webnovel

Regret and Gratitude

Tidak!!! Aku bukannya tidak menyesal! Aku sungguh menyesalinya! Tapi.... bukan dia yang harus menanggungnya. Aku akan membesarkannya, ya aku tidak akan menggugurkannya! -Aqila Perasaan janggal terhadap satu perempuan. hanya SATU! ya hanya dia, dia seperti menjadi bagian dari diriku. TIDAK! aku tidak memikirkannya atau apapun hanya saja merasa... ya entahlah. -Arkan ~~~~ Kalian gaakan nyangka apa yang ada di cerita ini~ Karena ini bukan cerita married by accident biasa.

zylavida76 · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
37 Chs

Part 12

nafas aku terhenti, air mataku mulai menetes dan lama kelamaan mulai menggelap.

"Hai bunda, mengapa bunda menangis?"

"Bunda cuman punya kamu sayang"

Ah suara babyku lagi sepertinya, biarlah kali ini aku tak ingin kembali. Kalaupun aku kembali tidak ada yang mau menungguku...

*Niasyah POV*

"AQILA!!!!" mata itu terpejam, aqila aku mohonn. Sambil memencet tombol panggil suster, verel datang memelukku.

"Aqila kenapa?"

"Aku rasa di shock jadi pingsan"

"Arkan brengsek!"

"Udah, gaada gunanya kamu marah. Oiya kita kasih tau maminya ga nih?"

"Hm, nanti kita pikirin. Aku udah telpon mom juga tadi dia bentar lagi kesini" sambil menggiringku keluar karena dokter sudah menangani aqila. Yang sabar yah qila...

Ketika mommynya verel dateng, verel langsung jelasin kondisi aqila. Aku pikir dia bakal kecewa atau merasa benci sama aqila. Ternyata engga, malah dia mengelus kepala aqila dengan lembut dan membisikkan kalimat doa doa.

Jujur saja aku terharu sekaligus kecewa, terharu karena verel maupun momnya bisa menerima kondisi aqila, tapi kenapa justru arkan yang sangat jijik dengan aqila? Kalo aku jadi aqila pasti aku lebih butuh support dari arkan. Hfft malangnya nasib sahabatku.

Setelah berbicara dengan pihak rumah sakit, akhirnya aqila dipindahkan malam ini karena aqila sudah sadar setelah 3 jam pingsan. Proses aqilapun dipercepat karena abangnya sedang berada di singapure juga dan mengerti keadaan aqila.

*Di tempat lain*

*Arkan POV*

F*ck gue bener bener kecewa! Dan malem itu pas banget gue diajak ngumpul sama the boy anak jalanan #eaaa pembaca langsung salah fokus wkwkwk. Boy ini nama aslinya dendy, dia yang punya club ini. So, kata dia mau rayain brithday party gitu buat clubnya. And then, sebagai suprisenya dia ngebolehin pengguna pass vvip buat liat rekaman club ini sesuka hati.

Awalnya si frans doang yang ngotak ngatik cctv, soalnya katanya dia mau liat gimana kalo dia lagi mabok pas digotong gotong. Dan karena dia, pada make tuh rekaman cctv, soalnya mereka sendiri juga sambil ketawa tawa liat kelakuan masing masing. Gue yang lagi suntuk banget cuman pengen minum minum dan minum.

Sampe mereka bosen, akhirnya gue penasaran sama perawan yang terakhir kali gue tidurin. Hmm udah gaperawan deng wkwkwk.

"Kan gue kebawah ya, udah mau jam 1"

"Gue juga"

Tinggal gue disini, kata mas masnya kalo udah lama aga ribet nyarinya. Walaupun akhirnya ketemu sih. Gue menyusuri bagian gue nyender di pintu kamar mandi, dan gue cium cewe? Siapa tuh mukanya gakeliatan!

"Mas mas, cewe itu bisa di perjelas?"

