Raga menuggu di atas kursi panjang yang ada di depan rumah Raga matahari sudah terbenam dua jam yang lalu dan perut' nya mulai keroncongan tapi Senja belum pulang juga.sesekali deru mesin atau langkah kaki membuat nya terjaga namun Senja tidak kunjung datang.
kata-kata Ghea tadi siang terus menggangu pikiran nya membuat bingung dan serbah salah Raga sudah memikirkannya matang-matang dan juga mempertimbangkan masak-masak segala kemungkinan yang ada Raga akan mengungkapkan perasaan semua ke Senja Raga rela mengambil segala resiko itu Dan paling penting Raga nggak ingin berpura-pura lagi
" Senja gue sayang sama Lo"
Raga ingin menyatakan perasaan semua ini ke senja entah kapan Entah kenapa Dan entah bagaimana dia tidak tahu yang di ketahui adalah Raga mencintai Senja dan apapun yang terjadi dia akan terus menyayangi seperti itu apa pun jawaban nya nanti Raga hanya ingin melepaskan pernyataan itu dari hati kecilnya.tidak ingin membohongi perasan nya selama ini sama Senja
deru mobil terdengar dari kejauhan Raga memasang telinga dan menunggu tidak Lama kemudian didengar nya langkah kaki senja mendekat sebelum kehilangan keberanian Raga buru- buru berkata
' Senja gue mau omong sama Lo penting "
" aku juga ga tahu nggak ! tadi Erick nembak gue dan gue bilang iya" senyuman melebar lalu Senja menoleh ke arah Raga dengan raut tak percaya " can you believe it ? aku dan Erick gue nggak nyangka kayak gini yang aku impikan selama ini jadi kenyataan ternyata prince charming memang benar-benar ada love at the first sight itu benar-benar ada"
Raga hanya bisa menelan kata-katanya kembali yang belum di utarakan kepada Senja momen yang sudah Raga siapakah selama ini lenyap begitu saja " oh iya selamat iya "
Senja tertawa kecil " kok kamu eskpresi datar gitu sih ? mesti nya kamu itu senang sahabat mu sekarang udah merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama Udah menemukan kebahagiaan sekarang aku akan ngerepotin kamu lagi untuk-untuk urusan kecil dan kamu nggak usah ngomel lagi karena aku lelet atau beratin boncengan Sepeda kamu setiap hari
Raga tidak tahu bagaimana harus menjawab sebenarnya Raga ingin mengatakan bahwa Erick bukanlah orang yang tepat untuk Senja Raga ingin menyampaikan perasaan semua ini ke Senja tapi Raga nggak ingin melukai hati Senja
Raga pun terpaksa tersenyum " terus jadi gue harus bilang apa nih ! selamat
senja menggangguk bahagia " kamu itu orang pertama yang kukasih tahu Lo " Senja memeluk erat Raga " makasih ia raga kamu itu memang Sahabat gue yang paling baik walua kamu suka bawel galak Selama nya kamu akan jadi Sahabat gue yang terbaik ya kan Ga !
Raga tersenyum pahit semua sudah terlambat nggak ada kesempatan lagi gue untuk mengutarakan perasaan gue selama ini ! ucap Raga dalam hati
senja bergumam pelan masih dengan Raga dalam rangkulan nya " inget janji kita yang dulu "
Raga ingat " waktu itu Gue bilang kalau Lo pasti lebih dulu jatuh cinta di banding gue"
senja tersenyum " iya bener kamu ga dan ternyata jatuh cinta itu benar-benar menyenangkan kamu akan ngerti maksud ku kalua kamu akan mengalami nya nanti jatuh cinta seperti apa
Raga memandang Senja yang sedang tertidur di atas rerumputan sambil memandang bintang-bintang di langit dan tentunya sambil tersenyum bahagia
" kamu salah Senja yang duluan jatuh cinta di antara kita bukan Lo tapi gue "
Ghea berdiri di depan pagar rumah Raga mengenggam sekotak kue' coklat dengan Ragu Ghea menekankan bel lalu kak langit yang membuka nya
" kamu cari Raga ! tanya kak langit
Ghea menggangguk " ia kak dia ada "
" ada lagi di kamar seperti nya lagi nggak mod nya kurang bagus"
Ghea mengulas senyum melihat eskpresi kak langit yang khawatir ia meniti tangga ke kamar Raga lalu mengetuk pintunya dua kali.ketika tidak ada yang menjawab Ghea memutar gagang dan beranjak masuk Raga sedang duduk di atas tempat tidur sambil memetik gitar
" Raga aku boleh masuk"
Raga menggangguk samar Ghea duduk di sebelah nya dan meletakkan kue coklat berpita merah itu di atas meja " ini buat kamu aku menyisakan kue coklat buat kamu semalam "
" oh jadi ini kue sisa ! Raga separuh bercanda tapi nadanya tanpa humor Raga lalu mengubah topik pembicaraan sepertinya hal sudah menggangu pikirannya sejak tadi
