webnovel

Regret and Gratitude

Tidak!!! Aku bukannya tidak menyesal! Aku sungguh menyesalinya! Tapi.... bukan dia yang harus menanggungnya. Aku akan membesarkannya, ya aku tidak akan menggugurkannya! -Aqila Perasaan janggal terhadap satu perempuan. hanya SATU! ya hanya dia, dia seperti menjadi bagian dari diriku. TIDAK! aku tidak memikirkannya atau apapun hanya saja merasa... ya entahlah. -Arkan ~~~~ Kalian gaakan nyangka apa yang ada di cerita ini~ Karena ini bukan cerita married by accident biasa.

zylavida76 · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
37 Chs

Part 8

*malam sebelum Arkan pulang*

"kan aku boleh minta sesuatu ga?"

"apa yang engga buat kamu sayang?"

"elusin perut aku dong sekalian cium, perut aku lagi gaenak nih"

"tumben amat manja nih"

"hehe lagi gaenak perutnya"

Ketika Arkan mengelus perutku, ada rasa senang. Ya bayiku merasa nyaman sangat nyaman,tangannya terasa hangat dan besar. Belum puas rasanya dielus, Arkan sudah mengangkatku dimeja makan.

"kalo aku gaangkat kamu ya gabisa cium perut kamu dong sayang, yakan?"

"hehe iya ya"

Arkan kembali mengelus perutku dengan sekali kali mencium perutku dengan sayang, kami terhanyut didalamnya. Hanyut dengan pikiran masing masing dan menikmatinya.

"sayang, nanti kalo kita nikah ada baby kita dong ya hihi" aku terdiam, membeku, bahkan aku lupa bernafas. Ada rasa penyesalan didalam diriku sendiri. Elusan lembut dikepala ku menyadarkanku.

"jangan bengong gituan, maaf deh mikirnya kejauhan"

"kan pulang gih udah malem bentar lagi mami sama papi juga pulang"

"gatakut sendirian dirumah?"

"orang ga sendirian sih ye."

"hahaha iya deh aku pulang ya"

"iya tiati." Arkan mencium kening dan pipiku lembut.

Setelah kepergian arkan aku langsung membawa barang barangku ke mobil yang kuparkirkan dirumah tetangga, tentu saja untuk melancarkan usaha kaburku. Aku harus 5 kali bolak balik turun tangga, hfft sabar ya sayang kamu kan kuat nak. Setelah semua barang kumasukkan, tak lama mami dan papi pulang dan mengajak ngobrol sambil memakan tobeli kesukaanku tentu saja. Setelah berbincang mami memelukku, aku pun memeluknya dengan sekuat tenaga aku tahan air mataku.

"nak, kok mami ada perasaan gaenak yah tentang kamu?"

"gaada apa apa kok mi hehe. Aqila sayang sama mami sama papi"

"kami juga sayang kamu kok sayang, yaudah kami istirahat dulu ya"

"iya mi pi selamat istirahat"

Selamat tinggal juga mi pi, perasaan mami juga benar adanya mi . Setelah mami papi masuk kamar aku mengambil beberapa tobeli dan langsung menuju pintu, ya sekarang waktu yang tepat. Sesampainya di mobilku sudah ada bibi siti yang memelukku lembut, seakan tau perasaanku. Akhirnya pecah juga tangisku, ini berat, sungguh ini sangat berat. Tapi ini jalan yang akan aku ambil mi pi.

"yang kuat non, ada bibi yang ngejaga non"

"iya bi, makasih. Berangkat deh yu"

*Athor POV*

Suara tangis mengisi seluruh kediaman moldovia, semua kalut dan mulai mencari solusi. Suara mami aqila yang tidak kunjung reda, papi yang memulai mencari keberadaan anak perempuannya pun hanya bisa menenangkan sang istri yang masih menangis. Sang abang dan papi masih berpikir jalan keluar yang tepat.

"Assalamualaikum. Loh mami kenapa nangis?"

