling telah usai. Dan para peserta MOS terlihat begitu letih sehingga banyak dari mereka memilih untuk beristirahat.

"Bangun semuanya! Perkenalkan saya Gabriel Mahardika, bagaimana keadaan kalian? Apa semuanya baik-baik saja?" Sapaan sang ketua OSIS.

"Iya kak, kami baik-baik saja," seru para peserta MOS yang dominan perempuan. Mereka menjawab dengan riang, karena percayalah wajah sang ketua OSIS benar-banar tampan.

Ya, Gabriel Mahardika Filer. Ariel.

Ariel adalah laki-laki keturunan Australia yang menetap di Indonesia mengikuti kedua orang tuanya. Ayah Ariel adalah pria asli Indonesia. Sedangkan ibunya adalah wanita asli Australia.ia adalah anak tunggal dari keluarga Filer.

Ariel adalah primadona di SMA NEGERI 2 SEMARANG, selain wajah-nya yang sangat tampan dengan model rambut undercut, tapi juga otak-nya yang cerdas, yang membuatnya dielu-elukan oleh para gadis. Terbukti bahwa Ariel yang telah memenangkan cerdas cermat tiga kali berturut-turut. Saat ini Ariel menduduki bangku kelas XI, dan baru saja terpilih menjadi ketua OSIS beberapa minggu yang lalu.

"Saat ini kami akan membagikan nomor, dan bagi kalian yang memiliki nomor sama, segera berkumpul dan menjadi satu kelompok. Masing-masing kelompok akan mendapatkan satu pembimbing." Instruksi sang wakil ketos yang berparas cukup cantik, seraya membagikan nomor untuk para peserta MOS.

Banyak dari para siswi yang menginginkan sang ketua OSIS menjadi pembimbing grup-nya. Dan para siswa yang menginginkan sang wakil OSIS menjadi pembimbing-nya.

~

Cindy berada di grup terakhir (grup 7), jujur dia sangat malas, bahkan untuk berada di dalam keramaian saja Cindy tidak betah apalagi berbicara dan menyapa.

"Heii, perkenalkan namaku Lala, siapa namamu?" ujar seorang perempuan di sebelah Cindy.

"Cindy," jawab Cindy seraya tersenyum malas.

"Oke Cindy, sekarang kita adalah teman dan kau harus terus bersamaku oke?" sambut Lala dengan antusias tanpa memerhatikan reaksi Cindy yang sudah sangat malas.

Tiba-tiba datang seorang lelaki yang tidak lain dan bukan adalah Ariel sang ketua OSIS.

"Hai semuanya! sekarang kakak adalah pembimbing kalian, oke. Mohon kerjasama-nya ya semua!" Ucap Ariel dengan riang.

Jelas grup 7 sangat-lah bahagia, bahkan grup lain iri dan mulai bisik-bisik.

"Aaaaa, Cindyyyy akhirnya doa ku terkabul," sorak gembira Lala sambil memeluk lengan Cindy. Sementra Cindy hanya terdiam sambil memperhatikan si ketos dengan wajah mengintrogasi. Dan akhirnya..

Deg.

Mata mereka bertemu, dan baik Cindy maupun Ariel sama-sama menikmati pertemuan itu, masing-masing seakan terhipnotis. Sampai akhirnya Cindy yang terlebih dulu sadar dan memutuskan pandangan-nya dan kemudian menunduk dan memejamkan matanya. Melihat itu, Ariel tersenyum samar sambil terus memperhatikan gerak-gerik gadis yang sudah mencuri perhatian-nya sejak awal. Sebenarnya Ariel sudah mengenal Cindy sebelum Cindy mendaftar di SMA 2 NEGERI SEMARANG, karena ayah Ariel adalah pemilik yayasan dan ayahnya yang meminta Cindy untuk bersekolah di tempat ini. Dan jujur dari awal Cindy datang ke sekolah, Ariel terus saja mengambil kesempatan untuk bercuri pandang dengan Cindy sambil terus tersenyum hangat ketika gadis itu menyadarinya.

Kali ini Ariel sengaja memutuskan untuk menjadi pembimbing grup 7, tidak ada alasan lain dari Ariel selain agar bisa berdekatan dengan Cindy.

~

Panitia OSIS kali ini sepakat untuk mengadakan kontes bernyanyi, yang lagu-nya dibuat oleh masing-masing grup yang lirik-nya harus memperkenalkan masing-masing dari anggota grup itu, tapi sebelumnya satu orang perwakilan grup harus bernyanyi lagu yang diminta oleh panitia OSIS. Kali ini semua OSIS sepakat untuk memilih lagu BRAVE untuk dinyanyikan oleh sang perwakilan grup.

DI GRUP 7

"Oke, sudah kakak putuskan perwakilan yang akan bernyanyi adalah Cindy Anastasya Adnerson!" putus Ariel dengan menyebut nama Cindy dengan lantang seraya mengangkat alis-nya sebelah sambil tersenyum dan mengarahkan matanya kepada Cindy. Sedangkan yang disebut malah melotot tapi sayang dia tidak bisa berkata apapun, yaa alasan dia tidak membela dirinya karena saat ini Cindy sedang malas untuk berdebat.

Semua anggota setuju dengan keputusan sang pembimbing, terutama Lala. Sedari tadi dia sangat antusias sambil terus memberi semangat pada Cindy. Sebenarnya Lala tau bahwa Cindy adalah teman yang membosankan, tapi entah mengapa saat pertama kali melihat Cindy, Lala langsung merasa nyaman dan dia yakin bahwa Cindy adalah gadis yang baik hanya saja membosankan.

~

PENAMPILAN

Semua grup sudah siap dengan pertunjukan yang akan mereka tampilkan, baik dari perwakilan penyanyi dan lagu yang di buat masing-masing grup dengan gerakan yang beraneka ragam. Semua orang sangat sibuk, terutama bagi perwakilan penyanyi setiap grup yang tidak hanya sibuk namun juga gugup. Sama halnya dengan Cindy, walaupun dia tidak begitu semangat tapi ini juga adalah penampilan pertama Cindy di hadapan banyak orang. Dan dia harap penampilannya memuaskan.

"Oke semua grup silahkan bersiap-siap, dan jangan lupa untuk bahagiaaa," ucap suara dari atas panggung yang tidak lain adalah Gempar, dia adalah salah satu panitia OSIS yang periang dengan wajah gembulnya.

Masing-masing grup merasa bahagia ketika berhasil menunjukkan penampilan mereka bersama pembimbing-nya. Kini tibalah giliran perwakilan bernyanyi yang akan tampil.

Masing-masing perwakilan mulai menaiki panggung, dimulai dari grup 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan akhirnya grup 7. Mereka menampilkannya dengan sangat baik, terutama Cindy. Parasnya yang cantik dan suara lembutnya yang terdengar sangat merdu di telinga penontonnya. Sebenarnya Cindy sangat gugup apalagi ketika dia bernyanyi, Ariel terus memandangnya sambil tersenyum, dan senyum serta tatapan hangat itulah yang membuat jantung Cindy terasa ingin keluar dari tubuh mungilnya itu.