webnovel

Reinkarnasi Sebagai Goblin

Manusia dari bumi tiba-tiba berada di sebuah tempat misterius. Ia bertemu dengan sebuah sosok yang menempatkannya ke dunia lain. Bagaimana petualangan tokoh utama kita dengan hidup baru sebagai goblin?

Arya_Hafiz_Saputra · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
37 Chs

Melatih Freya dan Leia

Hampir tiga bulan telah berlalu setelah kami mulai menjelajahi dungeon Goblin Den. Semua berjalan sesuai dengan rencana. Memang kalau waktu normal, party dengan ranking A mampu menyelesaikan dungeon ini dalam waktu 6 bulan. Namun aku membuat rencana yang lebih komprehensif dan tepat untuk tim kami.

Dengan latihan setiap hari, tubuhku semakin kuat dan aku percaya diri mampu menghadapi monster ranking S seorang diri. Selain latihan, aku juga mendapatkan kekuatan dari setiap monster yang aku bunuh. Dari keterangan Hilda, sepertinya semua makhluk di dunia ini akan mendapatkan kekuatan dari makhluk yang mereka kalahkan.

Tidak hanya dari monster, manusia juga bisa mendapatkan kekuatan dari membunuh sesama manusia. Semakin kuat manusia yang mereka bunuh, kekuatan yang mereka dapatkan juga akan semakin besar. Namun kalau terlalu banyak membunuh manusia, akan terkumpul "kutukan" yang dapat membahayakan si pembunuh.

Menurut Hilda, dahulu pernah ada bangsawan yang hendak meningkatkan kekuatan dengan membunuh semua budak yang ia beli. Awalnya cara itu berhasil dan ia semakin bertambah kuat seiring banyaknya korban yang ia perbuat. Namun pada suatu hari, kutukan dalam tubuhnya meledak dan pada akhirnya ia berubah menjadi mayat hidup yang menyerang manusia secara membabi buta.

Seluruh pasukan kerajaan yang dekat dengan bangsawan itu mengerahkan semua kekuatan mereka untuk membasmi bangsawan itu. Namun anehnya, tidak ada kutukan yang diturunkan setelah bangasawan itu meninggal. Sampai saat ini, kutukan ini masih diteliti oleh semua profesor. Mereka masih belum mendapatkan informasi yang pasti mengenai kutukan.

Apakah kutukan ini ada hubunganya dengan karma yang para dewa bicarakan? kalau ada waktu, aku akan mencoba bertanya kepada mereka dan mencari tahu mengenai hal ini lebih jauh lagi.

Karena itulah tidak banyak bandit yang berani untuk membunuh korbanya, mereka hanya mengambil barang milik mereka kemudian kabur begitu saja. Namun tetap saja masih ada penjahat lainnya yang berani melakukan pembunuhan tanpa takut dengan kutukan yang akan menimpanya nanti.

Tidak hanya diriku yang semakin bertambah kuat, anggota valkyrie yang lain juga. Terutama Hilda dan Sera, karena mereka menjalani latihan khusus bersama denganku. Perbedaan kekuatan antara mereka dengan Freya dan Leia semakin jauh setiap harinya. Mau tidak mau, mereka akhirnya setuju dengan teori mengenai dual kultivasi.

Boss keduapuluh kami berhadapan dengan Goblin Knight beserta pasukan goblin berjumlah 200 monster. Hal ini cukup menyulitkan Freya dan Leia karena mereka maju di garis depan. Namun kami berhasil mengalahkan boss lantai ini tanpa adanya anggota yang terluka parah.

Boss berikutnya adalah goblin general dengan 300 monster yang ia pimpin. Kekuatan Goblin General lebih hebat daripada goblin knight. Freya sempat berhadapan dengan goblin itu satu lawan satu. Namun tidak sampai lima menit, Freya terluka parah atas serangan dari goblin tersebut. Akhirnya aku maju untuk menyelamatkan Freya dan akhirnya kami berhasil mengalahkan semua musuh. Pertarungan ini terjadi pada lantai tigapuluh.

