Hari hari Carissa dipenuhi dengan perkerjaan dan perkerjaan tidak ada yang ia lakukan selain berkerja. Pagi ia akan berada di toko Bunga milik Alan, sedangkan sore hari Carissa akan menjadi pelayan di sebuah Cafe.
"Saya pulang duluan Mas," pamit Carissa kepada Alan.
Tapi laki laki itu hanya menatap Carissa tanpa mengeluarkan kata kata sedikitpun. Carissa pun segera pergi dari sana, hari sudah pukul 2 siang. Sebelum ke cafe, dirinya pergi ke kosan terlebih dahulu.
"Assalamualaikum," ucapnya saat masuk ke dalam rumah.
"Waalaikumsalam," jawabnya sendiri.
Carissa segera masuk ke dalam kamar, di kosan ini ia memang tinggal sendirian, tapi walaupun seperti itu Carissa nyaman.
***
Pukul 4 sore Carissa yang baru bangun dari tidurnya segera bersiap untuk pergi ke Cafe, cukup lama kali ini Carissa tidur. Biasanya dirinya, selalu tidak bisa tidur.
Hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit bagi Carissa untuk sampai di tempat kerjanya, wanita itu segera berganti pakaian dengan seragamnya.
"Tumben Ca, datangnya pas waktu. Biasa kamu udah di sini lebih cepat," tanya Lala salah satu rekan kerja Carissa.
"Aku tadi tidurnya lama banget La," jawab Carissa singkat, Lala pun bingung dengan apa yang di ucapkan Carissa.
"Kamu tidur berapa lama Ca?" tanya Lala penasaran, karena setahunya Carissa tidak akan mungkin bisa tidur di waktu seperti saat ini.
"Jam 2 dari Toko Bunga sampai kosan eh malahan tidur," ucapnya sambil menahan ketawa. Dirinya pun tidak menyangka jika, ia bisa terlelap selama itu.
"Wih tumben biasanya kamu gak pernah tidur sampai sepulas itu," ujar Lala.
"Ntahlah La, mungkin kondisi badan aku yang kurang sehat," jawabnya.
Keduanya pun segera, melanjutkan perkejaan mereka masing masing. Cafe ini semakin malam semakin ramai. Itulah kenapa Carissa lebih memilih jam sore, jika cafe ramai pendapatan dirinya juga semakin besar.
***
Pukul 11 malam cafe sudah mulai tutup, dirinya pun sudah bersiap untuk pulang. Langit hitam malam ini berbeda seperti biasanya, terlihat lebih mendung berbeda dengan malam sebelumnya.
"Ca pulang bareng kita aja," ajak Lala dan Anton.
"Gak usah, aku naik ojek online aja seperti biasa."
"Tapi udah malam, terus ini juga keknya mau hujan Ca," tawar Lala lagi.
"Gak apa apa La, Ton kalian duluan aja."
Lala dan Anton pasrah, mereka tidak memaksa Carissa teman mereka satu itu jika sudah berkata tidak akan tidak, dan jika sudah berkata ya akan ya.
"Ya sudah hati hati ya, kami duluan," pamit Lala.
"Gue duluan Ca," ucap Anton.
Carissa menganggukkan kepalanya, ia langsung memesan ojek online. Cukup lama Carissa menunggu ojek tersebut datang.
"Atas nama Mbak Carissa," ucap tukang ojek online itu.
"Iya Pak," jawabnya.
"Maaf ya Mbak lama, tadi saya nyasar," ucapnya.
Dahi Carissa berkerut, tidak mungkin tapi dari pada Carissa curiga ia pun akhirnya naik keatas mobil.
***
Selama perjalanan Carissa semakin curiga dengan gelagat motor tersebut yang semakin aneh, motor itu selalu mengambil jalan yang lebih jauh. Alasannya karena macet tapi itu tidak mungkin, karena selama ini jalanan yang di lalui Carissa tidak pernah macet.
Hingga motor itu berhenti tepat di tempat yang sangat sepi, membuat Carissa semakin tidak nyaman dengan keadaan tersebut.
"Kenapa berhenti di sini Pak," tanya Carissa.
Tapi ojek tersebut, hanya diam lalu ia pun turun. Karena melihat tukang ojek tersebut turun, Carissa pun ikut turun.
Tukang Ojek itu, menarik tangan Carissa dengan kuat. Membawa Carissa kearah gang yang sepi.
"Tolong pak, tolong."
Teriak demi teriakkan terdengar sangat nyaring, tapi tidak ada satu orang pun yang mampu menolong Carissa.
Carissa di seret hingga terjatuh, laki laki itu tersenyum buas. Ia mendekat kearah Carissa, Air mata sudah mengalir, saat ini rasa takut Carissa sangat kuat.
