webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Tranh châm biếm
Không đủ số lượng người đọc
273 Chs

35.) Sorak Ramai

"Apa ada yang merekam lagu itu? Video ini tidak dapat di flashback" ucap salah satu akuj yang menontonnya lewat streaming

"Aku rekam tapi jika itu lagu baru Saki Haruka bukanya nanti akan di uplod resmi di yt mereka?"

"Share aja dulu mau ku dengarkan ulang, dari sini suara tidak jelas beda seperti saat stream di channel mereka langsung, aku curiga panita belum menyiapkan secara maksimal untuk program live"

"Aku penggemar A2 harus ku katakan tadi itu memang lagu yang indah"

"Respec buat Saki dan Haruka karen membawakan lagu itu walaupun saya penggemar peserta Hijo band"

Penampilan ku dan Saki mendapatkan respon positif bahkan dari penggemar kontestan lain.

"Sudah ku duga Saki dan Haruka memang yang terbaik untungnya aku sempat minta tanda tangannya tadi" ucap Honoka saat menonton live

"Tapi kita masih kalah"

"Aku tidak apa kalah, kita punya cerita bukan? kalah dari penyanyi hebat Haruka dan Saki" kata Honoka

"Wow kamu benar juga"

Kembali ke panggung

"Uwwoooooo penampilan yang sangat indah dari Saki dan Haruka mana tepuk tangan" teriak Host yang mengema

Para penonton bertepuk tangan secara brutal

Banyak dari mereka yang meneteskan air mata kesedihan saat mengingat orang yang di cintai jauh dari pandangan.

"Haruka san dan Saki san kemari sebentar"

Sekarang si Host membawa 2 mic lagi untuk kami gunakan.

"Jika Aku boleh bertanya nih kok bisa ya kalian menciptakan lagu yang indah namun sedih" tanya si mc

"Saya lepas, Lagu ini Haruka yang buat" kata Saki

"Huh, Sedikit cerita saja ya seperti yang saya katakan sebelumnya lagu ini di buat untuk orang tersayang yang jauh atau terpisah jarak, awalanya aku buat lagu ini ya terinspirasi dari kisah seseorang yang saling mencintai namun sulit bersama karena jarak, mereka berbalas pesan untuk menginfokan keadaan masing masing dan aku ingin membuat cerita mereka kedalam sebuah lagu, jadilah lagu white album ini, 100% ori ku debutkan di sini, tapi bagi penonton setia channel kami berdua nanti juga ku uplod ulang"

"Jika aku boleh bertanya ya menurut kalian siapa kontestan lain yang menurut kalian kuat?"

"Tidak ada" Jawab ku

"Wow pernyataan yang sombong tapi ku percaya juga akan kehebatan kalian dalam bernyanyi"

"Terima kasih dan silahkan kembali Haruka san dan Saki san"

Di bawah panggung kami bertemu dengan sensei yang menantang taruhan.

"Kalian hebat sudah membuktikan kepantasan kalian dan sebagainya guru kalian aku minta maaf atas perkataan ku sebelumnya, hari senin nanti datang lagi ke ruang guru dan mari kita buat klub menyanyi" kata Sensei

"Tentu Sensei"

"Aku balik duluan kalian akan jadi juara pertama kupastikan itu" kata Sensei lagi

"Terima kasih Sensei" ucao Saki

Peserta lain yang habis melihat permainan ku dan Saki ku yakin sekarang minder.

Pertandingan Final berakhir pukul 10 dan pukul 10.10 pengumuman pemenang di lakukan.

Mc naik ke panggung.

"Atas keputusan panita dan staf yang bertugas kami nyatakan acara ini telah usai dan untuk pembagian juara akan saya bacakan mulai dari juara ke 3"

"Juara ke 3 di raih oleh"

"....."

"T&2" penggemar t&2 bersorak gembira karena idol mereka menang dan mendapat juara ke 3

"Juara ke 2 diraih oleh"

"..."

"."

