webnovel

Pride of Indonesia

~Original Story by LegendaNgawur~ Aditya Loka, orang indonesia yang mati dalam perjuangan melawan Belanda. Ia tidak menyangka bahwa dirinya akan bangun kembali ketika dia baru saja terbunuh oleh pasukan Belanda. Kehidupan kedua Aditya ia gunakan untuk melawan kembali para penjajah dan melihat berbagai kemajuan yang akan dialami oleh Indonesia. Tidak ada yang menyangka bahwa dia akan di hidupkan kembali dan melihat kemajuan yang terlihat buruk untuk negara yang ia cintai, pada akhirnya dia kembali menjadi rakyat indonesia yang berasal dari era nenek moyang-nya tapi setelah dia di beri hidup sekali lagi, dia mulai bersumpah akan membunuh siapapun yang merugikan negeri nya Perubahan terus dia alami ketika bertemu dengan berbagai manusia yang berasal dari negara berbeda. Kehidupan kedua yang dia alami benar-benar aneh sampai ia tidak memiliki pilihan lain untuk terus menjalani-nya sebagai orang Indonesia yang mencintai tanah air-nya sendiri.

LegendaNgawur · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
3 Chs

POI 3 - Petrus

Setelah kematian dari Presiden pertama Indonesia, Aditya tidak memiliki siapa-siapa lagi kecuali dirinya... Dia masih bisa melanjutkan kehidupannya dengan melihat sejarah apa yang akan dimiliki oleh Indonesia ketika maju, tidak ada rasa putus asa atau kesedihan di dalam dirinya karena ia sudah berjanji kepada teman baik-nya untuk bisa membuat Indonesia menjadi negara yang maju.

Seorang Manusia yang memiliki sumber Mana akan memiliki fisik yang cukup sempurna dibandingkan Manusia biasa, ia cukup beruntung untuk bisa mendapatkan Mana walaupun tingkatannya masih rendah.

Aditya memilih untuk mencari teman baru yang dapat ia percayai sebagai rakyat Indonesia yang benar-benar mencintai tanah air-nya sendiri, dia juga harus berhati-hati dalam memilih teman karena terdapat banyak sekali koran yang mengatakan bahwa beberapa rakyat Indonesia tiba-tiba hilang entah kemana, sampai saat ini belum ditemukan.

Aditya juga mulai berpikir beberapa kali bahwa ia benar-benar harus menyembunyikan identitasnya dari pasukan militer Indonesia karena dia tidak mau dirinya dikenal sebagai rakyat Indonesia yang berasal dari zaman penjajahan melawan Belanda, Inggris, dan Jepang. Apalagi dia sekarang dapat menggunakan Mana, jadi dia harus menyembunyikan Mana itu.

Koran yang ia baca juga menceritakan bahwa Manusia yang memiliki Mana bisa dijadikan sebagai kunci untuk menjadi tentara yang sangat hebat dan Aditya sekarang tidak mau menjadi seorang tentara yang melayani Presiden yang ia tidak sukai.

Program pemerintah Presiden saat ini diarahkan pada upaya penyelamatan ekonomi nasional, terutama stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Yang dimaksud dengan stabilisasi ekonomi berarti mengendalikan inflasi agar harga barang-barang tidak melonjak terus. Dan rehabilitasi ekonomi adalah perbaikan secara fisik sarana dan prasarana ekonomi.

Hakikat dari kebijakan ini adalah pembinaan sistem ekonomi berencana yang menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi ke arah terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Seiringnya waktu berjalan, Aditya mendapatkan banyak informasi penting tentang Presiden dan tanah air tercinta-nya itu tetapi sayang sekali dia masih belum menemukan teman yang dia percayai karena dia pernah melihat rakyat Indonesia yang melaporkan seseorang sampai orang yang dilaporkan itu hilang entah kemana.

"Apakah ini benar-benar terjadi...? Perang antar bangsa sendiri...?" Aditya mengerutkan dahinya dan melanjutkan tujuannya untuk mencari seorang teman dan juga berita yang terkini muncul.

Langkah selanjutnya yang ditempuh adalah masa orde baru, pemerintah Orde Baru adalah melaksanakan pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang diupayakan pemerintah waktu itu direalisasikan melalui Pembangunan Jangka pendek dan Pembangunan Jangka Panjang.

"Kalau tidak salah pembangunan Nasional dilaksanakan dalam upaya mewujudkan tujuan Nasional yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945..." Kata Aditya sambil membaca koran itu, ia mulai menikmati secangkir kopi di sebelahnya sambil membaca koran tersebut.

Manusia seperti dirinya hanya bisa mencari informasi dan mengikuti terus berita yang bermunculan, dia tidak berniat untuk melatih tingkatan Mana-nya terlebih dahulu karena ia tidak melihat ancaman apapun, hanya satu hal saja yang mengganggu dirinya yaitu [Petrus].

Penembakan misterius atau sering disingkat Petrus adalah suatu operasi rahasia dari Pemerintahan pada tahun 1980-an untuk menanggulangi tingkat kejahatan yang begitu tinggi pada saat itu.

Operasi ini secara umum adalah operasi penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan dan ketenteraman masyarakat khususnya di Jakarta dan Jawa Tengah. Pelakunya tak jelas dan tak pernah tertangkap, karena itu muncul istilah [Petrus].