"Oh bisa mas, coba liat lagi yang lebih jelas biar kami yang perjelas gambarnya"

Gue cari waktu gue sama cewe itu ke hotel, lewat cctv hotel yang kehubung sama clubnya boy gue bisa foto sekilas cewe itu dan langsung diperjelas fotonya. Dan foto yang gue liat. . . .

"AAQILA!!!!! IMPOSSIBLE!!!!"

Aqila? Gamungkin! Mungkin itu cuman mirip ya cuman mirip. Gamungkin yang gue perawanin seorang aqila. Gamungkin anak yang dikandung aqila itu anak gue! Kalo iya apa yang harus gue lakuin?F*ck ini bener bener parah! gue harus minta maaf sama aqila. gue harus tanggung jawab. eh tapi benéran itu anak gue?

Selama diperjalanan, gue selalu mikirin kemungkinan aqila begini aqila begitu. Gue yang waktu sebelumnya udah mulai mabok, ilang gitu aja digantikan pusing yang begitu parah ditambah gue mikirin aqila. Kilasan gue sama aqila sampe gue ke aqila tadi siang pun berputar, terutama di bagian gue memaki aqila. Ya allah... Dan cahaya putih itu menyilaukan gue sebelum akhirnya....

"Pak truk pakkk" setelah mendengar beberapa orang yang teriak. tiba tiba seluruh tubuhku seperti hancur dan semua menggelap.

*Aqila POV*

Setelah aku siuman dari pingsan, kata nia aku mau dipindahin ke Singapore, jadi malem ini mereka akan ikut aku. mom, kaka verel sama niasyah dan abangk tercinta mau menunggu di Singapore, katanya dia akan melindungiku sepenuhnya. aaah senangnya ada abang seperti dia mwah mwah abangkuuu.

Aku sampai di Mount Elisabeth Hospital sekitar setengah dua belas malam dan segera beristirahat karena kandunganku melemah karena shockku. Kalau kalian pikir aku tidak akan bangun jawabannya sangat sangat benar, tapi aku tidak mungkin tega pada bayiku. Biarlah ini menjadi sebuah kekuatan untukku.

arg bayiku kenapa? tiba tiba sakit diperutku sangat teramat sakit.

dan tidak berapa lama mom dan kak verel masuk...

"aqila kenapa nak?"

"perut aqila sakit banget mom yaampun arhhh"

"cepet panggil suster rel"

"Aqila, kak verel sama mom harus pulang sekarang, arkan kecelakaan"

"ha? kok bisa trus keadaannya gimana arhh mom sakit banget"

ketika dokter dan beberapa suster datang, samar samar aku dengar arkan akan oprasi, astaga arkan kamu kenapa? sebelum akhirnya menggelap kembali, mungkin aku diberi obat tidur.

*Author POV*

~Jakarta 04:55 subuh~

Ruang oprasi terbuka, tampaklah wajah harap harap cemas dan langsung menghampiri dokter yang keluar.

"Bagaimana dok?"

"Lancar, kita tunggu saja ya bu pak. Sebentar lagi perawat kami akan memindahkannya ke ruang rawat"

Wajah wajah itu terlihat sedikit mengendur dari ketegangan. Setelah penerbangan memakai jet keluarga flanders, baik kak verel dan mommynya tidak tidur. Menunggu operasi arkan yang berjalan cukup lama selama 6 jam membuat keduanya sudah sangat kelelahan.

Daddy arkan pun akhirnya menyuruh verel maupun istrinya untuk istirahat sejenak setelah melihat kondisi arkan yang masih dipengaruhi obat bius.

"Hai lit boy" kenapa dia mengacuhkanku?

"Lit boy, aku sudah tau siapa kamu. Aku daddymu" tanpa memperdulikanku anak kecil itu berlari ke seseorang, wanita? Setelah lama kulihat

"Aqila tunggu" ya itu aqila, tetapi mereka tidak menghiraukanku dan pergi begitu saja?. Apakah sudah terlambat bagiku?

"Aqila tunggu plis aqilaaa"

"AQILAAA"

"Arkan bangun, kamu kenapa nak?"