"A2 dan juara pertama sudah pasti diraih oleh Haruka dan Saki, bagi pemenang silahkan naik ke atas panggung dan menerima hadiah secara langsung oleh owner dari Supermarket All in one"

Hadiah yang ku terima dan Saki lumayan banyak yaitu uang cash sebesar 1 jt yen voucer belanja di Supermarket All in one selama akhir tahun sebesar 500rb yen, piala dan piagam

"Selamat nak atas kemenangan mu"

"Eh Pak Tahiro" ucap ku agak kaget

"Hahaha ternyata kamu masih ingat aku Haruka kun dan ini pasti istrimu"

"Benar pak"

Acara selesai sepenuhnya aku dan Saki mengantar teman Hiyori dan Hiyori pulang dulu.

"Bye Hiyori Chan dan terima kasih tumpangannya nii chan" kata Teman Hiyori

"Bye"

Kami pergi ke rumah keluarga.

"Tidak masuk dulu?" Tanya Hiyori

"Jika masuk ibu pastu munyuruh kami menginap jadi tidak dulu"

"Oh baiklah nanti akan ku katakan pada ibu"

"Eh anda anda anda"

"Berikan uang untuk tutup mulut" kata Hiyori

"Ish" ucap ku lalu ku buka dompet dan ku beri dia 10rb yen

"Oke Nenek tidak perlu ya"

Ku tambahkan 10rb lagi

"Eh masih ada ka.."

"Iya-iya" ku tambahkan lagi 20rb yen

"Jika minta lagi mending aku menginap di rumah"

"Tenang kakak aku bisa jaga rahasia kok"

Aku melajukan mobil menuju apartemen.

Jam 10.40 kami tiba di apartemen.

"Saki chan bangun kita sudah sampai"

"Gendong" ucap Saki

"Cium aku dulu"

"Mmmmuah" Saki mencium ku di bibir

Ku gendong tubuh mungilnya menuju lantai 3 dengan tangga, lift sudah berhenti beroprasi sejak pukul 10 malam.

"Saki tolong masukan kuncinya ke gagang pintu"

Dengan malas malasan Saki memasukkan kunci itu, lalu membuka pintunya.

Ku taruh Saki langsung di kasur dan aku pergi ke ruang keluarga lagi untuk mengunci pintu.

Aku yang masih lapar memasak sesuatu untuk mengganjal perut.

Ku buka kulkas disana terisi banyak bahan makanan, ku ambil 2 butir telur dan 3 buah sosis.

Ki buat telur dadar biasa.

Potong sosis dengan tipis tipis lalu pecahkan telur dalam wadah, masukan sosis iris tadi ke dalamnya dan goreng di teflon dengan api kecil.

Sengaja tidak ku beri bumbu karena sisinya sudah gurih dan asin jadinya cukup lah jika tanpa bumbu lagi.

5 menit kemudian telur dadar sudah diap di makan.

"Minum apa ya?"

"Oh lihat yang ku temukan di dalam kulkas, ada air limun"

Ku bawa makanan dan minuman menuju ruang tamu dan ku nyalakan tv.

Pertandingan bola liga inggris.

Ponsel ku berdering tanda pesan masuk.

Ku lihat hp ku Nonaka san memberiku pesan, pikir ku mungkin kabar tentang manganya.

"Haruka kun Manga kita gagal di terbitkan..."

"Lah kok bisa" pikir ku saat membaca bagian itu

"Di karenakan ada salah satu pihak animasi yang ingin secara langsung membuatnya jadi Anime, demgan tawaran yang lebih tinggi ku kira itu jadi lebih baik, kamu akan tetap jadi asisten manga ku tapi bukan memgambar melainkan asisten penasihat alur, aku sudah berdiskusi dengen editor ku dan dia setuju, gajimu nanti sekitar 1 juta yen per eps dan mungkin akan meningkat jika popularitas anime ini baik, jika kamu menerima balas pesan ini secepatnya"

Langsung saja ku balas, cuma penasihat jadi gas gas saja lalu waktu yang terbuang untuk kerja pasti juga lebih sedikit.

"Ya Nonoka san aku menerimanya"

"Eh kamu masih on rupanya jika begitu mulai minggu malam nanti kita akan mulai bekerja kembali jam 6 tepat, juga kamu bawa laptop sendiri untuk mengetik naskah oke"

"Baik aku akan datang tepat waktu"

Ku lanjutkan menonton bola sampai makanan ku habis dan ku lihat sekarang sudah jam 12 malam.

