ReBirth 48
Chapter 19: Evolusi Manusia.
"Haaa, haaah, haaah." Shin terlihat sangat kelelahan, ia duduk di atas mayat monster setinggi 15m yang terbaring.
"Jadi, sudah 3 hari lagi berlalu, aku tak lagi bisa menghitung berapa kali aku terus kehabisan tenaga dan mengisi ulang. 100? 200? Entahlah."
Shin yang pakaian atasnya sudah compang camping dan terlihat seperti pengemis loncat turun.
"Baiklah, sepertinya semuanya sudah selesai. Saat aku pulang pokoknya aku akan bersantai seinginku. Ya, aku akan berbaring seharian dan membaca komik yang seharusnya sudah update." Shin berdiri dan menatap kedepan sambil membayangkan betapa santainya nanti.
Beberapa saat kemudian, Shin mengeluarkan senjata jiwa Katana di tangan kirinya, lalu Sabit di tangan kanannya. Ia lalu menyatukan kedua senjata itu, yang membuat sabit di dunia tangan kanannya memiliki mata sabit lain di ujung gagang bawahnya. Warna sabut itu yang tadinya berwarna hitam, berubah menjadi hitam kebiru-biruan.
Shin lalu melempar kedepan sabit tersebut yang kemudian berputar sangat cepat dan berhenti di atas mayat monster besar. Sabit tersebut terus berputar selama 3 detik di udara, sebelum menyerap mayat monster itu.
Shin menemukan manfaat lainya, yang jika kekuatan menelan semua benda senjata sabit di gabungkan dengan menyerap kekuatan petir lalu di ubah menjadi energi senjata katana. Maka akan berubah menjadi menelan benda mati, lalu mayatnya di serap dan di ubah menjadi kekuatan. Semakin besar kekuatan benda mati yang di serap, maka akan semakin banyak energi yang kembali di isi.
"Huaaam ... Baiklah, rumaahh! Aku datang!" seru Shin dengan semangat lalu berlari lurus menuju kota, tidak. Maksudku Safe Zone Zakaerta.
Butuh waktu sehari untuk sampai disana, karena di perjalan Shin terus di hambat dengan para monster yang sangat menyebalkan. Hingga akhirnya Shin berdiri di depan sebuah gerbang pelindung transparan. Tampak ada penjaga yang berdiri di pintu masuk pelindung itu. Walau terbuat dari cahaya, pelindung ini tak akan bisa ditembus bahkan dengan ledakan nuklir. Efek orang-orang yang bangkit untuk kedua kalinya benar-benar luar biasa ya. Kau bisa melihat dari sini bahwa telah di bangun benteng yang mengelilingi area di dalam pelindung, seperti pelindung keamanan kedua.
Shin dengan santai berjalan menuju gerbang, saat ia berniat masuk tiba-tiba saja para penjaga menghentikannya.
"Berhenti! Pengemis tidak di izinkan disini." Penjaga berarmor besi dan membawa senjata yang terlihat canggih itu mendorong Shin hingga terjatuh.
"Hey, hey .... Santai, jangan terlalu kasar." Shin dengan sengaja terdorong mundur dan menatap balik mata penjaganya.
"Hey, kau hanya rakyat rendahan jangan berani denganku!" ucap Penjaga yang mendorong Shin sambil terlihat marah. Ia langsung mencoba menendang kaki Shin namun Shin dengan santai loncat menghindar lalu melangkah mundur.
"Hanya segitu?"
"Kau sangat menyebalkan!" teriaknya lagi yang langsung mengarahkan senjatanya ke Shin.
Tanpa pikir panjang penjaga itu menembaki Shin seperti ia bahkan tidak di lihat sebagai mahkluk hidup.
Penjaga kedua yang berdiri di sisi belakang hanya menatap sambil tersenyum merendahkan.
Shin saat itu menghela nafas panjang. Ia yang dari tadi terus menghindar bergerak maju sambil meninju perut orang itu, Shin tadinya tidak menggunakan tenaga sama sekali. Seharusnya orang itu sudah terpental. Namun, karena armor besi yang tersusun banyak sekali Rune pertahan di atasnya membuat tinju Shin sama sekali tak berefek.
