webnovel

Chapter 17 : Keberangkatan.

Selesai mendapatkan penjelasan dari Barry soal tugas penyelidikan ini, Yuiga segera bertemu dengan orang-orang yang akan satu tim dengannya selama penyelidikan Kota Galahad.

"Untuk lebih mudah, mari kita saling perkenalkan diri kita masing-masing".

Seorang gadis berdiri dan mulai memperkenalkan diri.

"Sebelum yang lain biarkan aku perkenalkan diri lebih dahulu!!! Salam kenal, namaku adalah Barirossa Enotecha, Panggil saja aku Bari / Rosa. Rank ku adalah B dan Job ku adalah Paladin. Mohon kerja samanya dan Aku satu party dengan Audrey".

Gadis cantik berambut pirang panjang dengan bola mata berwarna hijau ini menggunakan armor full body berwarna putih di tambah jubah dibelakangnya dengan membawa pedang ripper panjang di pinggangnya.

"Perkenalkan semuanya, Namaku Ariel Winhild panggil saja aku Ariel. Rank ku adalah B. Job ku adalah Mage specialis sihir angin, api, cahaya dan air. Mohon kerja samanya".

Gadis kedua berpenampilan rambut pajang berwarna hijau zamrud dan warna bola mata yang sama, berpakaian layaknya seorang Mage dengan topi runcing dan membawa tongkat sihir.

"Namaku adalah Audrey Ararat panggil saja Audrey. Rank ku C. Job ku adalah Cleric. Mohon kerja samanya dan Aku satu party dengan Barirossa".

Gadis ketiga sedikit lebih kaku dan cuek. Dia memiliki rambut tosca panjang dengan mata berwarna ungu dan ada aksesoris bando namun terlihat seperti tanduk rusa berwarna perak.

Meski seorang petualang dia berpakaian seperti seorang bangsawan dan membawa sebuah tongkat pendek yang bagian atasnya terdapat bola kristal berwarna biru.

Selesai dengan para gadis memperkenalkan diri, sekarang giliran para pria.

"Baiklah, semua perkenalkan namaku adalah Cain Silford, panggil saja aku Cain. Rank ku B. Job ku adalah Pencuri. Mohon kerja samanya".

Seorang pria tampan yang ceria berambut acak-acakan berwarna perak dengan ujung berwarna biru dan bola mata berwarna kuning.

Menggunakan sejenis jaket kulit berwarna biru gelap dan kerah berbulu coklat, menggunakan celana panjang kulit berwarna hitam dengan membawa dia pisau belati yang di sarungkan di pinggang belakangnya.

"Perkenalkan namaku adalah Banaza Oswell, panggil saja Banaza. Rank ku adalah C. Job ku adalah Pengguna Tombak. Mohon kerja samanya.

Pria kedua berambut pendek dengan warna oranye dengan bola mata berwarna biru. Menggunakan baju tanpa lengan berwarna merah tua dan celana panjang abu-abu dan membawa tombak di punggungnya.

Dan yang terakhir.

"Yuiga Kisaragi, panggil saja aku sesuka kalian, Rank ku adalah C. Job ku adalah Pendekar Pedang Roh. Mohon kerja samanya".

Yuiga memperkenalkan diri kepada mereka sebagai Pendekar Pedang Roh.

Kenapa? Bukankah dia mengaku sebagai Pendekar Pedang Sihir? Kenapa sekarang dia mengganti Job nya sebagai Pendekar pedang Roh?.

Ada 2 alasan.

Pertama adalah Saat Yuiga bertanding dengan Falma, dia tanpa sadar mengaktifkan sihir Roh miliknya dan itu membuat semua orang tahu bahwa Yuiga adalah seorang pengguna sihir Roh.

Kedua adalah karena saat para tim medis mengganti bajunya, mereka tidak sengaja melihat simbol Crest di punggung tangan kirinya dan itu membuat heboh seluruh petualang dan staf di Guild.

Berdasarkan itu dan saran dari Leticia, Yuiga segera mengganti job nya di Guild menjadi Pendekar Pedang Roh.

Jadi sekarang dia memperkenalkan diri dengan job nya yang baru.

"Aku tidak menyangka, bahwa kita akan satu tim dengan Yuiga Kisaragi yang terkenal".

Ariel sangat eksaited karena bisa bekerja sama terutama dengan Yuiga.

