webnovel

Psychopath : Human Syndrome

Perbuatan membunuh suatu hal yang sangat di larang di kehidupan manusia. Namun tidak berlaku bagi kedua manusia bernama Raja dan Andi. Bermula dari menyiksa dan membunuh hewan, meningkat menjadi obsesi membunuh manusia ketika mereka menonton film pembunuhan. Perbuatan ini berlanjut sampai mereka bergabung dalam organisasi psikopat internasional. Awalnya berjalan dengan sangat damai, sampai sebuah perintah dari ketua organisasi psikopat untuk membunuh seorang wanita bernama Nirmala Larasati yang rupanya adalah kekasih Raja. Mampukah dia menyelamatkan kekasihnya dari target organisasi itu? Pengorbanan apa yang harus dia berikan untuk menyelamatkan kekasihnya?

Doran · Kinh dị ma quái
Không đủ số lượng người đọc
3 Chs

Kelahiran

Di suatu tempat persalinan, lahirlah seorang anak laki-laki yang diiringi hujan deras dan dentuman petir menyambar. Di malam yang mempunyai aura mistis dan kejahatan menurut segelintir manusia, malam jumat kliwon.

"Oek ... oek ... oek."

Isak tangis seorang anak yang lahir.

"Selamat ya, Ibu, Bapak atas kelahiran anak pertama anda, alhamdulillah kondisinya normal dan sehat," ujar Bidan Desa.

"Alhamdulillah, terima kasih Bu Bidan atas bantuannya," balas kedua orang-tua itu.

Senyuman tanda bahagia terukir di kedua orang tua itu, akhirnya penantian mereka mendapatkan anak pertama terwujud.

"Akhirnya sekian lama penantian kita, Bu, untuk mendapatkan keturunan," ucap Pak Budi melihat anaknya di samping sang istri.

"Iya Pa, akhirnya kita mendapatkan keturunan, terus kita kasih nama apa, Pa?"

"Dilihat dari suasana dia lahir, sangatlah menegangkan dan menunjukkan kekuatan, di tambah hari ini adalah hari jumat kliwon. Hmm ... Bagaimana kalau Raja, Buk?" ucap Pak Budi

"Wah nama yang bagus, Pak, semoga dia bisa menjadi pemimpin layaknya RAJA," balas ibu desi.

****

Kehidupan yang indah di lalui keluarga kecil ini, hari , bulan, tahun di lalui bersama-sama dengan penuh kebahagiaan.

Tapi ketika Raja berumur 5 tahun, dia merasakan sesuatu yang membuat dirinya hampa, seperti sebuah sekrup yang longgar dalam sebuah mesin. Dia tidak tau kenapa bisa merasakan seperti itu.

"Kenapa aku merasakan hampa?" Ucap Raja.

Ketika dia sibuk dalam kebingungan, pandangan Raja teralihkan kepada keluarga kecil yang datang ke sebuah rumah kosong tepat di samping rumah Raja.

"Wah tetangga baru ni," ujarnya.

Dari kejauhan si anak dari keluarga kecil itu menyadari ada seseorang melihatnya kedatangan mereka. Karena penasaran,dia mencoba mendekati dan mengajak Raja untuk berkenalan.

"Hai, namaku Andi. Namamu siapa?" tanyanya menyodorkan tangan.

"Na-namaku, Raja," jawabnya menyambut tangan Andi.

"Kalian pindahan dari mana, kok banyak sekali barang bawaannya?" tanya Raja heran.

"Aku dan orang-tuaku berasal dari kota jakarta." jawab Andi.

"Wah jakarta ... jauh sekali pindahnya ke jambi, emangnya kenapa pindah?

"Papaku seorang manajer di salah satu perusahaan di bidang jasa," ujar Andi mencoba menjelaskan.

"Apa itu manajer? Aku tidak paham yang kau jelaskan, Ndi?" Menggaruk kepala dan mengernyitkan ke dua alisnya.

"Manajer itu pemimpin, Ja. Jadi, Papaku itu pemimpin loh," jawab Andi penuh bangga.

"Wah ... seperti power rangers merah ya ndi, diakan juga pemimpin, berarti dia manajer juga dong?"

"Hahaha iya seperti itulah, Ja. Eh aku kembali dulu ya, mau bantu bantu papa dan mamaku, " ujar Andi meninggalkan anak itu.

Sesampainya Andi langsung membantu kedua orang-tuanya meletakkan barang bawaan ke dalam rumah. Ketika dia sedang asik memindahkan barang bawaannya, terutama mainan yang sangat banyak. Papanya menghampiri.

"Andi, tadi kamu ngobrol dengan siapa?"

"Sama Raja, Pa. Aku menghampirinya dan berkenalan, dia orangnya lucu, Pa." Anak itu menjawab dengan tetap masih membereskan mainannya.

"Oh ya, bagus kalau begitu, hari pertamamu sudah menemukan teman yang seperti itu."

Waktu pun berlalu sampai waktu sudah menunjukan sore hari, Pak Budi—Bapaknya Raja—baru pulang kerja, dia melihat di sebelah rumah sedang ada yang pindahan. Karena sudah menjadi tradisi turun temurun,ketika ada tetangga baru. Maka harus menghampirinya untuk berkenalan.

"Assalamu'alaikum," Ucap salam Pak Budi.

"Wa'alaikums-salam, eh ada tamu." jawab mereka serempak.

Dengan senyuman yang hangat menyambut kedatangan mereka, Pak Budi berkata, "Perkenalkan, Pak, Buk, saya Budi. Tetangga sebelah."

"Saya Abdul, dan ini Istri saya Santi, oh ya dan itu Anak saya yang pertama, namanya Andi," Jawab Pak Abdul menunjuk Andi yang masih sibuk membereskan mainannya.

Pak Abdul mengajak tamu pertamanya untuk mengobrol saling berkenalan lebih jauh, tentang kesibukan masing-masing.

Sampai akhirnya kumandang adzan menyudahi perbincangan itu.

"Wah sudah adzan, gak terasa ya kita ngobrol nya, Pak. Saya izin pamit dulu Pak abdul."

"Hahaha, terima kasih Pak sudah menyambut kedatangan keluarga saya. Besok-besok mampir lagi ya, Pak. Kita ngobrol-ngobrol lagi."

"Haha, besok saya akan mampir lagi. Assalamu'alaikum, Pak."

"Wa'alaikumsalam," jawab Pak Abdul.

Setelah berpamitan, Pak Budi meninggalkan kediaman rumah Pak Abdul untuk pulang ke rumah. Layaknya keluarga yang harmonis, sambutan hangat diberikan oleh keluarga kecilnya.

Beberapa hari kemudian setelah kedatangan mereka, Raja sering melihat Andi keluar masuk kebun dengan keadaan senang. Dia bingung? Kenapa anak itu selalu senang ketika keluar dari sana.

'Apa yang di lakukan dia?'

Karena penasaran, keesokan harinya Raja diam-diam mengikuti Andi memasuki kebun itu. Dan betapa terkejutnya dia ketika melihat apa yang di lakukan Andi selama ini. Banyak sekali hewan-hewan mati mengenaskan dengan berbagai bentuk posisi dan luka. Karena merasa keheranan dan bingung tentang apa yang di lakukan Andi, Raja bergegas mendekatinya dan bertanya.

"ANDI!! APA YANG KAU LAKUKAN?!" tanya Raja dengan tegas.