Sampai akhirnya kami berhasil melalui lantai 40 dengan perjuangan yang cukup besar. Hilda dan Sera masih bisa mengikuti gerakanku karena mereka sudah bertambah kuat berkat latihan dariku. Namun pada lantai ini, Freya dan Leia terluka parah saat mereka mengatasi 400 pasukan yang dipimpin oleh Goblin King.

Karena itu pada lantai ini, hampir 75 persen musuh aku yang musnahkan. Akibat Freya dan Leia yang kemampuanya belum cocok untuk lantai ini. Setelah melewati lantai 40, Freya dan Leia sempat memutuskan untuk istirahat selama satu hari penuh karena mereka ingin mendiskusikan sesuatu tanpa kehadiran Aku, Hilda, dan Sera.

Tentunya kami tidak mempermasalahkan hal itu dan memanfaatkan waktu yang ada dengan berlatih dan jalan-jalan sekitar kota Delta. Waktu kami di sini sudah banyak habis di dalam dungeon, karena itulah, jarang sekali kami bisa istirahat seharian seperti ini. Meskipun kami tidak ke dungeon setiap hari. Namun ketika hari istirahat dungeon, kebanyakan tim valkyrie habiskan untuk istirahat di penginapan.

Berbeda denganku yang sering sekali mengelilingi tempat ini karena tidak ada yang bisa aku lakukan kalau di kamar saja. Perpustakaan kota ini kurang lebih isinya sama dengan kota Aera. Mungkin hanya perpustakaan milik kerajaan yang bisa memberiku suatu ilmu baru. Karena itulah saat Hilda dan Sera ingin keliling kota, gantian aku yang mengantarkan mereka seperti pemandu turis. Meskipun aku seorang goblin hanya membantu mereka membawakan barang belanjaan mereka.

Esok harinya setelah Freya dan Leia berdiam diri di kamar, mereka mengunjungi kamarku saat pagi hari sebelum kami berangkat ke dalam dungeon.

"Will, bisa bicara sebentar?" Ucap Leia sambil membuka pintu kamar.

"Tentu saja, ada masalah apa? apakah diskusi kalian sudah selesai?" tanyaku kepada mereka sambil duduk di atas ranjang bersama dengan Hilda dan Sera.

Freya dan Leia menganggukkan kepala kemudian wajah mereka mulai memerah.

"Ayo cepat Leia, katakan kepadanya." Freya mendesak Leia untuk mengatakan sesuatu.

Muka Leia semakin memerah dan hanya bisa bersuara kecil "Diam dulu sebentar, butuh persiapan mental untuk mengucapkan hal ini."

Aku tidak menguping diskusi mereka kemarin. Namun dilihat dari sikap mereka berdua, sepertinya Hilda dan Sera harus aku minta keluar dulu. Leia berusaha untuk menenangkan diri dengan menghirup nafas yang dalam.

"Sera, Hilda, bisa persiapkan perlengkapan untuk kita ke dungeon nanti. Sepertinya pembicaraan dengan Freya dan Leia akan berlangsung sedikit lama. Nanti kalau pembicaraan kami sudah selesai, kami akan menyusul kalian."

Sera dan Hilda sempat saling bertatapan satu sama lain lalu tersenyum lebar ke arah Freya dan Leila "Baiklah kalau begitu Will, jangan terlalu lama ya. Nanti kami akan terlalu mencolok perhatian kalau terlalu lama berdiri di pintu masuk dungeon."

"Ok, sampai jumpa nanti."

Ketika Sera dan Hilda akan keluar, mereka sempat membisikkan sesuatu kepada Freya dan Leia. Setelah itu wajah mereka berdua kembali semakin merah. Beberapa menit kemudian, kami telah mendengar suara langkah kaki Hilda dan Sera sudah pergi keluar penginapan.

"Jadi, apa yang ingin kalian bicarakan?"

Leia mengepalkan tangannya dengan erat lalu berkata. "To...Tolong latih kami sama seperti dengan Hilda dan Sera. Kami tidak ingin ketinggalan jauh dari mereka."

