Di ruangan Kesehatan
Dokter yang sibuk dengan lembaran laporan di meja kerjanya mendengar suara ketukan pintu. dokter membukakan pintu dan terkejut dengan apa yang dilihatnya. Dokter melihat Niel dan Pangeran yang sedang menggendong gadis terluka. Dokter mempersilahkan mereka untuk masuk ke ruang perawatan dan membaringkan gadis itu di atas tempat tidur. Dokter tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Pangeran yang seharusnya bersiap menghadiri acara ulang tahunnya hari ini, malah sedang berada situasi yang tidak terduga. Dokter memandangi Lisa yang terluka, lalu melirik Pangeran yang bersama Niel. Dokter mencoba membaca situasi. Dokter ini sudah mengenal Niel dan Pangeran sejak kecil. Waktu kecil dulu, mereka selalu mengunjungi tempat kesehatan ini karena sering terluka akibat bermain. Dokter melirik Niel dan mengira Niel yang melukai Lisa dan menempatkan Pangeran ke situasi yang sulit pada hari penting ini.
Dokter menepuk punggung Niel dengan keras "Apa yang sudah kamu lakukan Niel!"
��Aww ! Sakit Myra" kata Niel mengusap punggungnya yang terasa panas. "Tanganmu memang tangan perempuan, tapi cukup kuat membuatku nangis" lanjut Niel yang merengek.
"Dokter Myra, kau bisa menghukum Niel nanti. Sekarang periksa gadis ini" kata Pangeran kepada Dokter Myra
Niel merasa kesakitan karena pagi ini sudah mendapatkan beberapa kali pukulan. Niel berkata kepada Pangeran "Aahh... kenapa pagi ini aku sial sekali" ucap Niel dengan meninggikan suara.
"Diamlah ! sedang ada pasien disini !" tegur Myra
Niel meringkuk terdiam membeku. Pangeran tertawa melihat Niel "Haha, dari dulu kamu memang takut sama Myra ya... Haha"
Myra mendengarkan mereka yang masih berisik. Lalu Myra melirik dengan tajam memperingati mereka untuk diam. Mereka pun terdiam tak bersuara lagi. Myra mengobati luka Lisa dan membalutnya dengan perban.
"Ngomong-ngomong siapa gadis ini ?" tanya Myra
"Ah... aku tidak tahu namanya" ucap Pangeran
"Dia adalah anak Bert" sambung Niel
"Bert ? Bert si tukang kebun dari Desa perbatasan itu ?" tanya Myra
"Yaa... aku sudah memeriksa semua anggota Party Bert dan Dia adalah anaknya" lanjut Niel
"Ah begitu, Aku pernah bertemu Bert. Saat pertama kali bertemu dengannya, Dia memberikanku buah apel merah yang besar. Dia adalah orang baik" kata Myra yang memberikan sedikit kisahnya.
Pangeran yang sudah akrab dengan Myra dari kecil, dan selalu mendengar kata Myra. Jika Myra berkata Bert adalah orang yang baik maka pangeran juga akan berpikir begitu. Dan Pangeran berpikir Anaknya pasti juga baik.
"Lalu, kenapa anak ini bisa terluka ?" kata Myra
Niel terdiam, Dia tidak ingin menceritakan kejadiannya karena takut dimarahi lagi. Lalu Pangeran menjelaskan situasinya.
"Semalam Party Bert menginap di mansion dekat taman. Dan pagi ini saat aku berlatih dengan Niel di taman, aku melihat gadis ini sedang berada di depan karangan bunga Ibu. Niel yang berlebihan ini tidak sengaja melukainya" kata Pangeran.
Mendengar cerita Pangeran, Myra menghela nafas "Haaah... kebiasaan Niel memang selalu berlebihan. Aku tebak dia bertindak diluar perintahmu" kata Myra menggeleng-gelengkan kepalanya.
Niel hanya diam dan memalingkan muka, Dia tidak mau bersuara karena akan menjadi hal yang merepotkan.
Dokter menepuk bahu Niel karena tidak mendengarkan ucapannya. Niel berteriak karena terkena pukulan lagi.
Tiba-tiba Myra teringat hal yang penting "Ah, Pangeran ! kau tidak pergi bersiap menghadiri pesta ?, Matahari sudah bersinar terang, aku yakin sekarang Ayahmu sedang sibuk mencarimu"
Pangeran terkejut, Dia lupa dengan pesta hari ini "Ah ! Aku lupa ! Aku harus segera pergi" kata pangeran yang bergegas berlari menuju pintu.