"Hah? Aku? Terkenal? Apa maksud kalian?".

Yuiga heran kenapa dia menjadi sangat terkenal. Namun, sikap heran Yuiga membuat mereka terkejut.

"Tunggu, Yuiga kau benar-benar tidak tahu?".

"Padahal, semua orang di kota dan di Guild ini sering membicarakanmu, lho".

"Kau pasti bercanda?".

Cain, Ariel dan Banaza sangat terkejut dan terus bertanya-tanya kepada Yuiga.

Sayangnya Yuiga sendiri tidak tahu harus menjawab apa, karena dia benar-benar tidak paham dengan semua ini.

Lalu Barirosa mencoba menenangkan mereka bertiga.

"Sudahlah hentikan itu. Cain, Ariel, Banaza, Yuiga-san semakin kebingungan".

"Bari, sebenarnya apa maksud mereka?".

Yuiga mencoba bertanya pada Barirosa.

"Yuiga-san, tahu bahwa kau dikenal karena berhasil membunuh Gulltoppr dan Dreki, kan?".

"Ya".

"Tapi, ada alasan lainnya lagi kenapa kau bisa sangat terkenal".

"Apa karena aku adalah pengguna sihir Roh?".

Yuiga menduga karena dia bisa menggunakan sihir Roh yang langka.

"Itu salah satunya, tapi yang paling terkenal adalah pertarungan anda dengan Falma-san".

Mendengar apa yang dikatakan Barirosa, Yuiga sempat terdiam sesaat, lalu dengan tiba-tiba dia menundukkan kepalanya sambil menahan malu.

"Ah, itu ya!!! Aku benar-benar lupa, kalau pertarungan ku dengan Falma di saksikan banyak orang. Sekarang aku malah tambah malu".

"Tapi itu pertarungan yang hebat, lho".

"Aku sampai merinding melihat kalian".

"Apa lagi teknik pedang mu yang sangat cepat, bagaimana caramu melakukannya".

"Sudah, sudah jangan cecar Yuiga-san dengan banyak pertanyaan seperti itu".

Barirosa kembali mencoba menenangkan situasi, tapi Banaza tetap berbicara.

"Bari, bukankah kau juga ada disana, kan? Kau sangat terkesan dengan Yuiga dan bahkan bilang "dia benar-benar tipeku banget" seperti itu".

"Ba-ba-ba Banaza-san, apa yang kau katakan, sih?! Jangan membuatku malu".

Ucapan Banaza membuat pipi Barirosa menjadi merah dan sangat malu.

"Hei, Banaza!!! Bukan cuma Bari saja lho, bahkan gadis sedingin dan secuek Audrey saja sampai memasang ekspresi kagum, benarkan Audrey?".

Cain mencoba menggoda Audrey.

"Hah? Kau ngomong apa bangsat? Mau ku bunuh kau, ya".

Mendapat jawaban dingin dan ancaman Audrey, Cain dengan santai menjawab.

"Hei, hei, tenanglah Audrey!? Santai saja kali".

Melihat situasi yang semakin kacau, Yuiga segera mengambil alih situasi.

"Bisakah kita langsung ke intinya saja!!! Besok sekitar antara jam 8 sampai jam 9 pagi kita akan bertemu di depan gerbang dan berangkat bersama ke Kota Galahad!!! Bagaimana setuju?".

Meski tidak mendiskusikan ini pada Barirosa dan yang lain.

Keputusan Yuiga langsung di setujui oleh mereka semua dengan menganggukkan kepala.

Saat semuanya setuju Yuiga berdiri dari kursinya dan pamit untuk pergi.

"Kalau begitu, aku pergi dulu!!! Gunakan sisa waktu hari ini untuk mengumpulkan perbekalan dan istirahat, sampai jumpa".

"Hati-hati, Yuiga-san".

"Kalian juga".

Kemudian mereka memutuskan untuk bubar dan pulang ke rumah masing-masing dan Yuiga segera pergi kembali ke penginapan.

Keesokan paginya.

Yuiga sudah menunggu seorang diri didepan gerbang kota. Sepertinya dia datang terlalu awal namun tidak berlangsung lama satu persatu dari mereka mulai datang.

Dan setelah mereka berkumpul tanpa membuang banyak waktu lagi mereka segera berangkat menuju Kota Galahad.

(----------)

Perjalanan menuju Kota Galahad membutuhkan waktu 3 hari dengan berjalan kaki.