"Yah waktunya tidur tapi aku akan mencuci piring dulu"

"Uwaaa "

"Huh Haruka ku kira kamu tidur di samping ku tadi" kata Saki yang keluar dari kamar mandi

"Aku tadi makan dulu"

"Oh baiklah segera kembali ke kemar kalau begitu"

"Baik"

Saki meninggalkan ku menuju kamarnya di lantai dua.

Ku cucik bersih piring yang ada setelahnya barulah aku akan tidur.

Ku buka kamar dan terlihat Saki sudah tidur pulas.

Ku berjalan mendekati samping tubuhnya dan ku cium keningnya.

"Oh ternyata Saki chan tadi ke kamar mandi untuk menghapus riasan muka toh"

Lalu aku berjalan lagi ke sisi kasur satunya dan mulai masuk kedalam selimut.

"Wahhh nikmatnya bisa menidurkan badan"

"Saatnya tidur" ucap ku

Saki mendekati ku dan tidur sambil memeluk ku lagi entah itu sadar atau tidak itu sudah menjadi kebiasanaya.

"Hey Saki chan tangan mu" ku singkirkan tanganya yang berada di atas celana ku

Tapi tanganya kembali lagi.

"Nih orang ngimpi apa sih kok mukanya senyum senyum"

"Entahlah semoga saja itu mempi indah"

"Saki itu sakit sakit lepaskan lepasakan" teriak ku membuat Saki bangun

"Ada apa Haruka kun"

"Tangan kanan mu oi meremas keras telur ku, apa sih yang kamu mimpikan hiii pasti kotor ya"

"Apa sih ga jelas kurasa aku cuma mimpi meremas kentang yang sudah di rebus laku kentang itu hancur di antara sela tangan ku"

"Saki jangan nonto video india itu lagi ok, bisa bisa telur ku bisa hacur kamu remas"

"Eh tangan ku meremas punya mu?"

"Sangat keras!"

"Maaf maaf aku tidak sengaja"

"Tidur di sebelah sana jangan mendekat lagi" perintah ku

"Umm ok"

Saki tidur di sisi jauh kasur.

Aku merasa jadi kesepian.

"Saki mendekatlah peluk aku lagi"

"Kamu yakin?"

"Sudah kemari saja" (Saki is Win)

Saki mendekati ku dan memeluk ku lagi lalu kami barulah tidur bersama.

Pagi hari, tgl 31 Mei

Ringgggg

Jam alarm hp berbunyi menandakan pukul 5.30

Saki bangun duluan dan membereskan rambutnya.

"Sayang bangunlah ayo kita olahraga" ucap Saki lalu mencium bibir ku untuk membangunkan ku

"Ughhh sudah jam 5.30 rupanya"

"Iya ayo bangun"

"Kamu berat Saki menyingkirlah dari atas ku" posisinya Saki tiduran di atas tubuh ku dengan kepala nya ditaruh di dada ku

"Baik baik aku akan turun, ayo kamu juga turun dan akan ku buatkan kopi lalu kita pergi jalan jalan atau lari pagi"

"Umm kurasa hari ini lari saja"

"Baiklah tapi jangan cepat cepat nanti"

"Iya"

Saki turun dulu ke bawah menuju dapur untuk membuatkan kopi dan dua potong sandwich sosis keju.

Aku turun menuju meja makan, aku duduk lalu memeriksa kurs bit coin saat ini.

"Ini sayang kopi mu dan sandwitch"

"Kamu kenapa sih manggil aku sayang terus biasanya juga Haruka" tanya ku

"Hari ini aku ingin seharian penuh bermanja padamu"

"Ehh tapi apa kamu belum tau?"

"Tau apa?" Tanya Saki

"Hari ini aku akan mulai bekerja sebagai asisten manga lagi"

Saki berubah cemberut

"Ya sudah kerja sana saja"

"Itu masih jam 6 sore nanti"

"Bodo amat"

"Lah kan masih bisa bermanja juga waktu ini"

"Huh dasar Saki Saki" sambung ku

Ku gendong dia menuju sofa ruang tamu.

