webnovel

Anggel Dan Rissa Berhasil Di Selamatkan

Arvan juga tak tinggal diam, dia cepat tanggap. Polisi akhirnya cepat bertidak.

Sedangkan Rissa, sangat senang dan bahagia ternyata Arvan mau menolong mereka dengan memanggil Pak Polisi.

Sebelas pelaku kejahatan para penculik, dua orang tewas dan sembilan selamat.

Dari kejauhan Rossa tersenyum, Rossa tersenyum menatap kedua saudarinya yang sudah aman.

"Anggel dan Rissa aku pamit pergi dulu, aku ingin menjaga diriku. Aku merasa akan ada sesuatu yang terjadi kepada jasadku,"ungkap Rossa sebelum pergi.

Arvan menatap lekat Anggel, dia sungguh sangat tulus ingin mengantarkan Anggel dan adiknya Rissa.

"Nona Anggel, Nona Rissa bolehkah saya mengantarkan anda berdua?" tanya Arvan dengan penuh kelembutan.

Anggel sungguh sangt waspada sekali, Anggel tak ingin jika dia terlalu percaya dengan Arvan. Karena siapa tau Arvan hanya baik di luarnya saja? Belum tentu hatinya memang sangat baik dan tulus, begitulah yang ada di hati dan pikiran Anggel. Tetapi bukan Rissa yang mampu menenangkan hati Anggel untuk tidak marah lagi, untuk meredam amarahnya sejenak.

"Kak sebaiknya kit terima saja kebaikan hati dan ketulusan hati Tuan Arvan, Kakak nggak ingat gara-gara amarah Kakak kita hampir mati kak. Kita hampir kehilangan waktu untuk bertahan apalagi Kakak hampir mau di perkosa kan?' ungkap Rissa dengan menenangkan Anggel supaya Anggel luluh.

Akhirnya Anggel menerima uluran tangan dari lelaki yang sangat dia benci, dia terpaksa harus menerima ajakan Arvan. Daripada semuanya kacau balau.

"Ok biklah Pak Arvan, saya mau menerima ajakan Bapak. Saya dan adik saya Rissa bersedia untuk menerima ajakan Bapak untuk mengantarkan kami pulang," ucap Anggel dengan tersenyum sinis.

Selama di perjalanan, Arvan selalu melihat Anggel gadis yang sangat cantik sekali, walaupun agak tomboy dan judes.

Tetapi Arvan rupanya jadi tertarik, jadi tertarik ingin mengenal sosok Anggel lebih dekat lagi.

Dia jadi ingat perkataan Rossa, yang ingin menjodohkan Arvan dengan Anggel.

Kala itu senja, di sebuah Restoran khas Thailand. Rossa selalu memuji Anggel, Anggel adalah sosok Kakak dan saudari bahkan sahabat yang sangat baik untuknya. Anggel walaupun tomboy dan galak. Bahkan terkenal sangat judes, tetapi dia adalah gadis yang sangat baik sekali. Rossa kala itu mengatakan, jika Anggel dan Arvan sangat cocok sekali, karena mereka sama-sama baik.

Anggel yang duduk di bangku belakang, merasa ada yang aneh dan takut terjadi apa-apa akan dirinya dan Rissa. Apalagi dia rupanya melihat Arvan yang menatap ke arahnya melalui kaca pengemudi. Arvan tersenyum ke arahnya, itu membuat Angge tanpa kesal dan sangat marah sekali.

"Dasar laki-laki genit, pacarnya saja belum di reklamasi. Dia sudah tersenyum centil menatapku,' umpat Anggel di dalam hati.

Setibanya di rumah, Arvan mengantarkan mereka hingga ke rumah. Ternyata di rumah sudah ada Denis, Denis adalah kawan sekolah Rissa. Dia yang di minta tolong oleh Anggel untuk menjaga rumahnya.

Rissa menyediakan segelas teh jahe untuk Arvan, Rissa juga memberikan cemilan untuk Arvan.

"Terima kasih Nona Rissa, anda sangat baik sekali dan manis. Berbeda dengan Kakak anda yang judes dan menilai kebaikan seseorang dengan buruk,' ejek Arvan dengan menatap Anggel.

'Sama-sama Pak Arvan, sebenarnya Kak Anggel adalah orang yang sangat baik sekali. Dia sangat baik melebihi Dewi," puji Risa dengan menatap wajah Anggel yang mulai memelototi Arvan.

