webnovel

Regret and Gratitude

Tidak!!! Aku bukannya tidak menyesal! Aku sungguh menyesalinya! Tapi.... bukan dia yang harus menanggungnya. Aku akan membesarkannya, ya aku tidak akan menggugurkannya! -Aqila Perasaan janggal terhadap satu perempuan. hanya SATU! ya hanya dia, dia seperti menjadi bagian dari diriku. TIDAK! aku tidak memikirkannya atau apapun hanya saja merasa... ya entahlah. -Arkan ~~~~ Kalian gaakan nyangka apa yang ada di cerita ini~ Karena ini bukan cerita married by accident biasa.

zylavida76 · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
37 Chs

Part 29

Pukul 3 pagi pengantin baru sudah terbangun karena tangisan Azka, Aqila langsung mengecek apa yang membuat bayi mungilnya tidak nyaman. Setelah mengganti popok dan menyusui, Azka kembali tertidur di samping tempat tidur mereka yang terhubung langsung dengan box bayinya. Arkan juga sempat membantu aqila dan kembali tidur ketika Aqila menyusui, dan tidak lama sekitar jam 5 Arkan dibangunkan Aqila untuk sholat shubuh dan kembali tidur. Sekitar jam 8 pagi pintu diketuk sanak saudara untuk mengajak sarapan. Dan Aqila terbangun lebih dahulu, sebenarnya dia sudah lapar dari shubuh tadi tapi badannya masih lelah. Dengan lembut Aqila membelai rahang suaminya dan mengecupnya lembut.

"kalo kamu bangun aku kaya gitu mah lama" ucap Arkan yang masih memejamkan matanya sambil tersenyum.

"hehe yaudah bangun yuk udah digedor tuh" jawab Aqila yang sedang berusaha bangkit dari tidurnya. Tetapi rasanya susah dan kepalanya terasa berat sekaligus lemas.

"Kan, kepalaku berat banget deh...pusing"

"Pusing?"Arkan dengan tanggap mengecek suhu tubuh dan ikut memengang kepala Aqila.

"Aku bilang pusing kok ngecek kening aku sih, ganyambung tau"

"OIya hehehe, yaudah aku ambilin sarapan ya" ucap Arkan dan belum lagi dijawab aqila, arkan sudah pergi.

"Liat tuh nak, daddy mu..." oceh aqila melihat kelakukan suaminya.

Tidak lama datang mama aqila dan mama arkan sekaligus makanan ke kamar aqila diikuti arkan membawa makanan.

"Pusing nak?"

"Iya ma, kecapean kayanya hehe tadi malem juga sempet kebangun Azka"

"Yaampun, kenapa gadititip ke mami aja ya... bukannya tadi ada suster?"

"Azka lagi gabisa jauh dari aqila ma, gpp resiko jadi mama kan hehehe. Susternya gajadi ma, soalnya mau ditaro dimana kalo dia nginep sekarang kan rumah rame banget. Nanti aja kalo udah butuh banget baru panggil lagi"

"Yaudah kalo aqila maunya kaya gitu nak, istirahatlah abis sarapan ini ya. Nanti mami sama arkan aja yang jaga si baby ya"

"Iya sayang, kamu kebangun-kebangun gitu sih makanya jadi pusing tuh" celetuk arkan sok tau.

"Yaudah mama-mama tinggal dulu ya sayang..." ucap kedua mama-mama khawatir ini.

"Iya mi mom makasih ya"

Setelah kedua mama keluar, aqila makan yang diberikan arkan sekaligus susu menyusuinya. Merasa risih di liatin Arkan lama-lama Aqila buka suara.

"Apasih kannn"

"Hehehe abis kamu pucet tapi makannya lahap banget, biasanya orang sakit makannya pelan-pelan gitu."

"Ya maap deh aku ga kaya orang sakit, laper ah gausah diliatin arkann"

"Baper nih? Maksud aku jadi lucu loh sayang, jangan manyun gitulah"

"Hm" jawab aqila selagi dia focus membuat dirinya kenyang dan ingin rebahan.

