Setelah selesai membentuk party bersama, mereka mengambil sebuah Permintaan di papan dan menyerahkannya ke resepsionis untuk di konfirmasi, selesai dengan itu Yuiga dan Leticia segera pergi meninggalkan Guild.
Permintaan yang mereka ambil adalah "Mengumpulkan Tanaman Silverbell Herb".
Sebuah permintaan biasa untuk petualang pemula.
Selama perjalanan Leticia terlihat sangat riang dan bersenandung sepanjang jalan, sementara Yuiga berjalan di belakang nya dengan wajah yang di tutup dengan tangan kanannya.
(Bagaimana aku bisa melakukan ini?).
(Salahkan dirimu sendiri karena terpikat oleh kecantikannya!!! Dan gobloknya lagi, kau mengiyakan ajakan gadis yang bahkan belum kau kenal ini).
(Jangan ingatkan aku!!! Aku tahu ini salahku).
(Kalau begitu tinggalkan saja dia).
(Hah? Kau pikir aku ini pria macam apa?).
(Pria brengsek yang dengan tega akan menghajar seorang gadis yang membuatnya jengkel).
Mael dengan sengaja mengejek kepribadian Yuiga, tapi bukannya terluka Yuiga malah setuju dengan yang Mael bilang.
(Ya, kau ngak salah juga, sih!!!! Hanya saja aku masih belum bisa percaya dengan gadis ini).
(Jadi kau takut dikhianati lagi, ya?)
Pertanyaan Mael di jawab Yuiga dengan sedikit bercerita tentang pengalamannya di dunia sebelumnya.
(Ya!!! Di duniaku sebelumnya, aku ditinggal oleh orang tuaku dan sering dikhianati oleh orang di sekitarku!!! Bahkan aku juga dituduh dan hukum atas apa yang tidak aku lakukan!!! Dengan pengalaman perih seperti itu membuatku tidak mudah percaya dengan orang lain).
(Hou).
(Tapi karena ada aturan yang bilang "perseteruan antara petualang pihak Guild tidak ikut campur" Maka...)
(Maka?).
(Tinggal ku tebas saja gadis ini jika dia berani mengkhianati ku).
Yuiga mengatakan hal itu dengan senyuman dan ekspresi menakutkan, yang membuat Mael hanya memasang ekspresi jijik.
(Dasar Iblis).
Saat Yuiga bertelepati dengan Mael, Leticia berbalik ke arah Yuiga.
"Oh, ya!!! Sangking semangatnya aku, sampai lupa bertanya, tapi mari kita ulangi lagi!!! Perkenalkan Namaku Leticia Artnodia Job ku adalah Pendeta!! Dan Nii-san?".
Leticia kembali memperkenalkan dirinya dan bertanya dengan nada ceria dan senyum yang lembut.
"Haa...!! Namaku Yuiga Kisaragi, Job ku Pendekar Pedang Sihir!!! Panggil saja aku sesukamu!! Salam kenal Leticia-san!".
"Salam kenal, Yuiga-san!!! Tidak usah formal, panggil saja aku Licia".
Setelah saling memperkenalkan diri masing-masing, mereka berdua melanjutkan perjalanan masih dengan formasi yang sama, Leticia berjalan di depan dan Yuiga berjalan lambat di belakang sambil mengamati kertas permintaan yang ada gambar contoh tanaman Silverbell Herb.
Tidak tau jenis tanaman apa itu, Yuiga berinisiatif bertanya kepada Leticia, berharap tahu tanaman apa itu.
"Baiklah!!! Nah, soal permintaan mencari Silverbell Herb ini kau tahu wujudnya, Licia?!! Soalnya gambar di kertas ini tidak jelas sama sekali".
"Tenang saja, aku tahu betul soal tanaman itu".
"Memangnya tanaman ini bisa buat apa? ".
"Kalau, Yuiga-san bertanya!!! Maka jawabannya banyak. Seperti rempah untuk masakan, sebagai ramuan penyembuh, dan sebagai pewarna alami dan masih banyak lagi!!! Namun, karena sulit di dapatkan makanya para warga mendaftarkan permintaan ini ke Guild dengan maksud agar para petualang yang mengumpulkannya".