"Turunkan aku"

"Bentar, aku ingin mendiskusikan sesuatu hal padamu"

"Lalu apa itu" tanya Saki

"Itu tentang resepsi pernikahan kita, apa kamu ingin gaya yang modern atau tradisional"

"Boleh ku lihat contohnya dulu?" Tanya Saki

"Boleh saja, sebentar akan ku ambil leptopnya"

Aku kembali ke ruang tamu membawa leptop dan makanan yang dibuat Saki tadi.

Ku buka leptop dan ku lihat di penyimpanan online foto kedua macam gaya pernikahan itu.

"Ini lihat saja jika mau pindah ke gaya tradisional tinggal klik folder di atasnya" ucap ku pada Saki

Saki dengan fokus melihat lihat setiap gaya pernikahan itu, mulai dari ruangan yang berbeda, warna yang beda juga, serta pakaiannnya.

"Jika kamu pilih yang mana Haruka kun?"

"Jika aku akan memilih yang tradisional dengan pakaian adat jepang"

"Aku juga merasa lebih cocok dengan gaya tradisional sih, lebih berwarna dan tidak monoton, jadi aku pilih saja yang tradisional"

"Untuk bajunya juga pilih yang sama?" Tanya ku

"Iya pilih Yukata"

"Oke nanti kita akan ke toko pakaian pernikahan dan membuat pakaian kita"

"Kapan itu"

"Ya nanti dong Saki chan, masih ada yang harus di siapkan lebih dulu, contohnya sewa tempat, undangan serta kateringnya"

"Kamu akan buat yang meriah Haruka kun?"

"Iya akan ku buat yang meriah mungkin pemimpin jepang juga akan datang"

"Jangan bercanda Haruka kun"

"Loh siapa yang bercanda, dengan channel nya ibu dan ayah untuk mengundang pemimpin negara bukan suatu hal yang sulit loh"

"Jangan pokoknya"

"Ya baiklah itu bisa di pikirkan nanti kok" balas ku

"Untuk restoran nya akan kamu buka kapan Haruka kun"

"Ku buka hari selasa dengan hari senin wawancara dan selasa langsung kerja"

"Kamu sudah mendapatkan pemasok bahan makanan?"

"Sudah ku atur dengan supermarket"

"Apa restoran itu akan menghasilkan nantinya?"

"Pasti menghasilkan kok, kamu yakin saja lokasinya yang strategis dan aku juga sudah mengubah tempat itu jadi tongkrongan anak SMA yang unik dan gaul"

"Jadi target mu anak SMA?"

"Yups target ku utama anak sekolah, di situ aku ingin membuat pilihan menu yang murah bagi anak SMA namun tetap enak"

"Sup mu kemarin juga bisa masuk" sambung ku

"Harus masuk dong, sup itu cocok untuk menu makan malam ataupun sarapan" balas Saki

"Ya nanti kamu tinggal berdiskusi dengan koki nya saja masalah menu"

Sekarang sudah jam 5.45

"Ayo Haruka kun kita lari lari"

"Bentar kopi ku saja belum habis"

"Habiskan saja nanti kita nanti juga mengunjungi restoran"

"Umm baiklah" balas ku

Aku dan Saki mulai berjalan meninggalkan apartemen namun di lantai bawah kami bertemu dengan Tsukasa dan Nasa yang sepertinya juga ingin jalan jalan di taman.

"Pagi Tsukasa san dan Nasa san" ucap kami berdua

"Oh Saki Chan dan Suaminya" kata Tsukasa

"Aku Haruka oi"

"Ya ya Haruka bukan, apa kalian juga ingin olahraga ke taman?"

"Ya kami ingin kesana, tapi bukankah Nasa terlihat kelelahan" tanya Saki saat melihat Nasa yang masih ngantuk

"Ya dia jika tidak dipaksa pasti tidak akan mau, kalian duluan saja" ucap Tsukasa

"Umm baiklah sampai jumpa di taman nanti"

Kami pemanasan sedikit lalu berlari pelan menuju taman, ku lihat Sayu juga sedang jalan ke taman.