Setelah makan dan memompa asinya untuk azka dan langsung ditaro di kulkas sekaligus arkan keluar sama azka karena azka sudah bangun, aqila kembali rebahan dan mencoba untuk tidur. Baru saja akan terlelap, arkan datang dan berinisiatif memijat kepala aqila secara perlahan membuat aqila mengantuk dan kembali tertidur. Dan seharian aqila baru bisa keluar kamar menjelang sore jam 4an setelah mandi dan sholat ashar, kondisi dirumah sudah sedikit berkurang isinya karena sudah ada yang berpulangan. Sedangkan Aqila mencari babynya, dia rindu azka setelah setengah hari tidak didekatnya.

"Ma azka mana?"

"Sama papi di depan"

"Oh yaudah aqila kedepan dulu ma"

Baru saja melihat siluet arkan bersama papi, hatinya sudah meluruh. Di taman ketiga laki-laki yang dicintainya sedang bercanda, papi-arkan-azka. Ah tentu saja disana ada daddy arkan juga, tapi tidak aqila cintai dong... nanti dimarahin mommy arkan lagi. Keempat laki-laki penting di hidupnya berbagi canda tawa dan aqila tersenyum didekat pintu setelahnya arkan melambaikan tangan dan terlihatlah azka langsung mengarahkan tubuhnya ingin digendong aqila.

"Selamat sore gentlemens, haduh anak mommy... udah rindu mommy tuh" Sambil aqila mengambil azka dari gendongan papinya.

"Udah sembuh sayang??"

"Udah pa, udah enakan banget kok... azka rewel ga pa?"

"Engga kok sayang, semua aman terkendali"

"Iya nak, azka anteng banget. Gemes liatnya..."

"Makasih ya pa"

"Sama-sama nak, sayang. papi ke dalem dulu ya" jawab kedua papa didepannya.

"Udah enakan bee?"

"Udah kok Alhamdulillah"

Dan hari ini berjalan dengan cerita, senda gurau, masak-masak dengan saudara-saudara yang tersisa dirumah itu. Esoknya, kegaduhan dirumah aqila berkurang... kenapa semua ngumpul di rumah aqila? Kenapa ga rumah arkan, kan biasanya ditempat laki-laki gitu... Karena perlengkapan azka banyak dirumah aqila dan tentu saja semua itu atas kesepakatan panjang antara mama-mama kedua belah pihak. Dan pagi ini azka sedang dijemur dibawah sinar matahari pagi bersama arkan, sedangkan aqila bantuin nyiapin sarapan.

"Dad, sini nemenin arkan jemur azka" Ajak arkan ketika melihat daddynya di halaman dan daddynya langsung menghampiri arkan dan azka.

"Daddy jadi keinget waktu daddy jemur kamu, cepet banget waktu berlalu... padahal kerasa belom lama daddy yang diposisi kamu, eh udah gentian aja"

"Kok jadi mellow gitu sih dad..."

"Hahaha, abis kamu keliatan lebih dewasa. Padahal baru aja kemaren kamu dimarahin karena bandel kaya anak kecil, eh udah jadi bapak aja."

"Ya nama juga udah takdir dad, malah karena aku bandel daddy cepet dapet cucukan wkwkwk."

"Hahaha iya juga, tapikan itu juga bukan hal yang baik loh kamu tuh..."

"Ya mungkin emang caranya salah, tapi bagi arkan ya arkan bersyukur dad. Bisa ketemu aqila, bisa tau arti berjuang, bersalah, meminta maaf, dan bertanggung jawab. Oiya dan yang lebih penting arkan bisa dapet perempuan yang arkan cintai. Lagian kan arkan jadi tobat, dan banyak manfaat lainnya."

"Ya daddy setuju saja sih kalo soal itu, tapi bagi aqila tidak sebermanfaat itu bertemu denganmu nak. Pesan daddy cuman satu, bahagiakanlah dia dan bertanggung jawab atas perbuatan kalian." Ucap daddy arkan tegas sambil menepuk pundak anaknya.