"Oh, begitu ya!!! Terus kenapa Silverbell ini sulit di dapat? Dan kenapa harus petualang yang mencarinya?".
"Itu karena Silverbell Herb adalah tanaman liar dan hanya bisa tumbuh di hutan. Hanya saja.... ".
Tiba-tiba Leticia memotong penjelasannya sendiri. Karena penasaran Yuiga mendesak Leticia untuk melanjutkan nya
"Hanya saja?".
"Hanya saja tempat tanaman itu tumbuh berada di wilayah teritori monster Gulltoppr".
"Sekarang baru masuk akal".
Mendengar penjelasan Leticia barusan membuat Yuiga paham kenapa hanya para petualang yang bisa di minta tolong untuk memetik tanaman itu.
Kemudian Leticia teringat sesuatu dan mulai berbicara lagi.
"Oh, ya. Tadi pagi para penjaga kota pada heboh, loh!!! Soalnya aku dengar ada seorang pria asing yang datang ke kota dengan membawa kulit Gulltoppr".
Mendengar apa yang baru saja di katakan Leticia, seketika membuat Yuiga terkejut dan wajahnya menjadi sedikit pucat.
Tanpa peduli keterkejutan Yuiga, Leticia melanjutkan ceritanya.
"Orang asing itu bilang bahwa dia mengalahkan Gulltoppr seorang diri!!! Mana ada yang percaya hal itu!!! Lagian, Gulltoppr itu monster rank A dan hanya bisa dikalahkan oleh party petualang rank A / rank S!!! Jadi mana mungkin ada orang yang bisa mengalahkan monster itu seorang diri!!! Benarkan, Yuiga-san?... Yuiga-san!!!".
Heran karena tidak mendapat respon apapun, Leticia menoleh ke belakang dan terkejut melihat Yuiga sedang berjongkok dengan memegang kepalanya.
"Yuiga-san, kau kenapa? Apa kau sedang tidak enak badan? Kalau begitu.... ".
"Tidak masalah!! Aku baik-baik saja!!! Ayo kita lanjut saja".
Leticia yang panik menayangkan kondisi Yuiga dan setelah memastikan dia baik-baik saja, mereka melanjutkan perjalanan.
Yuiga bertingkah seperti tadi bukan karena tidak enak badan, melainkan karena rumor tentang dirinya yang mengalahkan Gulltoppr seorang diri sudah tersebar di Kota Bandeux.
Dan itu semakin di perparah saat Yuiga tahu bahwa monster yang dia kalahkan adalah monster rank A yang hanya bisa dikalahkan dengan party petualang berperingkat rank A/rank S.
(Apa-apaan itu? Bagaimana berita soal aku yang mengalahkan Gulltoppr bisa tersebar secepat itu!!! Padahal aku belum ada sehari datang ke kota itu!!! Mulut para penjaga itu lemes banget).
(Kota Bandeux itu bukanlah kota besar pada umumnya dan semua penduduknya baik warga biasa, para penjaga, para petualang dan semua staf guild itu memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Jadi, jika ada sebuah rumor mau sekecil apapun saja, akan langsung menyebar dengan sangat cepat).
(Kekuatan Gosip memang mengerikan).
(Disesali pun juga percuma).
Yuiga mulai terlihat pasrah.
(Ya, Ibarat terlanjur basah ya mandi saja sekalian).
(Apa artinya peribahasa itu?).
(Artinya : Jika kau melakukan sesuatu jangan setengah-setengah tapi lakukan dengan sepenuhnya).
(Hmm...Bagus juga artinya).
Kembali berdiri Yuiga dan Leticia melanjutkan perjalanan mereka.
Dan setelah berjalan beberapa menit, akhirnya mereka sampai di sebuah ladang Silverbell yang sangat luas.
"Wow, Hebat....dan sangat indahnya!!! Aku tidak pernah melihat tanaman Silverbell sebanyak ini".
Leticia sangat kegirangan melihat ladang Silverbell yang begitu luas dan indahnya di dalam hutan yang seram, ibarat menemukan oasis ditengah gurun yang tandus.