Tangan laki laki itu sudah hinggap di kedua benda tersebut, Carissa mencoba menepis tangan laki laki itu tapi kekuatannya berbeda.
"Tolong jangan lakukan hal ini, tolong aku tolong pak jangan," ucapnya dengan nada suara yang sudah hampir hilang akibat berteriak.
***
Suara tangisan Carissa masih bisa terdengar, wanita itu sudah duduk di dalam mobil seseorang yang menolongnya tadi.
Tadi ketika laki laki sia*lan itu ingin melakukan hal lebih, ada seorang laki laki yang menolong Carissa. Hingga membawa Carissa duduk di mobil miliknya.
Laki laki itu mengengam erat tangan Carissa. Memberikan kekuatan, agar Carissa tidak takut lagi.
"Jangan menangis lagi, ada saya saat ini. Laki laki itu sudah di bawah oleh polisi," ucapnya.
Cukup lama membuat Carissa tenang, setelah tenang. Laki laki tersebut mengantarkan Carissa pulang dengan selamat. Awalnya Carissa ingin menolak, tapi karena paksaan lebih tepatnya paksaan hingga akhirnya Carissa memilih pasrah.
"Terima kasih Mas Bian," ucap Carissa.
"Sama sama lain kali, hati hati jika ojek online nya sudah aneh. Lebih baik turun di tempat yang ramai," ujarnya sambil tersenyum.
Deg
Deg
Deg
Carissa segera masuk ke dalam kosannya, jantungnya berdebar sangat kuat, membuat Carissa bisa mendengarnya. Jantung Carissa seperti akan keluar.
"Astaga Ca, kamu mikirin apa sih. Ingat dia itu suami orang, suami sahabat kamu sendiri," ucapnya.
Laki laki tadi adalah Fabian Wisnu Utama, seorang laki laki yang sejak masa SMA membuat seorang Carissa Ayudia Putri mengenal arti cinta.
Bian sapaan semua orang itu, adalah laki laki pertama yang bisa membuat Carissa, memikirkan seorang laki laki, Bian merupakan cinta pertama bagi Carissa.
Tapi perasaan itu harus Carissa kubur dalam dalam, ketika lulus SMA ternyata sahabatnya sendiri menikah dengan laki laki itu.
Sejak saat itu, Carissa mencoba untuk melupakan Bian. Tapi hari ini, saat Bian mengengam tangannya, perasaan itu seolah datang kembali.
"Udah aku sepertinya cuma kebawa suasana saja. Kak Bian sudah menikah, dan yang menjadi istrinya itu sahabat aku sendiri. Tidak boleh aku tidak boleh memikirkan suami orang lain," ucap Carissa.
Lalu perempuan itu segera masuk ke dalam kamar mandi, ia akan menyegarkan badannya dulu lalu tidur.
Besok Carissa ada panggilan interview, wanita itu memasukkan lamaran pekerjaan keberbagai perusahaan. Bukan tanpa sebab Carissa melakukan hal itu, ia harus segera mengumpulkan uang untuk bisa membantu Bunda Iren menebus panti asuhan dimana Carissa dulu tinggal.
Drt drt drt
Ponsel Carissa berdering di sana tertera nama Lala, ia yakin sahabatnya itu mengkhawatirkan keadaan dirinya. Karena saat di dalam mobil Bian tadi, Lala sudah menghubungi dirinya terus menerus.
"Hallo," ucap Carissa.
"Kamu dari mana aja sih Ca, ya ampun aku nelponin kamu terus loh dari tadi. Aku tuh kepikiran terus sama kamu, apa lagi kamu pergi sama ojek, tadi itu aku lihat arah kamu pergi berbeda Ca. Aku suruh Mas Anton buat susul kamu tahu gak Ca, tapi kami kehilangan jejak kamu gak kenapa kenapa kan Ca," omelnya panjang lebar, belum sempat Carissa menjawab lagi. Lala sudah melemparkan berbagai pertanyaan.
Setelah selesia Lala, mengomel barulah Carissa menjelaskan semuanya. Cukup lama kedua wanita itu saling berbincang hingga, akhirnya Carissa menutup telponnya.
Carissa melirik kearah jam yang ada dindingnya sudah pukul 1 malam, dan itu artinya ia sudah harus tidur dan istirahat. Apa lagi besok pagi dirinya harus pergi ke perusahaan yang memanggilnya.
###
Sudah sampai di bab kedua ya, semoga kalian tetap suka dengan cerita ini ya. Salam sayang dari aku untuk kalian semua, terima kasih. Salam sehat.