Pangeran teringat sesuatu dan stop di depan pintu. Pangeran memberi perintah kepada Niel "Niel ! Laporkan situasu ini pada Billy, agar Dia bisa memberitahu Bert kondisi anaknya. Dan Myra, tolong kau jaga gadis itu"
Niel dan Myra mendengar perintah Pangeran dan menjawab "Baik". Pangeran pun pergi meninggalkan mereka.
Saat Pangeran berjalan di lorong Istana, terbayang di benak pikirannya tentang pertemuannya di taman. Pangeran mengingat Lisa yang berdiri di depan rangkaian bunga, dengan rambut merahnya yang bergoyang oleh tiupan angin, menatapnya dengan wajah polos. Pangeran berkata di benaknya 'Dilangit merah yang cerah itu, dan di depan rangkaian bunga yang cantik, dan gadis itu...'. Pangeran membayangkan Lisa yang lebih menarik dari keindahan langit dan bunga. Terutama pangeran lebih tertarik pada rambut merahnya, lalu Dia teringat pada bintang merah yang dilihatnya malam tadi. Pangeran pun berpikir bahwa kejadian ini adalah pertemuan yang direncakan oleh takdir. Pangeran memejamkan matanya dan tersenyum 'Sungguh kejadian yang misterius' pikir pangeran.
Di kamar Bert
Pagi itu, terlihat Bert yang masih berbaring di atas tempat tidur. Dalam tidurnya, Bert terlihat gelisah. Dia berkeringat banyak dan mengigau, sepertinya Bert sedang bermimpi buruk.
Bert bermimipi, Dia sedang menangis sambil memeluk erat seorang wanita yang terluka. Bert berteriak kepadanya 'Jangan Pergi'. Wanita itu menggapai pipi Bert, mengusapkan air matanya yang menetes. Dia menatap Bert dan tersenyum. Seolah berkata kepada Bert 'semua akan baik-baik saja'. Dengan tubuhnya yang penuh darah, Dia masih bisa tersenyum dengan indah. Membuat hati Bert sangat terluka. Saat tangan wanita itu terjatuh, Dia memejamkan matanya dan menghembuskan nafas terakhirnya.
"Tidaak..." teriak Bert yang terbangun dari tidurnya.
Dengan nafas yang terengah-engah, Bert menjadi pucat melihat mimpi itu. Bert memegang dahinya, menyadarkan bahwa itu hanyalah mimpi buruk. Setelah Bert tenang, dia menghela nafas dan berkata "haah... Sudah lama aku tidak memimpikan itu".
Kemudian terdengar suara ketokan pintu "Tok..Tok..Tok.... Bert ini Billy". Dia adalah Billy. Rupanya Billy mendengar teriakan Bert dan menanyakan keadaannya.
"Bert ? Apa yang terjadi ? Apa kau tidak apa-apa ?"
Bert yang sudah mulai tenang turun dari tempat tidur, berjalan untuk membuka pintu. Dengan suara yang berat, Bert membuka pintu dan berkata "Aku tidak apa-apa. Ada apa Bil ?"
Billy menatap Bert dengan khawatir. Bert yang melihat Billy sedang menatapnya, mengira bahwa Billy akan menanyakan kepergiannya pagi ini, lalu Bert berkata "Ah, aku akan segera bersiap dan kami akan pergi sebentar lagi"
Billy melihat wajah Bert yang terlihat pucat. Dia khawatir dengan kondisi Bert, Billy berpikir bahwa Bert tidak bisa tidur dengan nyenyak disini. Dengan ekspresi yang khawatir Billy berkata "Kau tidak nampak baik-baik saja, aku tidak yakin akan memberitahumu dengan kondisimu seperti ini".
Bert menaikan rambut hitamnya dan berkata "Ah, apakah terjadi sesuatu ?"
Billy menunduk dan menggaruk kepalanya, dengan perasaan tidak enak Billy berkata "Aku mendengar kabar, ada sedikit kecelakaan pagi ini. Salah satu pengawal kami melihat Lisa berkeliaran di taman. Karena Pengawal itu tidak mengenal Lisa, terjadi kesalahpahaman. Lalu tidak sengaja Lisa terluka" Billy melirik ke arah Bert untuk melihat responnya. Dia melihat bibir Bert terbuka, tetapi diam tanpa suara, wajah Bert yang terbeku dan pucat. Dia terkejut luar biasa. Tidak biasanya hal ini terjadi kepada putrinya. Menginat Bert yang selalu menjaga putrinya dengan baik. Dia tidak pernah membiarkan putrinya terluka. Lalu Bert teringat mimpi buruk tadi, seolah mimpi tadi mengisyaratkan hal buruk yang akan terjadi pada Lisa.