Sementara Yuiga hanya bisa terkejut melihat apa yang ada di depannya, tapi bukan karena kelakuan Leticia, melainkan sesuatu yang lain.
Dia mulai bertanya pada Leticia dengan nada sedikit bergetar seperti menahan sesuatu, dan Leticia menjawab dengan ceria.
"Woi, Licia?"
"Hmm, ada apa Yuiga-san?"
"Kau tadi, bilang, ini, ladang Silverbell, kan?".
"Ya".
"Dan Silver itu artinya Perak, kan?".
"Ya, benar sekali".
"Terus? KENAPA WARNA BUNGA INI BUKAN PERAK MELAINKAN PUTIH".
Karena tidak tahan lagi, Yuiga meluapkan emosinya karena bunga yang tadi dia bayangkan tidak sesuai dengan kenyataan dan bunga itu tidak berwarna perak tetapi malah berwarna putih bersih.
Melihat Yuiga yang emosial, Leticia terdiam sesaat kemudian menaruh tangannya di pundak Yuiga, dan berbicara.
"Dengar Yuiga-san, terkadang ekspektasi tidak sesuai kenyataan. Dan tugas kita sebagai manusia hanya harus menerimanya dengan lapang dada!!! Jadi, tidak usah dipikirkan dan tetaplah menatap ke depan".
Leticia menasehati Yuiga sambil menatap langit dengan nada santai dan disinari cahaya matahari yang indah lalu diakhiri dengan senyum ceria dan acungan jempol.
Mendengar jawaban Leticia yang tidak ada hubungannya dengan yang Yuiga tanyakan membuatnya tambah emosi.
"ITU NGAK ADA HUBUNGANNYA SAMA SEKALI!!!! APAA-APAAN DENGAN REAKSIMU YANG SANTAI ITU? DAN APA-APAAN GAYAMU ITU? SEPERTI SESEORANG YANG BARU SAJA DAPAT PENCERAHAN".
"Yosh, jangan buang waktu lagi ayo kita segera memetiknya".
"JANGAN ABAIKAN AKU".
Mengabaikan Yuiga masih emosi, dia langsung pergi memetik Silverbell sendiri. Dan Yuiga yang masih emosi akhirnya mengeluh dengan Mael.
(Sial, bagaimana aku bisa berakhir dengan gadis easy going seperti dirinya!!! Rasanya ingin ku jitak kepalanya).
(Sabar Yuiga, aku paham yang kau rasakan).
Ternyata Mael juga merasakan hal yang sama dengan Yuiga.
Setelah beberapa kali mengambil nafas, Yuiga yang sudah tenang menyusul Leticia untuk memetik Silverbell.
Di tengah-tengah saat memetik Silverbell, Yuiga tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak beres dan mulai memperhatikan sekitarnya.
(----------)
Selama 30 menit mereka berada di sana, kemudian Leticia terdiam sesaat, melihat hal itu Yuiga mencoba untuk bertanya.
"Kenapa kau diam saja? Bukankah kau tadi sangat senang?".
"Kalau senang sih pasti!!! Hanya saja...."
"Hanya saja?".
"Hanya saja aku baru sadar akan sesuatu yang penting".
"Apa itu?".
"Sepertinya kita lupa membawa sebuah karung untuk menyimpan tanaman Silverbell ini".
Leticia lupa membawa sebuah karung untuk menyimpan Silverbell yang mereka petik.
Sementara Yuiga hanya bisa menghembuskan nafas melihat kekonyolan Leticia.
(Dasar cewek bego, kenapa kau baru sadar sekarang).
Melihat banyaknya tanaman yang mereka petik, Yuiga dengan terpaksa harus menggunakan sihir Item Box nya.
"Tak usah khawatir!!! Serahkan saja padaku".
Dengan satu jentikan jari kanan tumpukan bunga Silverbell yang mereka petik segera menghilang masuk kedalam Item Box milik Yuiga. Melihat hal itu Leticia terkejut dan buru-buru bertanya dan memuji Yuiga.
"Heh? Menghilang? Yuiga-san, kau bisa sihir item box? Luar biasa!!! Baru kali ini aku melihatnya dari dekat".
