"Haris?"
"Dia Haris!" teriaknya. Gali menatap Julie dengan ekspresi bingung. Gali tidak mengerti maksud perkataan Julie. Gadis itu terlihat aneh saat ini. Julie berjalan mendekati lelaki yang tengah berbaring di kamar berlapis emas. Lelaki itu terlelap tidur, wajahnya terlihat pucat pasi.
"Dia sudah meninggal!" ucap Gali santai. Julie terperancak dan melangkah mundur. Bagaimana bisa mayat seorang pangeran di letakkan di sini?
"Dia terbunuh!" sambung Gali. Julie memperhatikan setiap detail tubuh lelaki yang sangat mirip Haris. Dia tidak percaya bahwa lelaki itu Haris karena tubuhnya berwarna putih bersih dan sangat bercahaya.
"Jangan takut, menurut mitos di negeri Key. Dia akan hidup kembali." Gali berbisik ke arah Julie yang ketakutan. Sayap mereka tiba-tiba menghilang. Gali lalu mengajak Julie menyusuri setiap sisi bangunan kerajaan Key.
"Apakah dia akan hidup?" bisik Julie. Dia sedikit menonggakan wajahnya ke arah Gali. Lelaki itu mengangguk sembari tersenyum kearah Julie.
"Dia akan terbangun tetapi melalui bantuanmu!" ucapnya. Julie semakin bingung, dia sama sekali tidak mengerti maksud Gali. Kedatangannya ke negeri Key yang secara tiba-tiba membuatnya merasa terheran. Seluruh penjaga istana menggunakan seragam merah maron. Beberapa pelayan berterbangan sambil menyediakan piring dan cangkir.
"Apakah ada pesta?" tanya Julie lagi.
"Ia, untuk menyambut kedatanganmu!" ucap Gali. Dia memerintahkan beberapa pelayan menyediakan gaun terbaik untuk Julie.
"Jangan terlalu repot! Aku memakai pakaian ini saja!" ucap Julie.
"Nona, di kerajaan kami, Tuan putri harus menggunakan seragam kebangaan negeri Key!" jawab salah satu pelayan. Dia mengepakkan sayapnya lalu terbang di lantai ke dua. Selang beberapa menit, pelayan itu datang dan memberikan Julie sepasang gaun dan mahkota.
"Apakah aku harus menggunakan ini?" tanyanya kepada Gali.
"Kamu wajib menggunakannya!" jawab lelaki itu.
"Mengapa pangeran itu terbunuh?" Julie masih sangat penasaran dengan mayat yang berada di kerajaan ini.
"Dia membebaskan negeri Key dari peperagan, putri ratu melarikan diri dan kami masih mencarinya sekarang," bisik Gali. Suaranya sangat pelan. Dia seakan memberikan isyarat kepada Julie untuk tidak membicarakan hal ini.
"Apakah pangeran akan bangkit lagi?"
"Maksud aku, hidup kembali?" sahut Julie. Gali menganggukan kepala.
"Dia akan bangkit lagi karenamu!" cetusnya lalu berjalan keluar istana meninggalkan Julie. Gali membalikan tubuhnya sejenak.
"Ganti pakaianmu dan pesta dansa negeri Key akan di adakan secepatnya!" sahut Gali. Julie merasa bingung, dia harus menganti pakaiannya di mana? Apakah dia bisa masuk ke kamar dengan sembarangan. Kamar di bangunan ini serasa sangat megah.
"Nona Julie, mari aku antarkan," ucap salah satu pelayan. Dia lalu mengepakkan sayapnya dan terbang.
"Woi, aku tidak bisa terbang!" teriak Julie dari bawah. Di istana Negeri Key terdapat tangga yang panjang. Hampir mirip tangga seperti istana yang biasanya. Tetapi mengapa para pelayan memilih terbang? Sebuah pertanyaan yang tercetus di otak Julie untuk pertama kalinya.
"Sorry!" pelayan itu terbang lagi ke bawah dan berdiri di samping Julie.
"Kita jalan saja!" ucapnya. Julie mngikuti arah langkah kakinya dari belakang. Dia tidak pernah berhenti mengungkapkan rasa takjubnya saat melihat segala macam pemandangan di istana Key. Beberapa patung yang berjejer di setiap sisi.
"Apakah pangeran suka mengoleksi patung?" tanya Julie. Dia hanya sekedar iseng menanyakan hal itu.
"Aku tidak tahu Nona tetapi Tuan selalu mendatangkan patung-patung terbaru dari beberapa kerajaan," jawab pelayan itu. Julie menganggukan kepala sembari melanjutkan langkahnya.