Shin saat itu juga langsung bersemangat dan berputar lalu menggunakan setengah tenaganya di tendangan yang dia lancarkan.
Seketika penjaga itu langsung terbang jauh ke kiri, yang membuat penjaga kedua panik. Namun, Shin tanpa ampun langsung ikut menendang penjaga kedua menggunakan tenaga yang sama, namun kali ini ke arah sebaliknya.
"Cih, lemah." ucap Shin yang saat itu langsung melirik ke kanan, ke arah salah satu pohon yang sebenarnya itu adalah CCTV yang terus memantau Shin.
Tadinya, orang-orang di dalam berniat mengirimkan pasukan lebih banyak lagi. Tapi, semuanya terhebat saat mereka melihat Shin sedang mengobrol dengan seorang Pejuang dari Enders.
"Yo," sapa Shin ke seseorang di depannya dengan santai.
"A-apa yang tuan lakukan disini?" tanya Ado dengan kebingungan dan badannya pun bergetar.
"Yaaaah, aku hanya mencoba masuk saja. Tapi mereka menahanku, jadiii ...." Shin memalingkan wajahnya mencoba menghindari masalah.
"A-apakah tuan hanya ingin masuk?" tanya Ado dengan gugup.
"Ya, selama aku bisa mencapai kota tidak akan terjadi apapun," balas Shin sambil tersenyum tanpa dosa.
Ado yang baru saja pulang setelah membersihkan area sekitar sini dan mencoba menguatkan kekuatannya. Menghela nafas panjang untuk menyiapkan mentalnya.
"A-ayo tuan."
Shin membalasnya dengan senyuman. Mereka berdua pun berjalan mendekati pelindung bagian luar. Di depan pintu gerbang pelindung itu terdapat sebuah tugu besi di bagian kanan. Ado lalu menggesek sebuah kartu ke tugu tersebut, lalu secara perlahan pelindung cahaya itu berkurang dan membentuk sebuah pintu seukuran seseorang yang lewat, begitu juga dengan kendaraan. Pintu yang di buka pelindung akan di sesuaikan.
Ado berjalan masuk terlebih dahulu, sambil terus berjalan ke arah pelindung bagian salam yaitu benteng besi setinggi 10m. Sesekali Ado melihat kebelakang dengan ragu, kalau-kalau Shin melakukan hal yang mencurigakan.
Merekapun sampai di pelindung bagian dalam. Namun kali ini Ado harus pergi ke pos pemeriksaan untuk melapor terlebih dahulu. Setelah beberapa menit berlalu, Ado keluar dari pos.
"Apa anda yakin tidak ingin di sediakan pakaian dan hotel tuan?"
"Ah, lupakan saja hal itu. Aku sedang buru-buru saat ini."
"Ah, baiklah. Kalau begitu ...."
Salah satu pintu benteng di bagian kanan khusus untuk ukuran manusia terbuka.
"Baiklah, terimakasih kerjasamamu Ado!" Shin mengucapkan kalimat tersebut sambil berjalan meninggalkan Ado di pos. Saat itu juga Ado langsung bernafas lega dan keringat dinginnya mulai bercucuran.
"Sial! Walau aku mengalami kebangkitan untuk kedua kalinya aku masih merasa tertekan akan aura menakutkan disekitar orang itu."
***
Shin berdiri di pintu masuk. Saat itu juga ia menyaksikan pemandangan yang menakjubkan. Bangunan-bangunan disini sudah diperbaiki, tidak. Bahkan lebih canggih dari sebelum portal tebuka.
Apakah ada jiwa-jiwa yang sangat kuat dan masih mempertahankan ingatannya? Lalu masuk kedalam tubuh manusia jenius. Apa menurutmu jika sihir di gabungkan dengan Sains? Itu akan menjadi hal yang sangat gila dan menakjubkan!
Orang-orang yang lalu lalang tak lagi menggunakan hp, tapi mereka semua menggunakan sesuatu yang lebih canggih.
"Bukankah evolusi manusia kali ini benar-benar di luar dugaan!?" teriak Shin di dalam hatinya. Beberapa saat kemudian ia masuk kedalam gang di celah bangunan dan bersembunyi di bayang-bayang.