Seketika tangis mami berhenti ketika mendengar suara putrinya, dan semua orang yang ada dirumah itu bernafas lega.

"yaampun aqilaaa mami kira kamu pergi kemana ternyata cuman jogging"

"tau ngapain pake tulis surat segala, bikin panik orang serumah aja wuuuu"

"hampir aja kita gajadi berangkat semua"

"hahaha maaf maaf, kalian pasti ganyangka kan aqila jogging, jadi aqila tulis surat deh"

"udah mi ah aqila laper nihhh"

"iya mi abang juga laper, lagian abang bentar lagi berangkat nih"

"iya iya bawel nih kalian. Gabareng mami aja berangkatnya fa?"

"yaudah deh emang mami jam berapa perginya"

"2 jam lagi fa"

"aqila, kamu baik baik ya disini nak jangan lupa makan. Jangan terlalu sibuk sama tokomu"

"oke miii"

"nanti mami sering sering terlpon kamu kok"

"siap mii" aqila hanya membalas dengan nada girang yang sedikit dibuat buat, dalam hati dia sudah merasa ingin menangis.

*3 hours later*

"hati hati ya nak yaampunn mami pasti kangen banget deh sama anak mami yang satu ini"

"iya mi tenang aja aqila udah biasa kok hehe lagian aqila lebih sering ditoko, rame jadi santai aja"

"okdeh sayangg"

"duh anak perempuan papi. Nanti papi pulang pasti kamu tambah cantik deh"

"hihihi iyadong kan anak papi paling cantik"

"ade kecil abang tercintah tersayang terimut tercantik. Abang pasti kangen banget deh"

"hehe aqila juga loh bang, hati hati ya bang, pulang bawa oleole ya hahaha"

"hahaha iya deh iya"

Mereka satu persatu memberikan pelukan sayang. Setelah kepergian mami,papi sama abang aqila pulang dengan gontai. Dia benar benar merasa LAPAR!!! Ah bahkan dia juga mengantuk karena harus buru buru kerumah tadi pagi.

*Situasi pagi tadi*

Jam 6 pagi Aqila sudah bangun dan bersiap dengan pakaian jogging, dengan segera kerumah dan sedikit menyari keringat. Dia tidak mau kepergian dia membuat orang tua dan abangnya tidak jadi pergi. Ketika memasuki rumah aqila merasa sesak ketika mendengar suara tangis maminya. Sebisa mungkin tidak menunjukkannya, toh tinggal beberapa jam lagi ya tenang saja.

*back*

Ketika aqila melewati starbucks, aqila mendengar suara yang tidak asing, suara Arkan ya suara Arkan, Aqila tau betul. Akhirnya Aqila masuk dan duduk belakang belakangan dengan Arkan. Dia terlalu penasaran dengan Arkan belakangan ini. Akhirnya Aqila memutuskan mendengarkan saja.

"kan masih suka dunia malam?"

"hahaha apaan sih lu"

"wkwk salah ya gue nanya, lo mau balik ke dunia malam lo?"

"gatau"

"lah tumben, lo kan bilang free cuman gara gara puasa? Lo belom ada ke club abis puasa? Ini udah hampir sebulan setelah puasa loh tumben tahan. Biasanya juga hampir tiap hari"

"wkwk kampret lu, niatnya sih kemaren gue mau kesana eh gajadi gara gara-"

"gara gara?"

"cewe"

"cewe gimana nih? Ada yang ngajak tidur ya jadi gaperlu ke club segala"

"kaga bego otak lu club mulu, club di NY kurang apa lu"

"kaga sih , jadi cewe gimana nih?"

