Semua murid yang melihat terdiam dan bengong, sampai akhirnya si MC yang tadinya putus asa sekarang malah kagum.
"Itu.. YUMI!!!" (Pembawa acara)
Ughh.. Aku tarik ucapanku yang sebelumnya kembali.
"Yumi?! Bukankah dia itu murid peringkat 2 di sekolah?!!"
"Ah, itu senior Yumi! Hatiku sudah dicuri olehnya.. Aku mencintaimu! *meleleh*"
Setelah mengucapkan itu, murid laki-laki lainnya menatap sinis padanya dan mulai menggebukinya.
"Cinta palalu! Rasain nih tinju jones!!"
"Peringkat 2?! Dia-" (Iruha)
Eh kenapa ini? Kenapa kepalaku terasa sakit, aku tidak bisa menahannya lagi.. Dikala itu, aku mengingat ingatan masa laluku tentang diriku dulu, namun itu jelas berbeda dengan masa laluku yang sebenarnya, masa lalu diriku di bumi..
masa lalu palsu ini menceritakan bahwa ternyata saat aku lahir, sihir sudah ada di dunia ini, namun aku yakin bahwa ini bukanlah masa laluku. Karena aku tahu jelas kalau aku hidup di bumi dengan normal.
Semakin aku tidak percaya terhadap ingatan palsu ini, rasa sakit ini terus bertambah dan terus bertambah.
"Ini.. Ini tidak mungkin! Ini bukanlah masa laluku, semua ini palsu!!" (Iruha)
"ARGHH!!" (Iruha)
Aku tidak bisa menahan rasa sakit itu dan berakhir tumbang dan pingsan di tempat, tetapi tidak ada satupun orang yang menyadari itu, semua murid terlalu fokus pada murid bernama Yumi ini.
"Siapa kau?! Jangan menghalangiku, aku tidak peduli jika itu laki-laki atau perempuan, akan ku kalahkan semuanya" (Zeta)
"Hmm.. Sombong sekali" (Yumi)
Yumi memberikan tatapan dingin ke Zeta, dan seketika Zeta merasa dingin menjalar ke tulang punggungnya.
"Enyahlah.." (Yumi)
Yumi men-roll kick Zeta, dan tepat mendarat di wajahnya.
"Ap-?!" (Zeta)
Hanya dengan tendangan seperti itu, Zeta terlempar 10 meter dan tidak sadarkan diri. Tidak ada satupun suara yang keluar di auditorium tersebut, semua murid terkena debuff silence.
*claps claps* (sfx: tepuk tangan)
"Seperti yang kuduga dari peringkat kedua di sekolah.. Hanya dengan tendangan memutar bisa sampai membuatnya tidak sadarkan diri, aku saja bahkan tidak bisa melakukannya" (Grim)
"I-itu.. Itu bukan apa-apa" (Yumi)
Dia menatap wajah Grim cukup lama, sampai akhirnya Grim merasa tak enak dipandang seperti itu dan bertanya padanya.
"Ada apa? Apa ada sesuatu di wajahku?" (Grim)
Yumi langsung sadar dan menundukkan kepalanya.
"Ti-tidak ada apa-apa, senior Grim" (Yumi)
Semua murid tentu saja cemburu kepada Grim setelah melihat Yumi tersipu malu saat berbicara padanya, tapi apa daya kekuatan mereka belum sebanding dengan Grim, wajah mereka pasrah, dan beberapa mengeluarkan aura kebencian.
{Ai.. Sepertinya mereka cemburu..} Itulah yang Grim katakan dengan suara pelan.
"Eh etto.. Maaf atas keributannya, kelompok kesehatan tolong bawa dan periksa keadaan Zeta" (Pembawa Acara)
"Jadi, mari kita lanjutkan.." (Pembawa Acara)
Acara itu pun sekarang berlanjut tanpa gangguan apapun, aku masih terbaring di lantai balkon.. Sendirian.
Si pembawa acara menjelaskan tentang acara ini, acara tahunan sekolah itu, dan akhirnya penjelasan sudah mencapai akhir.
"Dengan begini.. Kita hitung mundur bersama!"
Atap auditorium yang tadinya tertutup rapat sekarang terbuka perlahan.
Si MC mengajak semua murid untuk menghitung mundur.
"3"
"2"
"1"
"DENGAN INI KAMI RESMIKAN, WILD CLASH DIBUKA!" (Pembawa Acara)
Seiring ucapannya itu, terlihat banyak kembang api di langit auditorium yang sudah terbuka.
"Heh.. Para murid baru sepertinya sangat antusias, aku tidak sabar untuk melihat kemampuan mereka" (Grim)
"Kau benar.. Aku harap akan ada seseorang dengan ahli senjata juga sihir yang mau bergabung guildku" (Yumi)
"Yah, semoga beruntung.. Aku harus kembali menemui juniorku" (Grim)
Yumi hanya melihat Grim menjauh darinya sampai sosoknya tidak lagi terlihat.
"{Aku harus mengetahui rahasia anak itu..}" (Grim)
(Note: Yang dimaksud Grim disini yaitu dia merujuk kepada Iruha)
"{Aura itu.. Seperti milik si monster itu..}" (Grim)
Mengatakan itu sambil membayangkan seseorang yang ia panggil monster, orang itu membawa pedang dan memiliki benda menyerupai sayap dan matanya yang merah seperti iblis. Badannya merinding seiring dia berjalan, dia mencoba melupakan itu dan melompat ke balkon aula.