"Aku di kamar ini?" tanya Julie lagi. Pelayan itu mengangukan kepala dan membuka pintu. Mempersilahkan Julie untuk masuk lalu dia terbang lagi ke lantai dasar. Julie merasa bahwa istana ini aneh.
"Semua pelayan terbang semacam kupu-kupu saja!" cetusnya.
***
Julie melewati taman istana. Beberapa pengawal kerajaan tersenyum kepadanya. Kini penampilanya sangat mirip ratu Isabel yang di ceritakan Gali. Ratu Isabel adalah salah seorang perempuan yang sangat di cintai pangeran Hery. Ratu Isabel melarikan diri dari di hari pertama pernikahannya dengan pangeran Hery.
Kudeta yang di lakukan antara internal kerajaan membuat pangeran Hery berada dalam sebuah peperangan.
"Jadi, ratu Isabel itu sangat mirip denganku?" cetus Julie. Dia mengikuti arah langkah Gali. Julie sedikit susah melangkah karena gaun yang digunakan sangat panjang dan berat.
"Bukan saja mirip, kamu ratu Isabel itu!" jawab Gali. Julie terdiam sejenak, dia memikirkan sesuatu hal. Pantas saja Lif selalu memanggilnya dengan sebutan ratu.
"Semirip apa aku dengan ratu Isabel?" tanya Julie. Dia mengikuti Gali dari belakang.
"Bagikan pinang di bela dua," ucapnya. Julie berhenti, dia mengerutkan kening memandangi Gali. Apakah dia memiliki kembaran di dunia ini? Dia tidak memiliki saudara bahkan tidak memiliki keluarga. Bagaimana hal itu bisa di katakan oleh Gali?
"Kamu manusia, kamu hanyalah makhluk yang mirip dengan ratu Isabel, kamu tidak bisa memiliki jabatannya. Tapi percayahlah, saat pangeran hidup kembali, dia akan mencintaimu dengan tulus," jelas Gali panjang lebar dan mengepakkan sayap lalu terbang di udara. Gali bagaikan kupu-kupu yang bisa terbang semaunya.
"Apakah ini film Disney?" batin Jeana.
"Owh, tidak! Aku benar-benar sudah gila sekarang!" batin Julie.
"Mencintai?"
"Tunggu!" teriak Jeana dari bawah. Dia mengamati pemandangan di sekitar taman di samping istana. Nyaris tidak ada seorang pun yang berjalan kaki. Mereka terbang dan mengepakkan sayap di udara.
"Tuhan, aku benar-benar sudah gila sekarang!" sahut Julie lagi saat melihat puluhan makhluk layaknya manusia yang terbang di udara.
Slurrr…
Gali mendarat mulus tepat di depan Julie yang menatapnya dari bawah. Dia membawahkan sebuah buku dan meletakkan di samping Julie.
"Ayolah, aku malas lihat buku. Aku tidak mau membaca!" tuntut Julie. Dia sudah muak dengan bacaan dan hal yang sangat aneh di buku-buku tua.
"Sihir hitam membuat panggeran tertidur pulas, dan menurut lamaran Alkolit. Pangeran akan bangun jika seorang perempuan menciumnya," ucap Gali.
"Tunggu!" potong Julie.
"Kamu pikir aku adalah pangeran di film putri tidur?" sambung Jeana. Otakkan benar-benar bisa melepuh mendengarkan kekonyolam ini semua. Tapi sayangnya, apa yang di lihat Julie benar adanya. Dia tidak sedang bermimpi sekarang.
"Hmm." Gali menghela nafas panjang.
"Aku akan menyuruhmu bertemu pangeran sekarang!" perintahnya lalu sayap Julie tiba-tiba membawah tubuh perempuan itu terbang ke arah istana.
Brak!!!
Julie bangun dari mimpi panjangnya. Dia terjatuh dari tempat tidur dan membuat pelipisnya memar.
"Eh, tadi mimpi?" ucapnya.
"Tuhan, untung saja hanya sekedar mimpi!" cetusnya lagi. Julie bangun dari tenpat tidur dan menuju dapur rumahnya. Sama seperti hari-hari kemarin, dia harus menuju perpustakaan tua dan melaksanakan tugas untuk mendapatkan uang makan.
Dring...
"Halo Miss Delina?" sahut Julie lagi. Suara Miss Derlina tampak sedang marah. Dia mengomel panjang lebar dan membuat Julie tidak bergeming.
"Ia Miss, aku tidak bermaksud untuk bolos," jawab Julie.
"Apa? Aku sudah tidak masuk selama tiga hari?" sontak mata Julie membola mendengarkan perkataan itu.
"Aku baru bangun tidur, bagaimana bisa terjadi?" batinnya.
Bersambung…