"nyokap ngejodoh jodohin gitu, cewenya ya lumayanlah buat selingan. Kapan lagi gue dapet cewe baek baek"

"gila lo jangan bilang mau macem macem ya sama tu cewe"

"kaga sih, abis dia gemesin aja gabosen gitulah lumayan buat selingan"

"yayayaya ntar malem cari cewe yok"

"yok udah lama ga dikasih servisan ni junior gue" mendengar itu tak kuat lagi aqila mendengarnya, dikiranya arkan adalah cowo baik baik yang memang mau menjalin hubungan dengannya. Saat itu aqila bangkit dan-

"mba kalo jalan hati hati dong"

"eh maaf mas saya ganti ya ini duitnya"

Karena adegan itu aqila menjadi pusat perhatian dan arkan pun melihatnya juga. Aqila tau bahwa dia harus secepatnya pergi dari tempat itu, bisa berabe jika arkan menangkapnya.

"aqilaaa" detik itu juga aqila pergi secepat kilat

*Arkan POV*

"eh maaf mas saya ganti ya ini duitnya" suara itu kaya gue kenal deh,

"aqilaa" dia aqila, DIA DUDUK DIBELAKANG GUE? Pasti dia denger mampus gue

Gue coba kejer dia berharap dia bisa setidaknya mendengar, seketika aku berhenti. Mendengar apa? Toh memang itu yang gue lakuin kok dan dia gasalah paham.

"woi lu kenapa lari? Tu cewe siapa?"

"ha? Dia cewe yang gue ceritain, dia denger omongan kita yang tadi"

"ya trus? Lo ga suka sama dia kan? Biarin aja dia kaya gitu orang dia cuman jodoh jodohan nyokap lu kan"

"iyasih cuman gaenak aja, kaya mainan gue ada yang ilang wkwk" tapi kemana ya tu cewe, gue penasaran pendapat dia apa.

Malamnya

"kan lu ganyari cewe? Gue udah dapet nih gue diluan ya bye"

"ha?ga deh sono gih sono" ya gue di club, tapi kok gue sedang badmood ya sedang gaada yang menarik gitu . sebaiknya gue pulang.

Dari pada mending gue ngerjain kerjaan kantor. Oiya kok gue masih gaenak ya sama aqila. Telpon ga ya? Dia marah apa engga ya -_- duh bikin bingung aja harus apa.

Semenit kemudian

Mommy calling

"halo assalamualaikum mom, ada apa?"

"walaikumsalam, gaada sih hehe mommy mau ke rumah aqila nih ikut ga?"

"iya mom?serius? ikut dongg" emang yang namanya jodoh baru dibilangin udah ada jalan aja kesana kan wkwk.

"iya bawel ah, buruan kebawahhhhh"

"yaelah mom orang masih satu rumah aja pake telponan, bentaran arkan kebawah"

Ketika arkan kebawah langsung disambut dengan senyuman terindah mommy, dan setengah menggeret arkan. Sejam kemudian sampailah dirumah aqila.

"assalamualaikum"

"walaikum salam bu, cari siapa ya?"

"cari aqila ada mba?"

"ooh non aqila lagi gadirumah bu, katanya mau nginep dirumah temennya soallnya ibu sama bapak lagi gadirumah"

"ohh yaudah makasih ya mba"

"sama sama bu"

Ketika di jalan pulang baik arkan maupun mommynya terdiam, sibuk dengan pikiran masing masing dan menahan kekecewaannya masing masing dengan pengharapan yang tinggi tapi nyatanya aqila tidak dirumah.

"kan besok ke toko kuenya yuk mommy kangen dia masa"

"ketemuan disana aja ya mom, arkan abis pulang kantor langsung kesana deh"

"duh duh anak mom sekarang udah jatuh cinta banget yah sama aqila hihihi"

"apasih mom engga kan mom yang jodohin arkan, sebaiknya arkan terima kan? Trus arkan harus berperan sebagai tunangan yang baik kan?"

"alah nantinya juga kamu yang suka sama aqila, siapa sih yang gasuka dia. Mom aja suka banget"

"ya itukan butuh proses mom, jangan samainlah"

"yaya liat aja nanti"

*keesokan harinya*

"selamat sore bu, mau pesan apa?"