Selama perjalan menuju kota tersebut, Yuiga dan rombongan nya banyak di serang oleh berbagai jenis monster yang berpas-pasan dengan mereka.

Dari mulai sekelompok Goblin, Beberapa Ogre Bertanduk, Draugr, dan yang paling mengerikan adalah seekor Ular Basilik rakasasa seukuran gerbong kereta.

Meski mereka ada 6 orang, nyatanya semua monster-monster itu semuanya dikalahkan oleh Yuiga seorang diri.

Dan sekarang Yuiga sedang berhadapan dengan Ular Basilik seorang diri. Begitu dia melihat ular itu, Yuiga langsung mengaktifkan Sihir Roh : Axel itu meningkatkan kecepatan.

Lalu dengan sekali ayunan pedangnya, kepala monster itu langsung jatuh ke tanah.

Yuiga segera kembali menyarungkan pedangnya dan menoleh kebelakang.

"Apa kalian baik-baik saja?".

Yuiga bertanya pada Barirossa dan yang lain tentang kondisi mereka.

"Ah, kami tidak terluka atau Kenapa-napa, Yuiga-san".

Mendengar jawaban Barirossa, Yuiga tersenyum dan berbicara.

"Baguslah, kalau begitu. Ayo kita lanjut perjalanan".

Mereka berlima segera mengangguk mendengar apa yang dikatakan Yuiga.

Yuiga berjalan didepan seorang diri dan Barirosa bersama kelompoknya berjalan di belakang.

Selama perjalanan mereka berlima mulai berbisik dan membicarakan soal kehebatan Yuiga.

"Yuiga, itu memang hebat, ya!? Dia bisa mengalahkan sekelompok Goblin dan Draugr sendirian".

"Bukan, cuma itu saja!? Dia juga melawan 2 Ogre tanduk sekaligus".

"Belum lagi, yang terjadi barusan!? Kalau dipikir lagi mana ada orang yang bisa membunuh Basilik hanya dengan satu tebasan saja".

"Kurasa dia lebih hebat dari yang dirumorkan".

"Dia juga peka akan kehadiran musuh!? Dan kontrol sihirnya juga sangat baik".

"Terlepas dari semua itu!? Menurutku bukankah dia itu aneh sampai tingkat tidak wajar".

Audrey yang dari tadi diam saja, tiba-tiba mulai berbicara. Mendengar hal itu Barirossa segera bertanya apa maksudnya.

"Audrey, apa maksud dari ucapanmu?".

Audrey segera menjawab kebingungan Barirossa dan yang lain.

"Coba kalian pikir lagi!? Kita ini satu tim, kan? Bukankah kita seharusnya menghadapi para monster itu bersama-sama!? Tapi, jangankan berkerja sama, meminta tolong pada kita pun tidak!? Bukankah itu aneh?".

Penjelasan Audrey membuat mereka sadar kalau dari awal Yuiga tidak pernah meminta bantuan mereka untuk melawan para monster.

"Ah, kalau dipikir lagi, itu memang benar".

"Sejak berangkat pun, Yuiga menjaga jarak dari kita".

"Apa dia berpikir kalau kita ini beban buatnya?".

"Kurasa bukan cuma beban, deh!? Sepertinya dia meremehkan kemampuanmu kita".

"Tidak, bukan itu".

Entah mengapa Barirossa membantah tuduhan Banaza.

"Kalau dia tidak meremehkan kita, terus kenapa dia berjalan didepan seorang diri?".

"Dan melawan semua monster itu seolah meremehkan kita?".

Barirossa menjawab tuduhan Cain dan Banaza.

"Jika itu memang benar, seharusnya dia tidak pergi dengan kita sekarang!? Dia pasti akan meminta Barry-san untuk melakukan tugas ini seorang diri!? Tapi, dia tetap pergi dengan kita dan saat dia berbicara dengan kita di Traven, dia tidak memandang rendah kita!? Bahkan dia terus-terusan menanyakan kondisi kita, apakah baik-baik saja atau tidak".

"Iya, kau benar juga sih".

"Tapi, kenapa dia menjaga jarak dari kita?".

"Daripada bilang "menjaga jarak" mungkin lebih seperti, dia kurang percaya pada kita".

Mendengar kesimpulan Barirossa.

Cain, Banaza, Ariel, dan Audrey hanya bisa terdiam.