"Hey, tampaknya aku saat ini sudah berada di dalam Zakaerta, tepatnya di dekat gerbang masuk Utara." Shin melaporkan situasinya pada Five Prefix. Seketika kelima perempuan itu langsung kaget dan menghilang dari tempat mereka berdiri.
"Aneh, mereka tak menjawab pesanku. Apakah mereka semua sibuk?" Shin saat itu mencoba melangkahkan kakinya keluar dari bayangan.
Tapi, tiba-tiba saja dadi atas, depan belakang langsung muncul Kelian orang tersebut dan langsung memeluk Shin.
"Master!!"
Bruk!
Badan Shin terjatuh ke tanah, kelima orang itu kini memeluk Shin secara bersama di bagian yang berbeda-beda.
Shin hanya menghela nafas panjang, kalau mengelus masing-masing kepala mereka dan merasa sangat senang.
***
Setengah jam kemudian~
Shin sedang berada di sebuah ruangan yang cukup luas, seperti biasanya. Shin duduk di meja bundar bersama kelima perempuan itu untuk mengadakan rapat.
"Baiklah, bagaimana laporannya?" tanya Shin yang sudah memakai baju elegan dan menawan.
"Ummm, bagaimana ya memulainya. Bailah, mari kita mulai dari yang paling awal dulu," balas Ella yang saat itu melirik ke arah Pedra.
"Haaaah, saya masih tak menyangka bahwa evolusi manusia bisa secepat ini. Pada hari pertama portal terbuka. Ada sekumpulan orang yang bangkit dan mengaku-ngaku bahwa mereka berasal dari era teknologi yang sangat canggih, dan semuanya bergantung ke sihir. Percaya atau tidak, mereka membuat benteng yang mengelilingi Zona aman Zakaerta ini hanya dalam 1 hari. Mereka hanya menggambar sebuah Rune sihir ke semua tumpukan bahan-bahan untuk membuat benteng tersebut. Lalu ia menggambar sebuah blue print di atas kertas. Bahan-bahan Itu pun secara ajaib terbang dan membangun bentengnya sendiri. Karena katanya berkali-kali kehabisan mana, mereka bisa membangun benteng itu dalam sehari lebih. Jika mereka tak kehabisan mana(energi) mungkin ia bisa membangunnya dalam beberapa jam. Karena mereka jugalah semua bangunan di kota sudah di perbaiki dan semuanya menjadi lebih canggih," jelas Pedra saat itu sambil fokus menggambarkan semuanya.
"Dan juga, semua orang di Zona aman telah mengalami kebangkitan. Pada hari ke 5, para Enders yang semakin kuat mulai membangun sebuah akademi. Disitu semua orang yang umurnya di bawah 30 tahun, kekuatan mereka yang bangkit akan di seleksi. Dan yang kuat akan di latih untuk menjadi lebih kuat. Dan dalam 3 hari yaitu di hari ke 8. Kasta kekuatan di Zona Aman sudah terbentuk," tambah Lena.
"Di hari ke 9, semua orang sudah mulai bekerja di bidang pekerjaan mereka dahulu sebelum portal terbuka. Namun, pekerjaan semua orang menjadi lebih mudah akibat alat-alat yang di ciptakan oleh mereka, bahkan di hari itu juga banyak produk jajajnan dan makanan yang langsung di sebarkan. Dan itu sangat enak." Veila ikut menjelaskan.
"Dan, untuk Silance sistem yang berada di negara lain. Sebagian besar dari mereka mati saat bertarung dengan monster. Saat ini Silance sistem hanya ada di Zona aman besar suatu negara. Dan jika saya hitung, tampaknya hanya tersisa tinggal 5 ribuan anggota saja. Walau sedikit, mereka semua juga telah mengalami kebangkitan kedua dan mendapatkan kekuatan spesial," turut Kevi yang menjelaskan di bagian akhir.
"Haaaah, jadi begitu ya. Lalu, bagaimana dengan sekte kegelapan? Apa ada kabar terbaru tentang mereka?"
"Ya, mereka saat ini terus menjadi kuat. Percaya atau tidak para sekte kegelapan membangun kota mereka sendiri yang mengendalikan para monster. Dan, raja iblis yang menjadi alasan dari semua ini telah semakin kuat," jawab Ella.