Tetapi Arvan lantas tak sakit hati dan marah, atas amarah dan kekesalan Anggel.

Arvan hanya balas Anggel, dengan senyuman manis yang sangat tampan dan mempesona. Anggel ruoanya tak suka, dengan tatapan Arvan yang tersenyum manis kepadanya. Anggel kira Arvan tersenyum merayu dan menggodanya.

"Pak Arvan ini sudah malam sekali, sebaiknya anda pulang sekarang juga. Kami berdua nggak apa-apa toh kami di rumah juga ada Denis,' ungkap Anggel dengan tersenyum sangat sinis sekali.

"Baiklah kalau Denis menginap, saya juga akan menginap di sini. Soalnya sudah malam sekali Nona Anggel, tolonglah anda memiliki sedikit hati nurani sedikit saja. Sekali pun anda sangat membenci saya, tolong bukalah sedikit saja kebaikan anda untuk menginginkan saya bermalam di sini," ucap Arvan dengan merebahkan dirinya di sofa milik Anggel.

Rissa yang melihatnya sangat iba dan tak tega, dia langsung memohon kepada Anggel untuk membiarkannya saja.

'Kak Anggel, Rissa mohon izinkan saja Pak Arvan. Kasihan Pak Arvan kak apabila harus menyetir mobilnya dalam keadaan mengantuk," bujuk RIssa dengan memeluk tubuh Anggel.

"Ok baiklah, kamu boleh menginap di sini. Tetapi besok pagi anda harus pergi dari rumah saya,' titah Anggel dengan tersenyum sangat sinis sekali.

Akhirnya Anggel dan Risa tertidur di kamar mereka masing-masing, sedangkan Arvan dan Denis mereka tertidur di Sofa.

Anggel, terbangun pagi sekali, Anggel segera mandi. Sekarang Anggel telah bersiap-siap untuk berangkat kerja. Hari ini Anggel ada shift pagi. Rissa juga sudah sangat rapih sekali, Denis dan Arvan juga sudah rapih dan tampan. Risa dan Denis mereka berdua berangkat serkolah bersama.

Sedangkan Anggel dan Arvan menaiki mobil yang sama, Anggel di antarkan oleh Arvan ke tempat kerjanya.

"Terima kasih,' ucap Anggel dengan sangat singkat sekali.

Anggel langsung memasuki ruang kerjanya. Di sana sudah terlihat Managernya.

"Anggel sekarang ikut aku," ucap Mona sang manager.

"Kita mau ke mana?"tanya Anggel dengan sangat heran.

"Kita mau pergi ke mall,' jawab Mona dengan sangat singkat.

'Sekarang kau coba pakai ini,' titah Mona dengan tersenyum.

Mona dengan tersenyum, dia menyuruh Anggel mengenakan Dress cantik berwarna silver dengan wedges senada dengan warna senada dengan dressnya.

"Gimana apakah sudah rapih?" tanya Anggel dengan tersenyum.

"Iya kau sungguh sangat cantik sekali Anggel," jawab Mona dengan mengelus pipi Anggel.

"Aku memangnya harus ke mana?" tanya Anggel dengan sangat kebingungan karena harus mengenakan gaun mewah dan wedges mewah dan cantik.

"Tentu saja kau akan menjual mobil, kau akan menawarkannya ke Bos Anita kawanku. Namanya adalah Arvan," jawab Mona dengan tersenyum.

Sontak saja, Anggel sangat kaget dan panik. Gila dia harus bertemu dengan Arvan. Arvan pemuda yang sangat menyebalkan menurutnya.

"Aku harus bertemu dengan Arvan, apa aku nggak bisa bertemu dengan yang lain saja?" tanya dan tolak Anggel secara halus.

"Nggak bisa Anggel, yang masih di Jakarta adalah Arvan. Arvan adalah Bos dan pengusaha yang sangat terkenal, apa lagi dia adalah bos yang memiliki hotel dan Mall yang sangat mewah. Aku yakin jika kau mampu menjual mobil ini, kau akan mendapat bonus yang sangat yang banyak sekali. Ketahuilah Anggel jika kau bisa menarik hati dan perhatian Arvan, Arvan pasti akan royal dalam belanja mobil. Tidak hanya satu bahkan membeli sepuluh unit," ucap Mona dengan tersenyum.

Dari pada di pecat, mau nggak mau Anggel harus berangkat ke kantornya Arvan. Walaupun dengan perasaan tak suka.

Bersambung.