Mereka sadar bahwa apa yang dikatakan oleh Barirossa masuk akal, terlepas dengan kepeduliannya dan ke khawatirannya.

Yuiga tidak pernah minta tolong bukan karena dia meremehkan mereka, hanya saja sikapnya tampak seperti orang yang sulit percaya pada mereka.

Disaat mereka merenung sambil berjalan tiba-tiba Yuiga yang ada didepan mereka berhenti sambil menatap langit.

Lalu setelah beberapa saat Yuiga membalikkan badan ke arah Barirossa dan yang lain kemudian berbicara.

"Sepertinya, sudah mulai gelap!? Ayo kita beristirahat disini".

Mereka setuju dengan saran Yuiga, tapi entah mengapa mereka mulai terlihat gelisah. Melihat hal itu Yuiga segera bertanya.

"Hm? Kalian kenapa?".

"Etto, begini Yuiga.... Kami tidak membawa tenda untuk berkemah malam hari ini".

"Tidak membawa tenda? Terus selama ini kalian perjalan melakukan permintaan kalian tidur dimana?".

"Kalau aku dan Banaza biasanya istirahat hanya beralaskan tikar saja".

"Dan kami para wanita tidak pernah mengambil permintaan pengantaran maupun penyelidikan!? Jadi setiap selesai mengerjakan permintaan kami pasti tidur di penginapan".

"Singkatnya, kalian tidak pernah berkemah diluar, iya kan?".

Mereka dengan berat hati menunduk malu saat kesimpulan Yuiga.

Melihat respon mereka, Yuiga menunduk dan menutup wajahnya dengan tangan kanannya.

Setelah beberapa saat dia kembali mengangkat kepalanya sambil menghembuskan nafas.

"Sepertinya tidak ada pilihan lain".

Barirossa dan yang lain tidak paham apa yang dikatakan Yuiga. Lalu tanpa basa-basi dia mulai menyatakan kedua tangannya dan mengumpulkan sihir di tangannya.

(Mael, tolong ya).

(Oke).

Seketika, sebuah cahaya seindah bulan muncul didepan Yuiga. Selang beberapa saat, tiba-tiba tanah di sekitar mulai bergerak dan secara ajaib membentuk sebuah rumah kabin.

Lalu di sebelahnya muncul 2 buah bilik mandi dengan sebuah kolam di masing-masing bilik itu.

Dan kemudian sebuah gumpalan air muncul di atas masing-masing kolam dan mengisinya dengan air panas.

Selesai dengan itu Yuiga menjentikkan jarinya, dan muncul beberapa handuk dan 4 botol yang masing-masing berisi sabun mandi dan sampo dengan aroma yang berbeda.

"Yosh, dengan ini sekarang kita bisa mandi dan tidur dengan tenang!? Kalau kalian ingin mandi, mandi saja dulu biar aku siapkan makan malam nya!? Hm? ".

Saat Yuiga melihat kearah rombongan Barirossa, dia melihat bahwa rombongan itu membeku karena terkejut sambil membiarkan mulut mereka terbuka dan mata terbelalak.

"Woi, kalian kenapa? Apa kalian baik-baik saja?".

Yuiga mencoba menayangkan kondisi mereka. Dan, Audrey menjadi perwakilan yang berbicara.

"Yuiga-san!? Siapa kau sebenarnya?".

"Aku hanya seorang petualang dan pengguna Sihir Roh biasa".

Meski pertanyaan Audrey sangat ambigu, Yuiga tetap menjawabnya. Tapi, justru respon berbeda diberikan oleh mereka saat mendengar jawabnya.

"MANA MUNGKIN PENGGUNA SIHIR ROH BIASA BISA MELAKUKAN HAL INI?!!!".

"Hah? Apa maksud kalian? Bukankah Sihir Roh itu bisa digunakan seperti ini?".

Yuiga tidak paham dengan apa yang mereka katakan. Dan Ariel mulai menjelaskannya.

"Tidak Yuiga-san!? Sudah menjadi pengetahuan umum kalau Sihir Roh itu hanya bisa digunakan untuk pertarungan saja, karena sifatnya yang terkadang merusak!? Tapi aku tidak tahu kalau Sihir Roh bisa juga di gunakan sebagai Sihir sehari-hari".

Mendengar penjelasan Ariel yang seorang Mage membuat Yuiga terkejut dan mulai bertanya pada Mael.

