webnovel

Polisi Marah

"Sersan Bayu dan Sersan Lono kalian berdua salah lihat mungkin, kalian berdua itu polisi. Jangan asal bicara seperti itu, apalagi di depan keluaraga Nona Rossa," ucap Kepala polisi tersebut memperingatkan.

Sementara Anggel merasa, sangat janggal, sangat ketakutan sekali. Tetapi dia harus tetap kuat. Karena dia harap arwah saudarinya tenang di syuirga.

Anggel masih mengira Arvan yang mencelakai Rossa, padahal kenyataannya bukan Arvan yang membunuh Rossa.

"Ini semua karena anada, seandainya anda menyerahkan diri anda ke kantor polisi. Kejadiannya nggak akan seperti ini," keluh Anggel dengan memukuli tubuh Arvan.

Arvan hanya tersenyum, dan menyangkalnya karena memang bukan dia yang membunuh Rosa.

"Terserah anda, anda mau berbicara apa? Asalkan Nona Anggel tau bukan saya pelakunya, saya sangat mencintai Rossa sebagi seorang pria sekali pun Rossa belum pernah mencintai saya," ucap Arvan dengan tersenyum.

"Cukup Arvan kamu jangan menyangkalnya, aku yakin kamu pelakunya. Buktinya saja Rossa masih menjadi arwah yang gentayangan," ucap Anggel dengan penuh amarah dan kekesalan.

Sementara Rissa dan Denis hanya mampu melerai pertengkaran antara kakaknya Anggel dan Arvan.

"Sudahlah Kak, kakak jangan berantem dengan Kak Arvan. Kak Arvan orang yang sangat baik Kak," pinta Rissa dengan tersenyum.

"Risa-risa, orang seperti ini kau bilang baik. Justru dia sangat jahat sekali karena menyebabkan Rossa meninggal dunia," ucap Anggel dengan penuh emosi.

Pak polisi akhirnya meminta mereka untuk berdamai, dan menghentikan pertengkaran karena sangat tidak baik.

"Maaf Nona Anggel dan Tuan Arvan, ini adalah kantor polisi bukan tempat untuk berantem. Tolong berantemnya di tempat lain saja," ucap Kepala Polisi tersebut.

Akhirnya Anggel, Rissa dan Denis di antarkan oleh Arvan. Karena rupanya mobil Anggel sedang mogok.

"Karena sudah malam, sebaiknya anda pulang saja. Saya akan segera tidur," ucap Anggel dengan mengusir Arvan secara halus.

"Anda sungguh jahat dan tega sekali Nona Anggel, Denis kau izinkan menginap. Sedangkan aku kau malahan usir padahal saya sangat khawatir, karena saya sungguh mencintai kamu. Saya sangat cinta kepada kamu Nona Anggel,"ucap Arvan dengan tersenyum.

"Anda jangan samakan Denis dengan anda, Denis orang baik sudah seperti keluaga sendiri. Sedangkan anda bukan siapa-siapa,' ucap Anggel dengan amarah.

Rissa yang tak tega, mencoba meredam amarah Anggel supaya Anggel nggak marah lagi, supaya Anggel tersenyum.

Supaya Anggel mengizinkan Arvan, untuk menginap di rumah mereka.

"Kak jangan marah, jangan emosi kasihan tau Kak. Kak Arvan orang yang sangat baik sekali, tolong izinkan Kak Arvan Kak. Hanya sehari ini dia menginap," bisik Rissa dengan memeluk Anggel.

Akhirnya Anggel luluh juga, Anggel mengizinkan Arvan untuk menginap di rumahnya.

"Baiklah aku mengizinkan anda menginap di sini, saya sudah mengantuk sekali. Sekarang anda dapat pergi pagi sekali," ucap Anggel dengan sangat sinissekali.

Anggel akhirnya ke tempat tidurnya, Anggel segera membaringkan dirinya di atas tempat tidur.

Setelah orang-orang sudah pada tertidur, Rossa kini ke kamar Anggel.

Rossa mengelus Anggel dengan penuh kasih sayang.

"Aku sudah mrenyingkirkan mereka, mereka yang telah berbuat jahat kepada kamu. Aku nggak mau kamu dan Rissa kenapa-kenapa. Aku sangat menyayangi kamu melebihi apa pun itu,' ucap Rosa dengan mengecup kening Anggel.