"Pagi Haruka san Saki san" teriak Sayu

"Pagi, duluan ya" balas Saki

Kami melewati Sayu.

"Huh huh huh" Saki sudah ngos ngosan

"Eh sudah lelah padahal baru juga lari 10 menit"

"Kamu tidak tau beratnya jadi wanita Haruka kun"

Ku lirik dadanya Saki

"Apa itu berat?"

"Lirik kemana mata mu itu!"

"Ya ke barang mu apa itu berat"

"Ish mesum"

"Lah kan ku tanya doang apa itu berat"

"Haruka mesum"

"Hadeh terserah kamu Saki chan"

"Kamu duduk saja duluan di sini aku akan lanjut lari sebentar"

"Umm"

Aku lari mengelilingi taman dan kadang berlari mendekati sekolah.

"Bukankah itu Sora dari basket?" Pikir ku saat melihat dirinya lari sendirian di jalan pinggir sungai

"Sora san" teriak ku

"Eh eh" dia berhenti lalu melihat kemana sumber suara

"Aku di sini di belakang mu" teriak ku

Dia menghampiri ku

"Kamu bukankah Haruka dari klub Voli sekolah?"

"Benar Sora, ku dengar kamu latihan basket apa itu benar?"

"Ya aku latihan basket untuk mengejar mimpi ku, tapi mimpiku sekarang suram karena klub basket SMA sudah bubar"

"Aku sebenarnya tertarik dengan Basket namun aku lebih tertarik dengan voli, jika kamu butuh bantuan anggota aku siap membantu mu"

"Wahhh apa benar Haruka san?"

"Benar, aku bisa kok main basket, kamu cobalah membangkitkan kembali klub basket sekolah yang sudah mati itu dan buat agar hidup kembali"

"Aku akan berusaha"

"Terusalah berusaha dan undang diriku jika klub basket sudah terbentuk"

"Umm pasti akan ku undang"

"Baiklah sudah dulu ya aku mau lanjut lari" kata Sora

"Tentu, aku juga akan lanjut"

Sora berlari menjauh dan aku juga kembali ke taman dimana Saki berada.

Ku lihat di sana sudah ada Saki Tsukasa Sayu dan Nagisa, sementara para bapak bapak duduk di kursi yang lain.

"Halo bapak bapak muda apa kalian sehat semua?" Tanya ku Saat menghampiri Tomoya dan Nasa

"Aku sehat dan bagaimana kabar ami chan Haruka?"

"Dia sudah ku antar sampai ke rumahnya dan ku beritahu juga orang tuanya untuk tetap tabah menerima cobaan"

"Baguslah ini bapak muda kenapa ya kelihatan lesu?" Tanya Tomoya saat melihat Nasa yang kelelahan

"Oh Nasa memang orangnya tidak suka berolahraga jadi jika olahraga sedikit pasti lelah"

"Ushio sekarang ikut?" Tanya ku melihat kereta dorongnya

"Udara agak hangat jadi kami mengajaknya" ucap Tomoya

"Jadi Nasa san kapan kamu membuatnya?" Tanya ku

"Kami sudah mulai membuatnya Haruka kun" balas Nasa

"Eh sudah jadi?"

"Baru 2 minggu kandunganya"

"What jadi aku sekarang yang tertinggal disini?"

"Ya kamu buat juga makanya" ucap Tomoya

"Eh ya jangan dulu, Saki masih terlalu muda" balas ku

"Benar juga ya, maka nikmati dulu saja masa sekolah mu" kata Tomoya

"Kami sebenarnya agak ragu untuk punya momongan mengingat mimpi Tsukasa yang belum bisa ku penuhi"

"Pasti mimpi ke bulan" pikir ku

"Mimpi apa?" Tanya Tomoya

"Mimpi besarnya untuk pergi ke bulan"

"Astaga bukankan itu terlalu merepotkan?" Tanya Tomoya

"Ya selama 9 tahun pernikahan ku aku selalu berusaha mewujudkannya dengan menabung hingga sekarang, aku bisa membuatnya pergi ke bulan tapi aku malah yang takut jika terjadi apa apa dengannya"

"Ada kok cara lainnya" kata ku

"Apa maksudmu Haruka kun?" Tanya Nasa

"Ada caranya kok tanpa harus pergi ke bulan" kata ku lagi

"Bagaimana bisa?"