(Mael, apa maksudnya ini? Bukankah kau bilang Sihir Roh itu multifungsi).

Mael segera menjawab kegelisahan Yuiga.

(Penjelasan gadis itu salah kaprah!? Memang Sihir Roh itu bisa memberi efek merusak jika di pakai dalam pertarungan!? Tapi Sihir Roh juga bisa digunakan seperti yang baru saja kau lakukan!? Semua tergantung bagaimana kau memanifestasikan apa yang ada dipikiran mu syaratnya itu harus selaras dengan Roh yang berkontrak denganmu dan realita dunia ini. Itulah inti dari Sihir Roh).

(Aku paham sekarang. Berarti pengetahuan orang-orang soal Sihir Roh itu salah, ya kan?).

(Iya, tentu saja).

Selesai bertanya pada Mael, Yuiga kembali berbicara dengan Barirossa dan rombongannya.

"Yah, dipikirkan pun juga percuma!? Kalau begitu ayo masuk. Kalian tidak terbiasa tidur di luar, kan?".

"Tu-tunggu, Yuiga-san".

"Tidak ada kata tunggu".

Ariel mencoba mencegah Yuiga untuk menjelaskan semua ini. Tapi, Yuiga tidak peduli dan tetap masuk kedalam kabin yang dia bangun sambil membawa perlengkapan mandi yang dia keluarkan dari item box tadi.

Meraka tidak punya pilihan lain mereka segera masuk kedalam dan mulai menyalakan beberapa lilin untuk penerangan mereka.

(---------)

Hari mulai gelap dan hanya cahaya bulan purnama yang indah sebagai satu-satunya sumber cahaya, menerangi hutan yang diselimuti kegelapan.

Hanya ada sebuah Rumah kabin dari tanah yang baru saja di bangun bersamaan dengan 2 buah Bilik untuk mandi.

Yuiga dan yang lainnya memilih untuk beristirahat. Saat ini mereka sedang berendam di kolam air panas yang sudah disiapkan oleh Yuiga.

Di Bilik sebelah kanan dipakai oleh Yuiga, Cain dan Bazana yang berendam dikolam.

Terlihat jelas wajah bahagia yang terpancar di wajah kedua.

"Haaaa.... Nyamannya!? Aku tidak menyangka bisa mandi saat perjalanan".

"Kau benar sekali, Cain!? Rasanya semua penat dan lelah saat perjalanan hilang seketika".

"Iya, dan juga sesuatu yang di sebut sabun dan shampo ini benar-benar luar biasa!? Badanku terasa bersih dan rambutku jadi terasa ringan".

"Yuiga, bolehkan kalau kami ambil sabun dan shampoo ini?".

"Ya, dan handuknya juga".

"Ambillah, aku masih punya banyak di item box ku".

Yuiga dengan santainya mengiyakan permintaan Cain dan Banaza yang membuat mereka senang mendengarnya.

Kemudian Yuiga segera berdiri keluar dari kolam dan menutup bagian bawahnya dengan handuk. Melihat Yuiga yang berdiri, Cain berinisiatif bertanya.

"Yuiga, kau sudah selesai?".

"Iya, mandi air panas terlalu lama itu tidak bagus, bisa membuatmu kena Flu atau kepalamu akan pusing, aku mau siapkan makan malam dulu".

"Siap, bos".

Cain dan Banaza mengiyakan perintah Yuiga dan memanggilnya dengan panggilan Bos.

Sementara itu di Bilik satunya, di isi oleh para gadis yaitu, Audrey, Ariel dan Barirossa. Seperti halnya Cain dan Banaza mereka juga senang bisa berendam di air panas.

"Air panas ini rasanya nyaman sekali, ya".

"Hmmm... Benar Ariel, rasanya tidak mau keluar".

Ariel dan Barirossa sangat menikmati waktu mereka berendam di air panas. Sementara Audrey memuji sabun dan shampoo yang diberikan Yuiga.

"Wangi dari sabun dan shampoo ini seperti buah Stowberi yang sangat manis, aku suka".

"Iya itu benar Audrey, kulitku bukan hanya bersih tapi juga jadi mulus dan rambutku jadi wangi".

"Tapi, dari mana Yuiga-san mendapatkan Sabun dan Shampoo ini? Kuharap dia memberi tahu kita di mana dia membeli ini semua".

Saat mereka sedang bersantai, tiba-tiba mereka mendengar suara Cain yang memanggil mereka.