" tadi... Gue ketemu Senja"
" sejak dulu Senja pengen punya cowok yang sempurna yang nggak takut bilang sayang Dan ngasih berbagai macam kado Dan gue Bukan tipe cowok seperti Senja inginkan " Raga menjauhkan gitar nya Dan tersenyum pada Ghea " Thanks iya Ghea nasihat nya gue tahu Lo itu care Sama gue sama Senja" tapi kita berdua itu cuma Sahabatan tak lebih dari itu nggak akan ada yang berubah"
Ghea bersandar pada tepi tempat tidur Raga dan menatap Raga
" kamu nggak bakalan nyesel "
" kalo dia bahagia itu cukup buat aku Ghea"
Ekspresi wajah Raga membuatnya Ghea merasa sedih
" apa cuma Senja yang bisa membuat kamu tersenyum apakah nggak ada orang lain yang mampu menggantikan posisinya di hati kamu "
Ghea ingin menanyakan ingin mengatakan bahwa dia mengerti perasaan Raga karena Ghea mempunyai perasaan yang serupa tapi dia malahan berusap " apapun yang terjadi bertiga masih sahabat itu yang paling penting "
Raga tersenyum sendu balasannya " iya kita bertiga selamanya akan berteman ya kan Ghea "
tanpa sadar sebutir air mata meluncur turun dan Ghea mengusap sebelum Raga melihatnya
tanpa banyak pikir Senja melesat dari bangkunya dan berlari ke arah pintu keluar Dengan panik ia memanggil taksi dan meminta taksi nya ngebut untuk menuju rumah sakit yang dibanyakan hanya Raga yang terbaring di ranjang rumah sakit darah memenuhi seprai putih Dia berusaha menenangkan pikiran nya dengan tenang " aku yakin Raga nggak apa-apa "
" pak tolong lebih cepat ! pinta Senja berdoa untuk keselamatan Raga
Sesampai nya di rumah sakit
Senja menghambur ke dalam ruangan tempat Raga sedang di rawat menemukan Raga sedang dalam posisi duduk menggunakan dua bantal besar sebagai penyangga nya perban besar yang menutupi dahinya dan beberapa bagian tubuh lainnya.
" Hai Raga " teguran Santai itu tidak membuat Senja lega malahan semakin panik
" kamu nggak apa-apa kan Ga ! mana yang sakit ? senja membalikkan tangan Raga yang dibalut perban dengan hati-hati mencoba mencari bekas luka " kok kamu bisa gini sih ?
" segitunya khawatir nya sama Gue ? Raga menggoda senyumannya senang, bertukar pandangan dengan Ghea yang juga tersenyum geli di sampingnya
senyum Raga semakin mengembang " cuma luka kecil kok .ya parah di sini Raga menunjukkan keninga nya " yang kena 5 jahitan
" HaH ? Senja merinding mendengar nya " kok bisa sih !
Ghea ikut bicara untuk menenangkan Senja " Raga keserempet motor sampai jatuh dari sepeda nya tapi hanya lebam dan luka ringan di sekujur tubuh nya luka kening nya cukup besar tadi sampai berdarah-darah banyak sekali, tapi untung nya Raga sekarang nggak apa-apa !
Senja mengembuskan napas lega " Raga bahwa Sepeda itu harus hati-hati kamu pasti ngebut iya ! tuduh Senja
enak aja yang mengebut itu motor yang nyempret duluan sepeda gue pas di tikungan " gerutu nya" lo dari mana aja sih lama banget datangnya"
mendengar pernyataan itu mendadak Senja teringat pada apa yang di tinggalkanya Erick , pertandingan basket lapangan SMA 01 harapan Gawat ! Senja benar-benar lupa sama sekali
" tadi gue nonton pertandingan basket di sekolahnya Erick ! senja menggigit bibir dengan rasa bersalah.mendengar Erick di sebut raut muka Raga berubah masam tapi Raga hanya bisa diam
sudah ada 5 panggilan tak terjawab di handphone Senja yang tak di sadari nya senja beranjak keluar ruangan dan menekan nomor Erick
" Halo Senja kamu di mana-mana kok kamu tiba-tiba hilang "
" sorry... tadi aku dapat SMS kalau Raga kecelakaan jadi aku langsung pergi ke rumah sakit dan aku lupa ngabarin kamu "
" oh ! Erick terdengar kecewa " tapi Raga nggak apa-apa kan "
" nggak apa-apa kok Raga cuma luka ringan doang "
" Sayang kamu bakal balik lagi ke sini lagi kan aku menang Lo ! sahut Erick yang penuh harapan
" aku minta maaf Erick kita rayain besok aja iya aku yang traktir deh ! sahut senja merasa bersalah
" kamu...mau nemenin Raga di rumah sakit ! tanya Erick.
" iya kasihan Raga sendirian di rumah sakit Raga belum boleh pulang karena masih di check up
" oh..ya udah nggak apa-apa kok kamu temenin aja Raga iya aku tutup dulu di telepon nya
" iya " Erick pun langsung menutup telepon nya