"Aqilanya ada mba? Saya mau ketemu"

"oh mba aqila udah gakesini lagi sih bu udah 2 hari yang lalu"

"ohh kenapa memangnya mba?"

"kurang tau deh bu"

"oh yaudah saya pesen tiramisu aja deh 2 potong ya"

"dibawa pulang atau makan disini?"

"dibawa pulang aja mba"

*arkan calling*

"halo kan aqila juga gaada disini gimana dong? Dia gaada nelpon kamu?"

"engga ada mom, yaudah arkan jemput dulu sekalian mau telpon aqila deh coba"

Setelah 3 hari mencari Aqila dan hpnya sudah tidak aktif Arkan mulai menanyakan keberadaannya. Apa aqila diculik?hilang?tersesat? Dengan putus asa arkan mulai mencoba mencari aqila melalui bawahannya, seorang detektif swasta.

*Aqila POV*

Setelah terkahir kali aku mendengar percakapan Arkan, aku jadi sangat sangat membencinya. Bagaimana tidak, dia hanya menjadikanku se li ngan! Wtf -_-

Cih, kalo memang udah badboy gaakan bisa jadi goodboy lagi kann menyebalkannn! Aku tau mommy dan arkan mencariku di rumah ataupun ditoko, tapi aku tidak ingin bertemu mereka!

Setelah 3 hari di apartemen aku mulai bosan, walaupun ada bibi tapi tetap saja bosan tidak di dapur toko dan itu menyebalkan. Bayiku juga 3 hari ini makan ketoprak terus, aku jadi bosan dan inget arkan huaaa menyebalkan.

Setelah seminggu aku berada di apartemen, akhirnya aku memutuskan untuk ke supermarket di lobby. Sepertinya babyku sedang mau dimsum.

Ketika aku sampai di toko dimsum aku dengan semangatnya menyantap dimsum yang ku pesan. Bayiku sangat menyukai dimsum ternyata, aku sampai harus memesan 5 jenis dimsum, omg sejak kapan makanku sebanyak iniiii. Setelah membayar makanan dan minuman yangku pesan, aku seperti melihat Arkan. Ah mungkin hanya perasaanku saja, lagipula aku masih kesal dengannya.

*Arkan POV*

Arghhh udah seminggu Aqila hilang, dan 2 hari ini gue selalu memimpikan hal yang sama, termasuk malam ini.

*flashback on*

Setelah 3 hari mencari aqila, gue mengerjakan proyek bernilai jutaan dolar the big proyek right? Sampai gue harus mengerjakan sampai dini hari dan tertidur di ruang kerja. Ini hari pertama gue tertidur di ruang kerja sejak proyek besar ini.

"Daddy, aku sangat menyukai ketoprak dan dimsum apakah daddy juga suka?"

"Siapa daddymu?"

Hah hah hah

Siapa anak kecil itu?kenapa dia selalu memanggil daddy? Arggggh! Mimpi yang menyebalkan!

Dimalam berikutnya pun sama, ketika gue kerja dan sudah sangat lelah gue pun bermimpi anak kecil yang aku tidak bisa melihat wajahnya.

"Daddy, aku sangat menyukai ketoprak dan dimsum apakah daddy juga suka?"

"Aku tidak tau siapa yang dirimu maksud daddy, tapi aku juga sangat menyukai ketoprak"

"Benarkah? Berarti bunda yang sangat menyukai dimsum yah dad"

"Ah siapa bundamu?"

Hah hah hah

Kenapa setiap aku memimpikan anak itu seperti aku berlari sangat jauh? Hffftt ini mulai menyebalkan!

*flashback off*

Karena tadi malam gue mimpi dimsum, gue jadi pengen dimsum. Akhirnya pas makan siang gue putusin buat makan dimsun di dekat kantor.

Ketika memasuki toko tersebut, gue ngerasa melihat Aqila versi lebih berisi. Tapi sebelum gue memanggil, ada telfon masuk dari mommy.

"Assalamualaikum kan, sepertinya aqila menghilang"

"Ha?-"