"Woi, kalian para cewek mau mandi sampai kapan? Makan malamnya sudah jadi, jangan buat kami menunggu".

"""Baiklah, kami keluar sekarang""".

Para gadis segera membalas dan mulai keluar dari kolam, setelah mengeringkan badan dan kembali mengenakan baju mereka segera masuk kedalam rumah kabin.

Di sana ada Yuiga, Cain, dan Banaza yang menunggu mereka sambil duduk dibawah dengan makanan yang sudah di tata rapi di tengah.

Makan malam yang di buat Yuiga hari ini adalah StuRabbit yang berisi daging High Rabbit, Wortel, Kubis, sosis dan kuah susu yang sudah diberi bumbu rempah dan Roti.

Setelah Yuiga memberikan masing-masing mangkok yang sudah di tuang Sturabbit, mereka segera mulai makan.

Dan seperti biasa Yuiga melakukan kebiasaan makan ala Jepang yang sudah mendarah daging dalam dirinya

"Ittadakimasu".

Meski sempat heran dengan apa yang dilakukan Yuiga, mereka juga ikut apa yang dilakukan Yuiga.

"""""Ittadakimasu""""".

Dan saat satu sendok stu itu masuk ke mulut mereka masing-masing, tiba-tiba mereka jadi terdiam. Heran, Yuiga mencoba bertanya.

"Woi, kalian kenapa?".

Tiba-tiba Cain dengan sangat cepat memakan sturabbit di mangkoknya dan saat habis dia menyodorkannya ke Yuiga.

"Yuiga, Yuiga... Boleh aku minta tambah?".

"Yuiga, aku juga minta tambah".

"Curang aku duluan".

Ternyata, Cain Banaza dan Ariel ingin minta tambah sturabbit yang dibuat oleh Yuiga.

"Kalau boleh Yuiga-san".

"Hmmm.. "

Tidak mau kalah, Barirossa juga meminta dengan sedikit malu, dan Audrey menggembungkan pipinya sambil menoleh ke arah yang lain.

Melihat mereka yang suka dengan masakannya, Yuiga sangat senang dan tanpa basa-basi segera menuangkan lagi sturabbit ke mangkok mereka masing-masing.

Beberapa saat kemudian mereka akhirnya selesai makan dan terlihat ekspresi puas di wajah mereka.

"Haaaa.... Itu tadi sangat lezat".

"Perutku terasa penuh".

"Aku tidak pernah makan makanan seenak itu".

"Makanan yang enak bisa menghilangkan lelah dan penat ditubuh, benarkan Audrey?".

"Hm. Itu benar Bari".

"Aku senang kalian suka masakan ku, tapi menurutku rasanya masih kurang".

Mendengar apa yang dikatakan Yuiga segera dibantah oleh yang lain.

"Tidak, tidak Yuiga. Masakan mu itu sangat lezat tahu".

"Jangan merendah seperti itu".

"Kau seharusnya bangga".

"Berkat, Yuiga-san. Kami bisa makan enak".

"Hmmm".

"Be-begitu, ya!? Terimakasih atas pujiannya".

Yuiga berterimakasih atas pujian yang mereka berikan.

Lalu Banaza mulai berbicara lagi.

"Oh ya, Yuiga. Kau belajar semua ini dari mana? Soalnya kau bisa bertarung, bisa menggunakan Sihir dan juga kau bisa masak? Seolah-olah para Dewa dan Dewi sudah memberikan banyak berkah padamu".

Yuiga menjawab pertanyaan Banaza.

"Aku belajar semua ini dari Kakek dan Nenek ku".

"Kakek dan Nenekmu?".

Barirossa yang penasaran juga segera bertanya pada Yuiga. Dan dia segera menceritakannya dengan sedikit diubah agar mereka tidak tahu bahwa dia berasal dari dunia lain.

"Kakek dan Nenek mengajarkan semua yang mereka tahu padaku!? Kakek mengajarkan cara bertarung dengan pedang dan tangan kosong, sementara Nenek mengajarkan Sihir dan pekerjaan rumah padaku!? Bahkan sampoo dan sabun yang kalian pakai, aku membuatnya sendiri berkat Nenek yang menjari ku".

"Eeeeh... ".

Mereka sempat terkejut mendengar bahwa Sampoo dan Sabun yang mereka pakai adalah buatan Yuiga sendiri.