Bukannya memperhatikan ucapan Leticia, Yuiga mengabaikan karena dia merasa ada sesuatu tidak beres sambil memperhatikan sekitar.
"Licia, kita bahas itu nanti!!! Sepertinya kedatangan tamu".
"Heh?".
Lalu apa yang di khawatirkan Yuiga terjadi. Tiba-tiba sekelompok orang aneh datang dan mengepung mereka berdua.
Mereka seperti makhluk aneh yang menyerang Yuiga saat baru sampai di dunia ini.
Di dalam hatinya Yuiga bertanya-tanya sebenar makhluk macam apa mereka ini, Leticia langsung memberitahu nama monster itu.
"Draugr? Bagaimana mereka ada disini?".
"Draugr?".
Yuiga yang kebingungan, secara tidak langsung bertanya pada Leticia, tapi Mael yang menjawabnya.
(Mayat hidup yang masih dibutakan oleh amarah dan dendam selama hidupnya).
(Begitu, ya!!! Jadi nama yang menyerangku sebelumnya itu Draugr, ya).
(Kau pernah melawan mereka? ).
(Saat aku pertama kali datang ke dunia ini, mereka ini yang muncul dan menyerang ku saat aku sedang minum air di sungai!!! Tapi bagaimana mereka bisa menemukan kami?).
(Draugr bergerak berdasarkan instingnya. Dan saat mereka mendeteksi kedatangan seseorang mereka akan langsung bangkit dan menyerang dengan membabi buta).
Paham apa yang dikatakan Mael, tangan kirinya mulai menyentuh sarung pedangnya.
Saat hendak memasang kuda-kuda, Leticia melihat melangkah maju, melihat itu Yuiga mencoba memanggilnya.
"Hei, Licia kau mau melawan mereka?".
"Ya jelaslah!!! Masa kita mau pasrah diserang mereka".
"Tapi, Job mu itu Pendeta, kan?".
"Yuiga-san!!! Sepertinya kau terlalu meremehkan ku, ya!!! Dengar nih, Meski Job ku itu Pendeta bukan berarti.... ".
Tiba-tiba 3 Draugr langsung melompat untuk menyerang Leticia yang sedang berbicara dengan Yuiga. Saat Yuiga mencoba memperingatkannya, hal yang mengejutkan terjadi.
Leticia yang ingin diserang dengan segera mengalihkan pandangannya ke Draugr, dan mengambil tombak yang menempel di punggungnya lalu mengayunkan nya ke arah 3 Draugr yang menyerangnya.
Dalam sekejap ke 3 Draugr tadi langsung terbelah menjadi 2 bagian, melihat Leticia sedang lengah 2 Draugr lainnya mencoba menyerangnya dari kiri dan kanannya dengan menggunakan pedang.
Secara mengejutkan, Leticia menghindar dengan cara melompat ke udara. Dengan memutar badannya sambil mengayunkan tombak, Leticia menyerang ke 2 Draugr sambil mendarat.
Selesai berurusan dengan 2 Draugr tadi, Leticia di serang lagi oleh Draugr yang lainnya dengan mengayunkan sebuah Kapak.
Sebelum kapak itu mendarat Leticia menggunakan Tombaknya untuk menahan serangan kapak itu.
Dengan sekuat tenaga Leticia menangkis serangan tombak itu, saat ada celah antara tombak dan kapak.
Leticia dengan cepat mengayunkan tombaknya dan berhasil mengenai Draugr itu.
Selesai berurusan dengan para Draugr itu, Leticia memegang tombaknya dengan tangan kiri lalu melemparkan kearah Draugr lain yang jauh dari jangkauannya.
Tombak itu melesat sangat cepat dan menghancurkan tubuh sang Draugr, disaat Draugr yang lain terkejut Leticia memanfaatkan itu dan berlari kearah mereka sambil mendarat sebuah pukulan kearah salah satu Draugr.
Sementara yang satunya ditendang tepat di wajahnya, masing-masing dari tinju dan tendangan itu menghancurkan kepala 2 Draugr tersebut.