"Ya pasti daddy, sebisa mungkin arkan akan melakukannya-"

"Arkan... Daddy... makan yuk...." Panggil aqila menginstrupsi omongan keduanya, keduanya langsung menoleh kebelakang dan tersenyum.

Sarapan kali ini hanya tinggal keluarga inti kedua belah pihak, mami-papi-abang dan daddy-mommy-masnya arkan. Sedangkan azka sudah tertidur sambil dijemur tadi, ruang makan rumah aqila penuh dengan cerita-cerita ringan yang memecah suasana. Sore berganti malam, semua sibuk bermain dengan azka sekaligus istirahat di ruang tengah sambil memakan beberapa cemilan hingga azka tertidur karena cape bermain. Saat makan malam semua berpindah ke meja makan...

"Mi, kok cuman 6 set?"

"Oh, kamu sama arkan makan ditaman belakang aja gih"

"Ha? Maksudnya?"

"Kalian berdua ke taman belakang gih, sekarang, gapake nanya" kedua kening mereka berdua berkerut dan mengikuti arahan mami untuk ke taman belakang.

Sesampainya di taman belakang, gelap. Baik aqila maupun arkan saling lihat-lihatan didepan pintu yang menghadap taman ini,

dan dalam hitungan detik semua lampu kerlap-kelip hidup menerangi pohon-pohon dengan beberapa lampu gantung yang menambah suasana romantis beserta lilin-lilin disekitar meja sampai kearah mereka berdua seakan menuntun kedua pasangan untuk duduk ditempat yang menawan itu. Kedua kursi dan 1 meja yang sederhana namun nyaman, dihiasi lilin kecil ditengah meja beserta dua pasang alat makan dengan beberapa hidangan yang ditata dengan apik dan ada juga yang berada di meja kecil disamping.

Tanpa sadar aqila tersenyum dan tertawa kecil, sedangkan arkan ikut tersenyum bersamaan dengan mengenggam tangan aqila dan menuntunnya. Dengan gentlenya arkan menarik kursi untuk aqila dan mempersilahkannya duduk, dan ketika arkan mau duduk dibangkunya ternyata dibangkunya ada setangkai mawar dan surat bertuliskan 'hi dude, don't forget your rose'. Arkan langsung mengambilnya sambil tersenyum dan menyembunyikannya dipangkuannya.

"Speachless aku kan." Ucap aqila setelah membaca note yang ada diatas meja bertuliskan

'anak-anakku, anggap saja ini hadiah pernikahan dari kami. Bagi anakku aqila, selamat menjadi istri dan ibu yang baik ya sayang. Dan bagi anakku arkan, jagalah istrimu dan bertanggung jawablah sebagai bapak dan kepala keluarga yang bisa menuntun keluargamu ke jalan yang terbaik.' Dan aqila langsung memberikan note yang dibacanya ke arkan.

"Me too... and this for you bee... ya walaupun bukan dari aku langsung hahaha." Arkan memberi mawarnya pada aqila sekaligus memperlihatkan note yang ditemukannya.

"Hahaha, keluarga kita terlalu romantic ternyata."

"Ya aku rasa itu juga akan menurun padaku, dan btw maaf aku belum berani membawamu untuk honeymoon ataupun babymoon."

"Hahahaha yaya tidak apa-apa, sejujurnya aku juga akan menolak untuk diajak honeymoon dan meninggalkan azka. Kalaupun bawa azka, aku belum tega membawanya."

"Ya, itu juga yang menjadi pertimbanganku, tapi malam pertama tetap ada kan sayang?" aqila memutar kedua matanya. Sebagai istri dia juga tidak boleh menolak, tapi menurutnya waktunya tidak pas ditanyakan disuasana seromantis ini.

"Yah... nanti, bukankan kita mau makan?"

"Ah iya hahaha oke-oke, yuk"

Dan makan malam hari ini mereka habiskan dengan mencurahkan perasaan terdalam mereka, dimana mereka terbuai dengan suasana romantis malam ini. Mereka habiskan selama 4 jam tanpa ada yang menganggu dan malam itu mereka kembali jatuh cinta pada pasanganya....