webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
377 Chs

Bagian 274

Mbok nyengir, "Tidak mungkin sih kalau Mas Alif dan Mbak Airin berbuat macam-macam," ujar si Mbok.

"Kalau Mbok memang ingin tahu jawabannya…. Mbok lihat saja wajah Airin, Mbok pasti akan menemukan jawabannya di sana," kata Alif yang menjawab pertanyaan si Mbok masih dengan teka-teki baru.

"Eh, kamu apa-apaan sih Lif?" tanya Airin yang jadi malu-malu karena terus dipandangi oleh si Mbok. Airin menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Gimana udah ketemu jawabannya?" tanya Alif.

"Mbak, jangan ditutupin dong mukanya. Kan jawabannya jadi nggak kelihatan, Mbok pensaran banget loh ini sama jawabannya." Kata si Mbok dengan tatapan yang masih menghadap ke Airin.

"Saya malu, Mbok." Airin masih terus meutupi wajahnya

"Sebentar saja," ujar si Mbok.

"Ayo, Rin… Buka saja sebentar," kata Alif.

Airin menuruti permintaan Si Mbok dan Alif. Dengan malu-malu Airin menunjukkan wajahnya.

"Nah, Mbok! Udah ketemu belum?" tanya Alif lagi.

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com