Shin tersentak.
"Apa! Jadi raja iblis telah bangkit? Ck, sial!" Shin yang kaget langsung menggebrak meja, namun saat itu juga ia langsung menenangkan diri.
"Haaaah, tenang. Kini para manusia juga telah semakin kuat. Aku tak memiliki kewajiban untuk mengalah raja iblis, biarkan para pahlawan yang melakukannya. Aku akan terus melanjutkan hidup santaiku saja," gumam Shin di dalam hatinya sambil memegang dagu.
"Oiya, bagaimana kekuatan pihak manusia saat ini? Apakah ada dari mereka yang bisa di sebut sebagai pahlawan?" tanya Shin yang mencoba memastikan situasi karena kehidupan santainya terancam.
"Ya, untuk saat ini ada 4 orang yang telah mendapatkan senjata jiwa yang keluar dari portal. Mereka di sebut Hero Putih, Hero Biru, Hero Kuning, dan Hero Hijau. Kekuatan mereka dari awal kebangkitan sangat kuat, di tambah mendapatkan kekuatan tambahan dari senjata jiwa yang keluar dari portal membuat mereka sangat kuat," balas Ella lagi.
"Syukurlah," desah Shin senang. Melihat hal itu, malah membuat mereka berlima kebingungan.
"Oiya, berbicara soal kebangkitan. Kakuatan apa yang kalian dapatkan setelah kebangkitan?" tanya Shin yang saat itu menatap mereka berlima.
"A-ah, itu. Bolehkah kamu merahasiakannya? Kami berniat membuat sebuah kejutan untuk tuan," ucap Pedra yang saat itu mewakili Five Prefix.
Shin melihat kelima wanitanya, mereka semua tampak memasang tatapan yakin. Shin menghela nafas lalu tersenyum.
"Baiklah."
"Kalau begitu, rapat selesai. Semua orang boleh meninggalkan ruangan dan kembali ke kesibukan masing-masing."
"Baik."
Semua orang mulai berjalan meninggalkan ruangan. Namun saat itu Shin menduga bahwa Kevi dan Veila akan menetap. Ia kaget saat Veila ikut berjalan keluar.
"Eh, kau memiliki pekerjaan apa Veila?" tanya Shin.
Veila lalu berhenti, ia melirik kebelakang.
"Itu rahasia, kakak." Veila lalu meninggalkan ruangan.
Saat ini hanya tersisa Kevi. Shin melirik ke arahnya, saat itu juga Kevi langsung loncat dan memeluknya erat.
"Hey, hey. Tenanglah, aku sudah disini kok." Shin mengelus-elus kepala Kevi.
Kevi kemudian duduk di pangkuan Shin dan menatapnya dengan sangat senang.
"Iya." Wajah Kevi terlihat sangat bahagia.
Namun, yang tak di sangka adalah.
"Master! Jadi kau baik-baik saja!" teriak Nisa yang saat itu langsung membuka pintu ruangan dan melihat kami berdua dalam posisi yang mengundang kesalahpahaman.
Suasana seketika hening, namun saat itu juga Kevi langsung memeluk Shin.
"Ah, maaf! Sepertinya aku menganggu!" Nisa langsung menutup pintu dengan cepat lari
"Hey, apa yang kau lakukan! Kenapa kau malah meneruskan kesalahpahaman ini!"
"Memangnya kenapa? Bukankah kau akan menepati janjinya," ucap Kevi yang tampak cemberut.
Shin pun menghela nafas panjang.
Disisi lain, ke empat wanita berjalan bersampingan.
"Haaah, mau bagaimana lagi kan. Si Kevi duluan yang sudah membuat janji itu dulu." Lena menghela nafas panjang.
"Yah, kau benar tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang," balas Pedra ikut merasa sedih.
"Tapi, karena itulah kita harus berjuang dengan keras, agar master nanti memenuhi permintaan kita, ayo berjuang!" sorak Ella yang menyemangati semuanya.
"Ayo! Semangat semuanya! Kita bisa!" tambah Veila yang benar-benar merasa semangat
>>Bersambung<<
~Higashi