webnovel

Regret and Gratitude

Tidak!!! Aku bukannya tidak menyesal! Aku sungguh menyesalinya! Tapi.... bukan dia yang harus menanggungnya. Aku akan membesarkannya, ya aku tidak akan menggugurkannya! -Aqila Perasaan janggal terhadap satu perempuan. hanya SATU! ya hanya dia, dia seperti menjadi bagian dari diriku. TIDAK! aku tidak memikirkannya atau apapun hanya saja merasa... ya entahlah. -Arkan ~~~~ Kalian gaakan nyangka apa yang ada di cerita ini~ Karena ini bukan cerita married by accident biasa.

zylavida76 · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
37 Chs

Part 27

*Aqila POV*

Finally aku akhirnya balik ke Indonesia seminggu yang lalu, aku bersyukur Azka tidak rewel dipesawat. Padahal masih diusia 2 bulan. Kenapa aku pulang ke Indonesia?

Karena kangen rumah dong, tapi gacuman karena itu. Minggu depan adalah hari pernikahanku sama Arkan. Semoga lancar, aku takut juga sih hihihihi.

Orangtuaku dan orangtua arkan sangat sibuk mempersiapkannya, sedangkan aku hanya mengurus Azka, terkadang aku bersyukur bahwa Allah mengizinkanku untuk bisa bertemu dengan daddy anakku. Padahal aku mikirnya, membesarkan Azka sendirian hiks. Kadang sedih kalo inget kebodohanku, untungnya Allah memberikan aku kesempatan memperbaiki dosaku.

Ting... sms masuk

Lagi ngelamun apa?

kok tau aku lagi ngelamun?

taulah, dari 2 menit yang lalu aku di pintu kamar kamu. Eh kamu malah ngelamun

Seketika aku memutar kepalalu melihat pintu secepat yang kubisa, dan disanalah sosok Arkan berdiri sambil bersandar dengan satu kaki menekuk kedalam. Sial, kenapa dia bergaya kaya gitu, bikin melting aja.

"tukan kamu ngelamun lagi, mikirin apa?"

"kamu." ups...

"hm... jadi seneng"

"apasih becanda doang wleee"

"yah... udah ngefly juga"

"tumben kesini? katanya dikantor sibuk banget?"

"kangenlah, apalagi.... azka mana?"

"Di box, tadi abis nyusu langsung tidur"

"Nyusu, hm... cukup menggoda"

"Apasih Arkannnnnn astagaaa, untung Azka tidur. Gimana kalo didenger orang coba ih, belom sah tau"

"kalo minggu depan kan udah sah, bisalahhh"

"Tauah, gimana dikantor?"

"Banyak yang harus diurus, tapi udah aku selesain kok" sambil arkan mulai merebahkan kepalanya kepangkuanku. Ku elus rambutnya, mencoba menyalurkan rasa nyaman untuk setidaknya bisa mengurangi rasa lelah yang tampak nyata di kedua matanya. Aku bukannya tidak tau setiap arkan pulang dari rumahku dia akan bekerja dirumahnya hingga larut.

"Kamu tau qila, sejak aku harus menemani mom ke toko kuemu. Aku tidak bisa menolak pesonamu yang anggun itu, bahkan waktu mom menggodaku. Aku tidak nolak untuk dijodohkan denganmu, ya pada kenyataannya aku malah terbuai dengan pesonamu. Tapi qila, kenapa kamu mau menikah denganku? apakah kamu benar-benar mencintai lelaki sepertiku? yang banyak membuatmu menderita, malu, berdosa, ah dan juga masa laluku yang jauh dari pergaulanmu" ucap arkan yang semangkin menunduk di pangkuanku. Ah, lelaki ini, akupun tersenyum.

"Kujawab dengan sebuah cerita, cerita tentang diriku tentangmu... tentang diriku dengan bayi dikandunganku... tentang diriku, bayi,sahabatku, pembantu dan abangku dan terakhir tentang diriku, bayi , kamu dan dengan keluarga kita berdua. Jika kamu pikir pertemuan kita adalah sebuah kesalahan, ya mungkin kita tidak akan bersatu, tetapi aku percaya sebuah pertemuan yang dianggap kesalahan bisa menjadi baik dengan kita memperbaiki kesalahan itu. Ibarat kedua gelas susu yang salah satunya sudah pecah, kita tidak akan bisa membuat pecahan kaca kembali utuh, maka yang harus kita lakukan hanya menjaga gelas susu yang satunya jangan sampai jatuh dan pecah juga. Pertemuan kita selanjutnya di tokokulah yang membuat kesalahan itu bisa diperbaiki atau tidak. Disinilah kita harus memilih untuk memperbaiki atau melewatkannya begitu saja. Dan aku memilih untuk memperbaiki, disinilah mulai kuceritakan tentang diriku dengan bayi dikandunganku. Saat aku mengetahui aku hamil, disini aku memilih untuk mempertahankannya dan aku bertekat memperbaiki kesalahanku lewat bayiku. Dan keputusanku membuahkan hasil yang baik dengan datangnya sahabatku dan tidak lama aku pindah bersama pembantu dan sahabatku yang kujalani sangat membosankan dan dipenuhi rindu serta mual yang tidak dapat terbendung. Lalu keadaanku yang drop membuatku bertemu abangku yang membawaku pada dirimu yang membuatku sedih dan rindu disaat yang sama dan keluarga kita berdua yang mengetahui kebenaran, hingga pada akhirnya cerita ini terus berlanjut dengan diriku, azka, kamu dan keluarga kita berdua tentunya. Dari ceritaku yang panjang, aku tidak memungkiri bahwa aku menderita, kecewa, lelah, sedih dan ingin sekali aku membencimu. Tapi nyatanya bayi ini membuatku mencintai seseorang, membuatku merasa membutuhkan satu lelaki yang sangat menganggu tidurku,pikiranku, bahkan dihelaan nafasku. Dan itu terobati hanya jika aku berada disamping lelaku itu, lelaki itu kamu, Arkanku." ucapku dengan lembut dan mengusap rambut akan lembut, walaupun kurasakan dressku basah dan tubuh yang sedang ada dalam pangkuanku bergetar dalam diamnya.

