webnovel

RARI

AKU TIDAK BISA MENJADI DAN MERASAKAN APA YANG KAMU RASA... DAN KAMU JUGA SEBALIKNYA... KARENA ITU INILAH KISAH KU MASA kecil yang terjadi masa remaja hingga apa yang kurasakan saat ini

A_chan · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
9 Chs

KELAS 1 0.01

Setelah kejadian sebelumnya , akhirnya aku bersekolah di desa ku, dan tidak lagi bersekolah di asrama. Masa -masa sd ku mungkin cukup menyenangkan namun juga ada masa-masa sulit.

Kali ini aku akan bercerita saat aku masih kelas 1 karena belum genap setahun aku sekolah berasrama, jadi aku belum naik kelas 2.

saat di sekolah aku termasuk anak yang sangat sulit untuk belajar dan memahami guru, aku sering membuat onar di dalam kelas. Pernah suatu hari aku berlari lari membawa tongkat sambil mengejar-ngejar murid lainnya. Saat itu aku berpikir akulah anak kepaladesa.. ibuku di takuti dan nenek ku juga di takuti, jadi tak akan ada yang protes pada ku apapun yang aku lakukan.

aku anak yang sangat menonjol, suara cempreng yang menggelegar, membuat hampir 1 sekolahan mendengar suaraku. aku masih ingat beberapa kenanga seperti aku sering kali jajan orek tempe di warung belakang sekolah, jaman dulu tidak ada sebutan kantin, sebutan kantin itu sekolah di kota, aku yang tinggal di desa tentu saja belum mengenal kata kata kantin.

Dulu aku sekolah harus bergantian dengan kelas pagi, karena aku masuk kelas siang. kelas pagi itu dari jam 7 sampai jam 9 sedangkan kelas itu dari jam 10 hingga jam 12 siang . fasilitas Sd zaman dulu tak sebagus sd di kota besar, jadi kami bergantian.

aku sering kali mendapat nilai 0. tapi sebelum pulang kerumah nenek aku menggambar angka 10 di depan angka 0 itu, hingga nilaiku jadi 100. setelah selesai mengubah nilaiku aku pulang dan nenunjukan nilaiku pada nenek ku dan dia sangat senang, aku pun di beri uang dan aku jajan.

hingga suatu hari saat sudah melaksanakan ujian, aku mendapat nilai 30, nilai yang buruk di ujian. aku lagi-lagi mengubahnya dengan menambahkan angka 30 di depan 0 tersebut, hingga nilaiku menjadi 300. saat itu aku hanya memiliki pulpen berwarna hijau jadi warna nilaiku berbeda. aku menunjukannya pada nenek ku dan dia juga senang, hingga suatu hari alibiku terbongkar saat kenaikan kelas, nenenk ku protas karena aku tidka naik kelas ,padahal nilaiku pasti selalu bagus. ia membawa buku ku kesekolah dan menunjukan pada bu guru.

"cucu saya nilainya banyak 100 bahkan ada yang 300!!, kenapa dia tidak naik kelas? pokoknya RARI harus naik kelas...!!" nenek ku sangat marah bahkan menuju ruang kepala sekolah dan membuat keributan disana. aku akhirnya di panggil dan aku disuruh berkqta yang sebenarnya, tapi aku mengelak dengan menangis. nenek ku masih dengan garang membelaku. Hingga akhirnya pihak sekolah tak tahu harus berbuat apalagi, mereka mengalah, karena banyak dari guru di sekolah itu adalah masih kerabat ku, dan mereka menyegani kakek ku yang seorang kepala desa dan oanutan banyak orang.

Setelah saat itu aku sudah naik kelas walau dengan cara yang bahkan tidak masuk akal. sebenarnya aku tahu nilaiku sangat tidak memungkinkan untuk naik kelas, karena aku bodoh dan sangat liar, tapi karena keluarga ku terpandang jadi aku akhirnya di naikkan kelas. para guru bahkan kepala sekolah membiarkan ku naik kelas karena memandang keluargaku.

Bagiku itu adalah masalalu yang memalukan, aku memang anak yang banyak akal sejak kecil. Aku yang mulai kelas 2 Sd masih sama saja, nakal dan liar. aku senang saat memukul teman teman ku, tapi saat itu aku juga memiliki banyak teman? ( mungkin? dalam ingatan ku si aku banyak teman tapi ntahlah).

suatu hari nenek ku menjemputku dan berkata katanya ibuku ingin bertemu dengan ku. aku di ajak pulang kerumah ibuku, aku tak terlalu ingat saat itu, hanya saja aku mulai sering bertemu ibuku. ibuku sudah pulang dari luar negri mungkin?( aku lupa).

aku yang mulai sering bertemu juga merasakan rasa takut yang samar, takut di pukuli atau di marahi lagi seperti dulu. ibuku bilang ia ingin merantau ke jakarta dan ingin mengajak ku tapi aku menolak, aku ingin tinggal dengan nenek ku.

Ibuku tidak terlalu memaksa, saat itu aku tak terlalu jelas mengingatnya.

beberapa saat setelah itu ibuku ke jakatra tanpa membawaku. suatu hari aku di tanya oleh seorang perempuan yang rumahnya dekat dengan nenenkku. Dia adalah Bude Tri

"ri.. rari.. ibu mu ke jakarta? ya?"

bude tri memanyungkan bibirnya dan mengucapkannya dengan nada ejekan.

"iya.."

aku dengan polos menjawabnya... , saat itu bibir manyung nya tak pernah lepasdari ingatanku, dan cara ejekannya juga tak pernah lepas dari memoriku.

"ngapain? emang dia sekarang jadi apa?..."

bude tri menatapku dengan pandangan mengejek.

aku hanya terdiam.

"yaudah bude pergi dulu.. bude mau cari banyak uang"

bude tri pergi dengan gaja berjalan yang sungguh bergaya. aku rasanya kesal karena cara nya berbisara itu.

setelah itu aku pulang kerumah. aku tidak pernah menceritakan hal itu pada nenek ku bahkan ibuku. selama ini aku hanya menyimpan kekesalan ku sendiri.

mungkin saat itu adalah saat pertama kali aku mendengar kata ejekan yang mengesalkan.

hingga sekarang aku bahkan membenci Bude tri yang seolah olah mengenal ibuku lebih dari siapapu. Bude tri itu orang yang sangat pandai bersilat lidah dan dia sangat memuakan bahkan aku begitu jijik dengan keluarganya terutama dia, tapi ntah mengapa ibuku malah menyukainya.