"Ketika kedua cinta berjanji untuk selalu bersama selamanya maka kutukan akan terlepas untuk selamanya, tapi ku sarankan jangan"

"Kalian membahas apa sih, yok kita jalan jalan lagi" sela Tomoya

"Oke Tomoya san"

"Haruka apa maksudnya tadi?"

"Ya jika kamu tidak ingin Tsukasa hilang jangan penuhi janjimu" balas ku

"Huh" Nasa terpaku dengan kata kunci menghilang

"Ayo jalan jalan lagi jangan di pikirkan serius anggap saja kata ku angin lalu" ucap ku pada Nasa

"Ummm" balas Nasa

Jam 7 kami kembali ke rumah masing masing namun khusus aku Saki dan Sayu pergi ke restoran dulu.

Terlihat Shindou sudah ada di depan restoran dan duduk sendirian di tangga masuk.

"Haduh Shindou san sudah ku bilang bukan datang jam 10 apa kamu tidak bisa membaca angka di jam" teriak Sayu

"Tidak apa Sayu san"

"Bukanya begitu tapi Haruka san sendiri yang menyuruh mu bukan"

"Aku tidak apa"

"Sudahlah Sayu lebih baik masuk dulu" ucap ku

Terlihat meja yang sudah di tata dan wallpaper yang sudah terpasang rapi di dinding tembok.

"Pekerjaan kalian bagus aku suka" kata ku

"Terima kasih Haruka san" kata mereka berdua

"Apa ada surat lamaran lagi Sayu san?"

Ada 3 lagi Haruka san

Yaitu

1. Jun Satou melamar sebagai Koki

2. Souta Takanashi

3. Popura Taneshima

Lalu pintu restoran terbuka

Shindou hendak menyambutnya namun dia mendapat tinjuan tepat di ulu hati.

"Ahhhh maaaf tuan aku tidak sengaja"

"Bagaimana tidak sengaja padahal kamu memukul ku dengan keras" ucap Shindou dengan susah payah

"Sayu dan Saki urus Orang itu paling dia akan melamar di sini, aku akan membantu Shindou"

"Apa kamu yakin Haruka san dia kelihatan seperti wanita yang kasar, aku saja yang mengurus Shindou san" ucap Sayu

"Ya baiklah" balas ku

"Hati hati Haruka kun" ucap Saki

"Tenang tenang"

Aku menghampiri mahiru inami.

"Pagi nona"

"Kyaa" pukulan melayang pada muka ku dan langsung ku hindari

"Tetap tenang ok jangan kaget" ucao ku

"Maafkan aku"

"Perkenalkan aku Haruka Shinomiya pemilik resto ini apa kamu ingin mendaftar sebagai staf"

"Umm perkenalkan aku Mahiru Inami dan aku ingin melamar sebagai pelayan jika bisa"

"Kamu bawa surat lamarannya?"

"Ini tuan Haruka" serahnya padaku

"Baik aku terima, kamu tunggu hari senin ya untuk panggilan interview sekaligus tes"

"Baik tuan Haruka dan sampai jumpa"

"Tentu Inami san"

Sayu dan Saki yang melihat ku dapat menaklukkan tantangan mengacungkan jempolnya.

.

.

.

.

Note :

1. Sayu akan tetap sekolah nantinya jadi dia bakal bekerja tidak full jam

2. Shindou bakal full jam

3. Menunya ada

Crepes

Parfait

Nasi goreng

Sup

Dimsum

Mis goreng

Mi rebus

Burger

Sandwitch

Omelette

Minuman

Cola

Sprite

Teh

Susu coklat dan putih

Kopi

Air limun

Air meneral

Jus buah

Makanan penutup

Ice cream

Kentang goreng

Cake

Pudding

Jelly

4. Haruka punya uang lebih dari 4 milar yen