webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
377 Chs

Bagian 76

Airin tersenyum.

"Eh, dia bangun!" pekik Bian saat melihat Zidan mulai membuka matanya.

"Oh, iya." Airin ikut excited melihat Zidan yang baru bangun tidur dan mengucek matanya.

"Halo, Sayang…. Gimana tidurnya? Nyenyak, kan?" tanya Airin pada bayi yang ada di gendongannya.

Zidan tersenyum.

"Baik bangett ya bayi ini? Nggak nangis loh dari tadi setelah digendong sama kamu," ujar Bian.

"Iya, sepertinya kita harus punya sendiri deh Mas. Gimana menurut kamu?" tanya Airin.

"Iya, aku setuju banget. Kan dari tadi aku juga udah ngomongin soal ikhtiar kita," jawab Bian sambil mengangkat alisnya sambil tersenyum manis.

Airin terkekeh.

"Boleh nggak kalau aku coba gendong?" tanya Bian yang jadi ingin menggendong Zidan seperti Airin.

"Kamu bisa?" tanya Airin dengan tidak yakin pada kemampuan Bian.

"Bisa. Aku juga beberapa kali udah gendong keponakan aku," jawab Bian dengan yakin.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com