"Dad,mom aqila mana?"

"Untuk apa kamu tanya aqila?"

"MOM!"

"Loh bukannya kamu yang udah gasudi ngeliat aqila? Ngapain lagi nanyain aqila?"

"Mom plis tell me,where?"

"Kamu telat kan"

"MOM! Syit, arghh" arkan frustasi karena ternyata kakinya terasa sangat sakit dan tidak mungkin berjalan.

"Udah mending kamu pulihin kondisi kamu, aqila juga udah dibawa sama abangnya gatau kemana deh. Lagian pas ketemu malah dimaki maki. Heran, kayanya mommy gaada ngajarin kaya gitu ke kamu"

"Mom, apa arkan benar benar terlambat untuk bertanggung jawab terhadap anak arkan? Anak yang dikandung aqila anak arkan mom." tiba tiba ruangan itu hening dan mereka terpana disatu sisi mereka mencerna kalimat arkan dan yang kedua melihat arkan menangis.

Bagi kedua orang tuanya, melihat anak lelakinya menangis diusia 28 tahun bukan hal yang biasa, dan lebih luar biasanya menangisi seorang wanita dan penyesalannya.

Hening yang luar biasa dialami dikamar rawat 113, hanya suara seseorang menyedot ingus dan berusaha mengambil nafas.

"Kamu yang menghamili aqila?" yang ditanya hanya mengangguk sambil menyeka air matanya.

"Arkan juga baru tadi malem mom, mom kasih tau aqila dimana?"

"gatau, mommy kecewa sama kamu!" sehabis itu langsung pergi begitu saja.

"Kan, kali ini gue gabakal dan gaakan ngebantu lo! Lo udah keterlaluan, gue juga kecewa sama lo. Bagus tadi gue gausah balik dah sama cewe gue aja"

"Kak cewe lo pasti tau dimana aqila kan? Kasih tau gueee"

"Ga, jangan pernah lo deketin aqila!"

"Dad"

"Daddy juga kecewa sama kamu kan, kamu harus menyelesaikannya sendiri"

"Bantu arkan dad, plis cuman daddy harapan arkan"

"Selesaikan seperti lelaki sejati"

"Dad...."

*Aqila POV*

Waktu aku terbangun hari sudah terang benderang. Ah sudah jam 9 ternyata. Dan aku kelaparan hiks, sabar ya nak.

"Hei bebebku"

"Nia gue laper beliin makanan dong sekaranggg"

"Tau gue, nih udah gue beliin roti sama bubur ayam"

"Ish asikkk lo tau aja dah mwah"

"Gue seneng makan lu banyak"

Clek....

"My lit sisterrr"

"Abang..." ah dipeluk abang aku jadi pengen nangis, huhuhuhu akhirnya aku meluk keluargaku...

"Hei, kenapa nangis... Duh adenya abang kan udah mau jadi ibu, kok nangis sih. Ntr dedenya sedih dong"

"Abanggg maafin aqila gabisa jaga diri huhuhuhu. Abang"

"Ulu ulu ade abang meweknya jelek banget." tiba tiba abang membisikkan sesuatu, keluarin aja, abang akan selalu ada buat kamu. kamu kuat de...

Tangisku mangkin histeris, seperti semua yang udah aku tahan selama ini aku keluarin semua ke abang. Hampir 2 jam aku menangis dipelukan abang.

"Abang, hiks"

"Ya"

"Aqila laper lagi hiks, beliin nasi uduk hiks. Dong 2 bungkus"

"Ebuset ade gue makannya doyan amat"

"Hehe, bang aqila maap aqila peperin ingus tadi hehehe"

"Hah? Ish aqila jorok, terpaksa deh abang pulang lagi nanti sebelun ke kantor"

"Alah lebay ih, ntar juga kering elah"

"Hahaha iya, jadi gue udah jadi om dong yah?"

"Hahahaha iyalah, om alfaaaa.... Beliin dedenya emam dong buruannnn"

"Etdeh iya iya..."