Rossa terbang menuju kamar Rissa, di kamar Rissa Rossa segera memeluk Rissa.

"Rissa kamu harus sembuh, saya akan menjaga kalian berdua. Sekali pun saya sudah mati,' ucap Rossa dengan tersenyum.

Rossa kini terbang menghampiri Denis dan Arvan, Rossa meminta Denis dan Arvan untuk menjaga Anggel dan Rissa.

'Saya mohon kepada kalian berdua, tolong jaga Anggel dan Risa. Mereka berdua adalah wanita yang sangat saya sayangi,' ucap Rossa dengan tersenyum.

Rossa kini terbang, dia kini pergi ke rumah kekasih hatinya Ridwan.

Rossa jadi terbayang-bayang akan Ridwan, tetapi tatkala dia tiba. Dia sangat kecewa rupanya Ridwan dan Aliya sedang bercinta.

"Dasar berengsek kalian berdua, tetapi ini bukan salah kamu Ridwan. Kamu tenang saja, aku tak akan mencelaki kamu. Aku akan setrika wajah perempuan sundal ini, besok pasti dia akan melaksanakan treatmen di salon kecantikan. Besok saat yang tepat untuk aku merusak wajah Aliya dengan penuh kebencian,' ucap Rossa dengan penuh kekesalan.

Rossa kini terbang menuju ke rumah mr. Steve. Dia sangat marah tatkala melihat mr. Steve memukul Stella putri tuan Steve.

"Dasar brengsek kau Steve, kau itu tua bangka yang tak tau malu. Kamu pukul dan siksa anak kamu sendiri, lihat saja aku akan buat perhitungan,' ucap Rossa dengan penuh kebencian.

"Papa kenapa kau jahat kepadaku?' tanya Stella dengan menagis.

"Kamu pantas mendapatkannya, ini semua karena kamu membantah perintah Papa. Kamu terlalu ikut campur untuk urusan Papa nak,' ucap Steve dengan penuh emosi.

"Papa selalu membela Aliya dan Aliya, hanya karena dia simpanan Papa. Bahkan Papa membuang Mama demi gadis-gadis itu, Papa sungguh menjijikan, aku sungguh muak sekali,' ucap Stella dengan menyidir Steve Papanya.

"Cukup nak, cukup kau menghina Papa kamu ini. Kamu mau saya hajar dan pukul lagi wajah kamu," ucap Steve dengan sombongnya.

"Pukul saja Papa, pukul saja aku hingga Papa puas. Aku tak menyangka Papa sangat jahat dan egois sekali,"ucap Stella dengan penuh emosi.

Dengan berjalan tertatih, kini Stella berjalan dari bawah menuju atas kamarnya.

Setibanya di kamar Stella kini menangis dan merintih, dia seakan tak terima atas nasibnya yang seperti ini yang begitu rapuh.

"Mama kenapa kau tak bawa aku saja? Aku sungguh menderita, kamu bilang Papa sangat sayang kepadaku. Tetapi dia selalu menyiksaku ketika aku menasehatinya," keluh Stella dengan menangis.

Sekali pun Arwah Rosaa sangat jahat, tetapi dia masih ada sisi baiknya. Dia bahkan mengobati luka Stella tatkala Stella sedang tertidur.

"Anak baik sekarang kau tidurlah yang nyenyak dalam mimpi indah kamu sayang, aku janji akan sering-sering mengunjungi kamu. Aku juga akan membalaskan apa yang Papa kamu lakukan kepada kamu," ucap Rossa dengan mengecup kening Stella.

Stela bermimpi bertemu dengan Rosa di alam mimpinya, Rosa sangat baik kepadanya. Rosa memeluk Stella dan mengecup kening Stella, bahkan Rosaa mengobati luka Stella.

Setelah selesai dari kamar Stella, kini Rosaa pergi ke kamar Steve.

Rossa kini mulai melempar seluruh barang-barang yang ada di kamar Steve. Dengan sangat emosi dan penuh kekesalan, guci pun dia biarkan terbamg sendiri. Steve yang melihat kejadian itu sontak pingsan.

"Rasakan kau Steve, ini belum seberapa. Besok aku akan ke sini lagi, aku akan menyiksa kamu setiap hari. Karena aku ingin kau mati ke neraka," ucap Rossa dengan tertawa terbahak-bahak.

Bersambung.