Dari belakang muncul 2 Draugr lagi yang mencoba menyerangnya, sadar akan hal itu, Leticia mengambil lagi tombaknya yang masih tertancap di mayat Draugr dan langsung menghantamkan tombak itu pada mereka.
Kuatnya hantaman itu membuat 2 Draugr tadi terhempas dan menabrak sebuah pohon yang ada di sekitar sana.
Selesai dengan semua itu, Leticia menoleh ke Yuiga sambil mengacungkan jempolnya ke arahnya.
Melihat aksi dari Leticia tadi, Yuiga sedikit menghembuskan nafas.
Tapi sesaat Leticia berjalan ke arahnya tiba-tiba dari belakangnya muncul 5 Draugr dari bawah tanah dan menyerang Leticia dari belakang yang sedang lengah.
Dalam sekejap, Yuiga melintasi Leticia dengan kecepatan yang luar biasa, dan dalam sekedipan mata Yuiga menarik salah satu katana nya, dan memotong ke 5 Draugr tadi dalam sekejap mata.
Leticia yang melihat adegan itu hanya bisa menatap kebingungan karena tidak paham apa yang baru saja terjadi.
Lalu Yuiga mulai berbicara dengan Leticia.
"Kuakui kau luar biasa!!! Tapi jangan lupa!!! Pertama, pastikan apakah musuh mu itu membawa rekannya atau tidak!!!! Kedua, pastikan semua musuh mu itu sudah mati".
"Y-ya, Yuiga-san".
Meski sedikit linglung Leticia mengiyakan yang dikatakan Yuiga.
Lalu Yuiga kembali melihat ke arah lain dan berbicara untuk memastikan kondisi Leticia.
"Kau masih punya tenaga, Licia?".
"Tentu saja".
Leticia menjawabnya tanpa ragu, melihat reaksi itu, Yuiga melanjutkan ucapannya.
"Bagus, karena sepertinya mereka masih berdatangan".
Sepertinya yang dia katakan, para Draugr lainnya mulai bermunculan dari dalam tanah. Yuiga dan Leticia sudah bersiap melawan mereka semua.
Setelah menghabisi beberapa Draugr, tiba-tiba entah mengapa para Draugr yang tersisa itu tidak menyerang mereka tapi langsung berlari luntang-lantung seperti takut akan sesuatu.
Melihat kejadian itu membuat mereka berdua menjadi heran.
Itu semua tidak berlangsung lama.
Seketika Yuiga merasakan tekanan yang luar biasa dan punggungnya mulai terasa dingin.
(----------)
Tiba-tiba sekelebat bayangan melompat dari belakang seperti ingin menerkam mereka, refleks Yuiga langsung menarik Leticia dan melompat kesamping menghindar dari serangan dadakan itu.
Yuiga menggunakan tubuhnya untuk melindungi Leticia agar tidak terluka saat melesat di tanah.
Setelah terseret beberapa meter Yuiga melepaskan pelukannya dari Leticia dan memastikan kondisinya.
"Licia, kau tidak apa-apa?".
Leticia yang tiba-tiba ditarik dan dipeluk Yuiga terkejut untuk sesaat dan saat dia sadar pipinya berubah menjadi merah merona dan dengan panik langsung membalas pertanyaan Yuiga.
"I-iya.... Aku baik-baik saja".
"Ah, syukurlah".
Mengabaikan kepanikan Leticia, Yuiga bernafas lega karena tahu Leticia dalam kondisi baik-baik saja.
Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke arah bayangan tadi dan mulai terkejut melihat sosok asli bayangan tersebut.
Yang dia lihat adalah seekor monster berwarna biru keunguan yang mirip seperti seekor buaya aligator raksasa, tapi memiliki gigi taring kuku cakar kaki yang besar.
Dari punggung hingga ekornya terdapat banyak tanduk seperti tanduk landak berwarna putih dan sedikit warna oranye di ujungnya.
Yuiga bertanya-tanya di dalam hati monster apa itu, lalu dia mencoba bertanya ke Leticia.
Namun yang dia lihat adalah Leticia yang sedang gemetar ketakutan dan mulai mengeluarkan keringat dingin, kedua kakinya lemas dan tidak bisa menopang nya untuk berdiri sehingga Leticia hanya bisa duduk sambil ketakutan.