Melihat ekspresi Bert yang sangat syok, seakan dunia akan runtuh. Billy berusaha menenangkannya. Billy menepuk bahu Bert dan berkata "Sekarang kondisi Lisa sudah aman. Dokter Istana sudah merawatnya. Dan sekarang Lisa berada di ruang kesehatan"
Bert bergegas menuju ruang kesehatan untuk melihat keadaan Lisa. Dia berlari dengan sangat cepat. Billy terkejut melihat Bert tiba-tiba berlari sangat cepat. Kemudian, Billy menyusulnya dengan berlari terengah-engah. Dari belakang, Billy berkata kepada Bert untuk menunggunya. Tetapi Bert tetap berlari dengan cepat dan tidak menghiraukan Billy. Billy berpikir, Bert langsung berlari begitu saja, padahal Dia tidak tahu jalan menuju kesana. Kemudia Billy berusaha menyusul Bert, tetapi jarak mereka malah semakin jauh. "ohh gosh,.... kenapa Dia bisa berlari secepat ini" ucap Billy sambil berlari.
Sementara di ruang kesehatan
Dokter Myra sedang mengecek laporan yang ada di atas meja kerjanya. Sementara Lisa masih terbaring di tempat tidur. Tiba-tiba, Lisa membuka matanya dan melihat ruangan yang tak dikenalnya. Dokter Myra merasa Lisa sudah sadar, dan menengok keadaannya.
"Kau sudah sadar ?" kata Myra
Lisa melihat Myra yang tak dikenalnya itu, Dia kebingungan dengan situasi sekarang. Lisa segera bangun dari tempat tidurnya dan merasakan sakit di lehernya. Myra yang melihat Lisa bangun dengan tergesa-gesa berkata "Hati-hati, lukamu memang tak dalam, tapi masih terasa sakit". Lisa memegang lehernya yang terbalut dengan perban. Dia teringat kejadian di taman tadi. Lisa menyadari, leher ini terluka karena pisau belati yang diarahkan kepadanya. Lisa mengingat Pria berambut hitam atau Niel yang melakukan itu. Setelah itu Dia tidak mengingat apapun. Lisa melihat ke arah Myra yang memakai seragam putih, berpikir bahwa Dia adalah seorang Dokter yang mengobatinya. Lisa menunduk, dia memperkenalkan dirinya dan bertanya pada Dokter itu
"mm.. salam kenal dokter, saya Lisa. Sebenarnya apa yang telah terjadi ?"
Myra nampak kaget melihat tata krama yang sopan dari gadis biasa ini. Myra menjawab "Ya, salam kenal. Saya Dokter Myra. Kelihatannya kamu nampak kebingungan"
Lisa menatap Myra dengan wajah bingung. "Nampaknya kamu syok dan pingsa di taman, lalu penjaga membawamu kesini". Jelas Myra yang tidak memberitahu secara detail.
"Penjaga ?" Lisa mengingat ada dua orang pria disana. Satu berambut kuning emas, dan satunya berwarna hitam. Pria berambut hitam yang melukainya, jadi tidak mungkin membawanya keruangan ini. Jadi Lisa berpikir bahwa pria berambut kuning yang mengantarnya.
Lalu Lisa lanjut berkata "Apakah Dia Pria yang berambut kuning ? Dia seorang penjaga ?"
Saat Pangeran hendak pergi, Dia berpesan untuk tidak memberitahukan identitasnya kepada Lisa jika sudah sadar. Mengingat pesan Pangeran, Myra tersenyum dengan aneh berkata kepada Lisa "Iya, Dia adalah penjaga dan kebetulan sedang berada di taman. Mereka meminta maaf atas kesalahpahamannya padamu dan minta maaf karena melukaimu" jelas Myra.
Mendengar penjelasan Myra, Lisa merasa bahwa pria berambut hitam harus meminta maaf secara langsung. Tapi Dia ingat statusnya yang hanya sebagai orang biasa tidak pantas meminta lebih. Lalu Lisa menjawab dengan senyuman "Tidak apa-apa Dok, salahku yang berkeliaran tanpa izin"
Dokter tertarik dengan kesopanan gadis ini. Dia merasa Lisa adalah anak Bert, mengingat cara bicara mereka yang sopan. Kemudian Lisa melihat sapu tangan yang ada di sebelahnya. Sapu tangan itu sangat bagus, dengan bordiran lambang kerajaan yang jahitan benang berwarna emas. Tetapi sayang, saputangan itu terkena noda darah. Dia berpikir bahwa itu adalah darahnya, karena diruangan itu hanya Dia yang terluka. Lisa mengambil sapu tangan itu dan bertanya kepada Myra.
" Dokter, sapu tangan ini...."
Belum selesai Lisa bertanya. Terdengar suara gebrakan pintu diluar.
*
Sudah bab 4 tapi belum tahu nama Pangeran ? Penasaran ? Sabar dulu ya manteman. Stay di bab selanjutnya :)