"Meski... Aku jauh dari kedua Orang tau ku... Mereka selalu menyayangi ku dengan sepenuh hati!? Meski sekarang mereka sudah tidak ada, tapi aku yakin mereka selalu ada dan selalu mengawasi ku dari jauh".

Yuiga bercerita sambil terus teringat akan masa-masa bahagia yang dia habiskan bersama mereka.

Mendengar cerita Yuiga. Barirossa, Ariel, Banaza, Cain dan Audrey merasakan hal yang sama.

Selang beberapa saat Audrey yang tadi hanya diam mulai berbicara.

"Yuiga-san!? Tidak usah khawatir!? Meski sudah kehilangan Kakek dan Nenekmu, tapi aku yakin!? Suatu hari nanti, Yuiga-san pasti bisa bertemu dengan Kedua Orang Tua mu".

Mendengar apa yang dikatakan Audrey, tiba-tiba ekspresi Yuiga berubah menjadi penuh amarah dan auranya menjadi mengerikan. Yuiga segera melirik ke arah Audrey dengan tatapan yang sangat menakutkan.

"JANGANKAN BERTEMU, MENDENGAR NAMA MEREKA SAJA AKU TIDAK SUDI".

Melihat Yuiga yang menunjukkan ekspresi yang mengerikan dan berbicara dengan nada yang dinding, bukan hanya Audrey tapi semua orang yang melihat dan mendengar perkataan Yuiga segera ketakutan.

Merasa dia sudah melampiaskan emosinya kepada mereka yang tidak tahu apa-apa. Yuiga segera berdiri.

"Maaf jika aku membuat kalian ketakutan!? Ku serahkan sisanya pada kalian!? Aku mau keluar, cari udara segar..... Dan satu hal lagi!?..... Kalau kalian tidak tahu rasanya dikhianati..... Lebih baik jangan asal bicara".

Yuiga segera berbalik dan berjalan keluar dari kabin tanpa peduli dengan tatapan yanga ada dibelakangnya.

Suasana yang tadi tegang kembali jadi tenang setelah Yuiga terlihat keluar dari Kabin. Sambil menatap kebawah Audrey mulai berbicara.

"Sepertinya, aku menyakiti perasaannya?".

"Jelaslah, lagian kau ini bagaimana, Audrey!? Masa kau tidak peka dengan ceritanya".

Banaza menyalahkan Audrey yang tidak bisa membaca suasana. Lalu Cain juga ikut menyalahkan.

"Saat Yuiga bilang "jauh dari kedua Orang tuanya" seharusnya kau sadar kalau Yuiga itu memang dibuang oleh Ayah dan Ibunya".

Ariel langsung mengeluh tentang apa yang dialami Yuiga.

"Tega sekali mereka, membuang Yuiga-san sejak lahir, dimana hati nurani mereka sebagai orang tua?".

Barirossa mencoba menenangkan suasana.

"Ucapan yang sudah keluar tidak bisa ditarik lagi!? Bukan hanya Audrey saja, tapi kita semua harus minta maaf kepadanya, iyakan semua".

Banaza, Cain, Ariel dan Audrey menganggukkan kepala saat mendengar saran Barirossa. Lalu Audrey kembali berbicara tapi kali ini pada Barirossa.

"Bari".

"Iya".

"Ternyata bukan cuma kau dan aku yang merasakan hal itu!? Yuiga-san juga merasakan hal yang sama!? Terus kenapa.... ".

Air mata mulai mengalir dari pipinya.

"..... Kenapa aku bisa mengatakan hal yang sekejam itu padanya".

Melihat Audrey yang mulai menangis, Barirossa segera memeluk Audrey dan mencoba menenangkannya.

Sementara diluar, Yuiga melampiaskan emosinya dengan memotong-motong sebuah batu besar yang dia temukan.

Setelah memotong-motong batu besar itu, Yuiga kembali tenang. Sambil menatap langit dia mulai bergumam.

"Haaaa... Dasar payah!? Seharusnya aku tidak melampiaskan emosiku pada mereka".

Yuiga kecewa pada dirinya sendiri karena tidak bisa mengontrol emosinya dan melampiaskannya kepada sekelompok orang yang tidak tahu apa-apa.

Keesokan paginya mereka mulai melakukan perjalanan lagi menuju Kota Galahad.

Namun, kali ini suasana menjadi sangat tenggang.