Dan secara tak samar Leticia mengatakan sesuatu.
"Dreki".
"Huh? Dreki".
Mendengar jawaban Leticia, Yuiga semakin kebingungan karena itu Mael mengambil peran untuk menjelaskannya.
(Monster rank A sama seperti Gulltoppr yang kau kalahkan. Penampilan seperti gabungan Kadal dan Buaya. Monster ini melompat dan menerkam mangsanya seperti Buaya. Hati-hati pada tanduk di punggung dan tebasan ekornya. Karena dia bisa melepas dan melemparnya).
(Baiklah, terimakasih penjelasannya, Mael-sensei!!! Tapi bagaimana monster ini ada disini?)
(Sepertinya aroma darah dari Draugr yang kalian kalahkan yang memancingnya kesini).
Setelah mendengarkan penjelasan Mael, sekarang Yuiga semakin kebingungan dan bertanya-tanya di dalam hati 'bagaimana cara kabur dari sini?'.
Namun Yuiga merasa monster ini tidak akan membiarkan mereka kabur dengan mudah, dan melihat Leticia yang gemetar ketakutan semakin mustahil untuk kabur.
Yuiga memejamkan matanya, setelah beberapa saat dia menarik nafas dan membuka matanya.
Lalu dia mulai berjalan perlahan ke arah Dreki.
"Yuiga-san".
Melihat itu Leticia memanggil Yuiga untuk mencegahnya, Yuiga berhenti namun tidak menoleh ke belakang dan mulai berbicara.
"Licia, kau tidak bisa berjalan karena ketakutan, kan? Kalau begitu gunakanlah sihir pelindung untuk melindungi dirimu".
Leticia terdiam beberapa saat karena mendengar apa yang dikatakan Yuiga.
Kemudian dia melanjutkan ucapannya.
"Sekalipun kau bisa jalan dan kita memutuskan untuk lari!!! Monster ini akan terus mengejar kita!!!! Karena itu, kau cukup duduk saja disitu!!!! Sementara aku.... ".
Yuiga mulai memasang kuda-kuda teknik Kendo yang diajarkan Kakeknya.
Mengselaraskan pedang itu dengan telinganya, lalu melanjutkan ucapannya dengan nada yang sangat tegas.
"Yang akan melawan monster sendirian".
Dengan tekad yang kuat Yuiga berniat melawan monster Drenki ini seorang diri.
Namun, meski kakinya bergetar dan ketakutan, Leticia mencoba untuk berdiri dan membantu Yuiga.
"Kau ini ngomong apa, Yuiga-san!!! Kita ini teman satu party, kan? Jadi biarkan aku membantumu".
"Huh? Teman? Kau ini bicara apa? Kita ini bukan teman dan tidak akan pernah menjadi teman".
Leticia terkejut mendengar apa yang baru saja di ucapkan Yuiga.
Mengabaikan keterkejutan Leticia, Yuiga melanjutkan ucapannya.
"Hanya karena aku "mengiyakan" ucapan mu bukan berarti kita adalah "teman"!!! Aku hanya menganggap mu sebagai seseorang yang "kebetulan" berada di dalam satu misi yang sama".
"Meski begitu aku tetap mempercayai mu".
Tapi Leticia tetap mencoba membujuk Yuiga.
Namun, balasan Yuiga seketika membuat Leticia terdiam.
"Memang kau "mempercayai" ku!!! Itu terlihat saat kau mengajakku untuk satu party denganmu!!! Namun maaf, aku tidak bisa!!! Aku tidak bisa "mempercayai" mu atau orang lain!!! Karena kalian... tidak tahu.....rasanya "dikhianati" oleh orang yang sudah kita "percayai"".
Yuiga mengatakan hal itu sambil mengepalkan tangannya dengan sangat keras, seperti sedang menahan amarah dan kesedihan di waktu yang sama, ekpresi wajahnya pun juga terlihat sangat murung.
Leticia yang mendengar hanya bisa terdiam dan menatap kosong kearah Yuiga yang perlahan-lahan menuju Dreki.