"Benar sekali, kalau begini terus. Kami tidak akan layak untuk satu tim dengan mereka. Tolong latih kami juga." Ucap Freya sambil menundukkan kepalanya kepadaku.

Ternyata benar dugaanku, mereka datang dengan tujuan itu. Sambil melihat keseriusan mereka dari postur tubuh dan mimik muka yang mereka lakukan, aku memastikan kembali keputusan mereka "Kalian yakin akan mengikuti latihan dariku? Sudah tahu apa yang harus kalian lakukan untuk menjadi kuat seperti Hilda dan Sera?"

Freya dan Leia saling bertatapan kemudian mereka mulai membuka baju mereka satu persatu. Karena mereka masih belum menggunakan armor, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk melepas baju yang mereka kenakan.

"Kami bukan anak kecil, kami tahu apa yang sudah mereka lakukan. Keputusan kami sudah bulat." Ucap Leia dengan nada serius sambil berjalan ke arahku.

"..." Freya tidak berkata apapun namun mukanya merah seiring ia mendekat ke arahku.

Aku menikmati pemandangan duniawi di hadapanku dan akhirnya berkata "Baiklah kalau begitu, aku jamin kalian juga akan menjadi kuat seperti mereka. Selain itu, kalian juga akan merasakan kenikmatan yang belum pernah kalian bayangkan sebelumnya"

Dengan memberikan isyarat kepada mereka berdua, aku memulai latihan khusus untuk mereka di atas kasur penginapan. Berbeda dengan ketika malam hari, aku tidak bisa terlalu lama melakukan hal ini sekarang. Karena aku tidak ingin membuat Hilda dan Sera menunggu. Mungkin satu jam cukup untuk meningkatkan kemampuan mereka.

"!!!"

"!!!"

Freya dan Leia awalnya kaget saat memulai sesi latihan. Namun lama kelamaan, wajah mereka yang awalnya kesakitan akhirnya berubah menjadi wajah bahagia. Sayangnya setelah satu jam melakukan latihan. Mereka tidak bisa bertambah kuat terlalu banyak, masih harus melakukan sesi latihan pada lain waktu. Namun muka mereka sepertinya membuktikan bahwa mereka sama sekali tidak keberatan melakukan hal ini.

"Sekarang cukup sampai sini saja, nanti malam bersama dengan Hilda dan Sera. Kita semua akan melakukan sesi latihan bersama. Kalian tidak keberatan, bukan?" Ucapku sambil kembali mengenakan pakaian untuk menuju dungeon.

"...." Freya dan Leia hanya mengangguk saja mendengar perkataanku.

Pastinya aku juga sudah memasang barrier suara sehingga ketika sedang berlatih. Suara mereka tidak akan terdengar oleh tetangga. Hal ini juga aku lakukan saat melakukan sesi latihan bersama Hilda dan Sera saat malam hari. Meskipun begitu, karena Freya dan Leia belum mengetahui hal itu. Wajah mereka merah sekali ketika berjalan keluar dari penginapan karena malu jika sesi latihan mereka terdengar jelas oleh yang lain..

Saat aku memberitahukan mengenai barrier, mereka berdua memasang wajah lega dan marah kepadaku karena tidak memberitahukannya lebih awal. Aku hanya bisa tertawa melihat reaksi mereka. Beberapa menit kemudian, kami akhirnya sampai ke dungeon dan bertemu kembali dengan Hilda dan Sera.

Mereka berdua sudah tersenyum lebar dan tanpa basi-basi langsung ingin mendengarkan apa saja sesi latihan yang mereka lakukan. Perjalanan kami menuju lantai 41 diiringi banyak tawa dan canda untuk hari ini.

Akhirnya chapter 32 selesai. Terima kasih bagi kalian yang masih mengikuti novel ini. Penulis mohon maaf karena kesibukan di dunia nyata, tidak sempat untuk menambahkan chapter baru untuk novel ini. Semoga saja ke depannya autor bisa lebih konsisiten dalam update cerita Will dan kawan-kawan.

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Arya_Hafiz_Saputracreators' thoughts