Hingga tak lama kurasakan nafas yang tertatur dan Arkan tertidur dengan air mata yang masih mengalir di mata dan mukanya. Kupindahkan perlahan kepala arkan ke tempat tidur, menaikkan kakinya membuat dia senyaman mungkin. Kuperhatikan mukanya di sela sela nafas menyeruput ingus sehabis menangis dan sesekali tersenyum, ah arkanku...

~~~~

*Arkan POV*

Semua cerita yang aqila sampaikan buat gue gakaruan, segala emosi yang dirasakan aqila menyesakkan. Tetapi suara lembut yang keluar membuat gue nangis dan sesak yang pada akhirnya gue tertidur dengan sebuah mimpi aneh yang cukup menyenangkan dan menyesakkan. Bangun dari tidur, gue liat jam udah lewat jam . Padahal gue tadi dateng jam 4an, dan tak lama aqila dateng nyuruh gue sholat magrib dulu. Hingga sehabis isya, gue baru mengajak aqila ngobrol berdua di kamar. Eits, bukan karena apa2 nih... tapi azka udah ngantuk jadi ya sekalian nidurin azka.

" sayang, aku bersyukur dengan semua emosi yang kamu alami sampai bisa seperti sekarang. Aku sangat mencintaimu dan azka" ucap arkan dengan memeluk dari belakang aqila yang sedang meninabobokkan azka.

"hai baby, daddymu tidak romantis. Yuk kita tinggal"

"Kok gitu? lagian tinggalin kemana, kamu aja gabisa gerak yeee"

"Tinggal sama kamulah, dirumah kamu. hehehe"

"Hmm garing ah, aku pulang aja" sambil gue lepasin pelukan dan ambil jas ditempat tidur walaupun cuman pura-pura.

"kan..." gue noleh dan aqila datang menghampiri gue yang udah didekat pintu.

"Belum salim, azka juga mau salim dulu sama daddynya nih." lookk, gimana gue pengen pulang kalo kaya gini yakannn netijen....eh readers.....

"Iya ya, aku nginep sini aja boleh ga sih?"

"gaboleh, belom mukhrim. Lagian dikamar yang lain udah penuh~ da daddy... pulang gih, tidur jangan pegang kerjaan lagi."

"Hfft, iyadeh. Pulang dulu ya sayang daddy dan sayangku aqila mwah"

*Scene tambahan*

Aqila memandangi arkan yang sedang tidur, berniat membangunkannya untuk sholat. Tetapi melihat arkan yang terlihat lelah, aqila mengurungkan niatnya. Sedangkan digendongannya azka menggapai-gapai muka arkan dan akhirnya aqila meletakkan azka disamping arkan, azka terlihat sangat senang dan sesekali meletakkan tangan mungil diwajah arkan. Hingga akhirnya azka kecil yang merasa tidak direspon daddynya menepuk pipi arkan kencang yang sontak membuat aqila mengambil azka secepat yang dia bisa, aqila takut arkan terbangun atau yang lebih parah dia refleks menjauhi azka. Tetapi dugaan aqila salah, arkan masih terlelap dengan nyaman tanpa bergerak. Pada akhirnya aqila meninggalkan arkan dan membawa azka bermain dibawah.

~~~~

H-3 pernikahan...

Semua keluarga sangat sibuk dengan segala kebutuhan pernikahan, dan aqila sudah mulai melakukan perawatan dan arkan yang menjaga azka. Azka sudah ambil cuti dari h-5 pernikahan, dan arkan baru benar-benar membantu dalam mempersiapkan pernikahan h-5 sampai h-3 ini. Azka nampak sangat nyaman dipelukan Arkan dan menempel manja, sedangkan aqila sejak tadi mempersiapkan segala keperluan azka dari asi sampai popok supaya arkan ga keteteran saat di menjalani perawatan yang 'katanya' lama dan arkan gaboleh ganggu sedikitpun. Sebenarnya pewaratannya tidak yang susah-susah, hanya saja karena aqila baru lahiran ada perawatan yang harus dilakukan agar aqila nampak memukau nantinya.

Kerabat keluarga kedua belah pihakpun 1-2 orang mulai berdatangan dan membantu proses persiapan yang dilakukan.

H-1 Pernikahan...

Deg-degan dan pikiran-pikiran negatif mulai menghampiri aqila, tetapi support keluarga dan adanya azka membuat aqila tenang. Dan hari ini aqila tidak usah menemui arkan, katanya biar suprise gitu. Dan aqila kerjanya hanya istirahat dan menenangkan diri dengan azka, di rumahnya beberapa suara terdengar sampai ke kamarnya karena banyakkan orang yang berada di rumahnya sekarang. Tetapi tentu saja aqila tidak dia seorang diri, aqila mempersiapkan keperluan azka untuk besok dari asi, tempat tidurnya, popok baju segala macem dan memberi sedikit kata-kata ke azka supaya azka bisa mengerti keadaan yang akan terjadi esok hari dan tidak rewel.