Setelah berada disana, dia menemukanku terbaring di lantai.
"Iruha.. Apa yang terjadi padanya?" (Grim)
"Woi, bangun woi.. Sahur sahur.." (Grim)
Aku masih tak sadarkan diri.
"Terpaksa.. Jangan salahkan aku karena berbuat ini!" (Grim)
*slaps* (Sfx: plak, menampar)
"Aww!!" (Iruha)
"Akhirnya kamu bangun juga" (Grim)
"Huh?" aku kemudian mengingat sesuatu dan bertanya pada Grim, "Ketua osis.. Sudah berapa lama sekolah ini berdiri?"
"Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu, dan juga panggil aku Grim saja" (Grim)
"Jawab saja" (Iruha)
"Unn yah, sekolah ini sudah berdiri selama 98 tahun, memangnya kenapa?" (Grim)
98 tahun?! Tapi aku belum pernah mengetahui tentang sekolah sihir ini sebelum kejadian meteor itu, apa mungkin.. Aku mati dan sekarang berada di isekai yang modern?!..
"Ah tidak, tidak ada apa-apa" (Iruha)
"Hmm, baiklah.. Sekarang ikut aku untuk mengambil seragam sekolah, kamu belum mengambilnya kan?" (Grim)
"Ah.. Iya" (Iruha)
Aku mengikuti Grim untuk mengambil seragamnya. Di tengah perjalanan dia menjelaskan kembali padaku tentang acara tadi.
Katanya, Wild Clash adalah salah satu acara yang ditunggu-tunggu para murid, disini mereka harus beradu kemampuannya untuk mendapat peringkat, murid yang menenangkan pertandingan akan terus melaju sampai ke babak final. Wild clash ini hanya boleh diikuti oleh murid baru, selain mendapat peringkat, mereka juga berkesempatan untuk masuk kedalam guild impian mereka.
(Note: Guild disini artinya kelompok, mereka yang berhasil memasuki guild akan mempunyai hak istimewa)
Disini terdapat 16 guild, semakin tinggi kekuatan anggota guildnya semakin tinggi juga peringkat guildnya.
Aku sudah mengambil seragamku dan langsung memakainya di ruang ganti.
"Wah, seragam ini keren sekali, mungkin akan kujadikan pakaian sehari-hariku saja, hahaha" (Iruha)
"Miskin amat lu tong, seragam sekolah dijadiin pakaian sehari-hari, nanti bau" (Grim)
Grim kembali menjelaskan tentang sekolah ini. Seragam sekolah itu dibedakan sesuai kelas mereka, kelas sihir penyerang berwarna biru, kelas simbol sihir berwarna putih, kelas sihir pendukung berwarna hijau, kelas sihir crafter berwarna jingga, kelas sihir dan senjata berwarna merah.
Aku masuk sebagai kelas sihir penyerang, warna baju dan desain seragamnya cocok untukku, aku mungkin akan menarik perhatian murid perempuan di sekolah ini hahaha. Cukup!
"Rin, antarkan dia ke kelasnya" (Grim)
Eh?! Sejak kapan dia disini?!
"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu" (Rin)
"Aku juga, Grim, terima kasih untuk bantuannya" (Iruha)
Setelah beberapa menit, aku sampai di depan kelasku.
"Ini adalah kelas sihir penyerang untuk murid baru, D-2, ingat-ingat nomor kelasnya" (Rin)
"Baik!" (Iruha)
"Tunggu, ini adalah kartu identitas pelajar mu, bawalah" (Rin)
"Ah.. Terima kasih banyak!" (Iruha)
Aku mengambil kartu itu dan melihat-lihatnya sebentar untuk mengecek, lalu memasukkannya ke kantong celanaku.
"Kalau begitu, aku harus kembali ke kelasku.. Sampai jumpa nanti" (Rin)
Aku hanya tersenyum dan bahagia karena aku bisa menggunakan sesuatu semacam sihir, tapi aku masih penasaran dengan kejadian awalnya yang menyebabkan aku berada di dimensi yang berbeda.
Aku melupakan hal itu sejenak dan fokus untuk belajar menggunakan skillku dulu, aku memegang gagang pintu kelas dan membukanya.
Semua mata tertuju padaku.
"Oh.." (Iruha)
Itulah yang kukatakan..
"Ahh! Itu kan.. Orang yang bersama ketua osis tadi pagi!!"
"Eh?" (Iruha)
Murid perempuan terus menatapku saat aku sedang mencari tempat duduk, aku merasa malu.
Saat aku sedang mencari tempat duduk kosong , kemudian seseorang memanggil namaku.
"Yo Iruha! Disini!"
Aku melihat ke arah sumber suara dan menemukan Azfa sedang duduk disana, aku pergi dan duduk disana.
Semua murid yang berada di kelas ini tiba-tiba langsung berbisik satu sama lain.
"Eh dia bilang Iruha? Iruha yang mempunyai kemampuan sihir lemah itu? Kenapa dia bisa berada disini"
Aku mengabaikan hal tersebut, karena bagiku memikirkan hal itu hanyalah buang-buang waktu saja. Tidak peduli apa yang mereka katakan, aku akan terus melangkah maju dan menjadi yang terkuat.
Untuk pertama kalinya, aku memasang wajah seserius dan sedingin itu, meskipun tanpa sadar. Dan juga aku memancarkan gelombang sedang aura jahat, aku melakukannya tanpa sadar juga. Merasakan ada aura jahat yang berasal dariku mereka semua menjadi waspada kepadaku.