Pada saat malam hari ketika Aditya sedang beristirahat di penginapan, ia sengaja keluar untuk melihat suasana yang akan terjadi pada malam hari karena dia hampir sering mendengar suara tembakan setiap malam. Aditya duduk di atas kursi dan berpura-pura membaca koran itu sambil menunggu suara tembakan itu terdengar.

"Kalau tidak salah, suara tembakan itu berasal dari seseorang yang menjalani operasi Petrus, apakah Indonesia sedang dijajah oleh negara lain 'kah...? Apakah pelakunya itu bisa disebut sebagai rakyat Indonesia yang membunuh rakyat Indonesia lainnya...?" Ungkap Aditya yang mulai berkeringat karena ia merasa hawa dingin yang cukup mengganggu dirinya.

Aditya mulai mengingat kembali tentang koran yang pernah ia baca dan berita itu tidak jauh berisi tentang Petrus, dia mendapatkan koran itu dari seseorang yang sangat ia kenal... Dia cukup misterius dan juga identitasnya sangat tersembunyi seperti dirinya sendiri, ia juga melihat garis Mana yang sama di kedua lengannya.

Pada tahun 1983 tercatat 532 orang tewas, 367 orang di antaranya tewas akibat luka tembakan. Pada Tahun 1984 ada 107 orang tewas, di antaranya 15 orang tewas ditembak. Ta­hun 1985 tercatat 74 orang tewas, 28 di antaranya tewas ditembak.

Para korban Pe­trus sendiri saat ditemukan masyarakat berada da­lam kondisi tangan dan lehernya terikat. Kebanyakan korban juga dimasukkan ke dalam karung yang ditinggal di pinggir jalan, di depan rumah, dibuang ke sungai, la­ut, hutan dan kebun. Sekarang Aditya yakin bahwa Petrus ini bisa disebut sebagai pembantaian terhadap bangsa sendiri.

"Benar... Aku benar-benar tidak suka cara seperti ini... Seharusnya mereka melakukan cara yang lebih baik dan logis...! Membunuh terhadap sesama bangsa itu memang buruk...!" Pikiran Aditya mulai saling bertentangan karena ia ingin mencoba untuk menyelamatkan semua korban Petrus dan memberitahu pelaku bahwa membunuh rakyat Indonesia itu sangat tidak baik.

Seharusnya ada cara lain selain menggunakan operasi Petrus, memberi mereka semua sugesti dan juga mengingatkan mereka semua tentang jasa pahlawan sepertinya cukup, tetapi pikiran lain Aditya mengatakan bahwa dia juga akan ikut terbunuh jika mencoba untuk membela korban Petrus.

"...Apa yang harus aku lakukan, bung?!" Ungkap Aditya panik, tubuhnya sekarang dipenuhi dengan keringat dingin karena merasakan hawa yang cukup membuat jantungnya berdetak cepat.

Aditya melihat seorang Manusia yang berjalan melewati tempat penginapannya, tidak ada hal aneh ketika Aditya menatap Manusia itu melalui lubang koran yang ia buat, tetapi... Sebuah tato bisa terlihat jelas di kedua bahunya yang menggambarkan tengkorak dan juga pisau, itu artinya operasi yang sangat ia benci akan berjalan sebentar lagi.

Tidak membutuhkan waktu yang lama sebelum Manusia yang memiliki tato itu tertembak di bagian kepala dengan sebuah senapan, Aditya melebarkan matanya ketika melihat itu terjadi karena dia melihat pelaku menggunakan sebuah masker sambil memegang sebuah senapan.

"... ..." Kedua tangan Aditya bergetar, ia ingin sekali turun tangan tetapi itu adalah tindakan gegabah. Dia benar-benar tidak tahan ketika melihat bangsa Indonesia yang dibunuh oleh bangsa Indonesia itu sendiri.

Kedua tangan Aditya yang bergetar itu bisa dilihat oleh pelaku tersebut sampai ia membidik Aditya dengan senapan itu dan Aditya mulai menatapnya dengan tatapan yang waspada, "Apa yang kau mau...?" Kata Aditya.

"Ini adalah perintah..." Kata pelaku itu yang mulai memasukkan korban Petrus ke dalam karung yang ia keluarkan melalui ranselnya. Pelaku itu terlihat seperti seorang pria karena tubuhnya yang kekar, dia membawa karung itu lalu melemparnya ke dalam sungai yang tidak jauh dari tempat penginapan tersebut.

Setelah pelaku itu melempar karung itu ke dalam sungai, Aditya melihat pelaku itu yang pergi meninggalkan tempat itu. Karena rasa penasarannya, ia segera menghampiri sungai itu sambil menunjukkan ekspresi yang terlihat kesal. Masih ada waktu untuk menyerang pelaku itu menggunakan bambu runcing-nya tetapi dia memilih untuk diam.

Aditya berdiri tegak sambil menatap sungai itu dengan ekspresi yang terlihat kesal, sebuah tangan tiba-tiba menyentuh bahu kanannya sampai membuat dirinya terkejut dan secara refleks mengalirkan sumber Mana di tangan kirinya untuk memanggil sebuah bambu runcing yang ia simpan di tempat penginapan itu.

Aditya mengarahkan ujung dari bambu runcing itu tepat di leher seseorang yang mengejutkan dirinya dan ternyata dia adalah seseorang yang Aditya kenal, "Kau... beraninya kau mencoba untuk menakuti diriku di malam hari ini." Kata Aditya.

"Akan sangat berbahaya jika kau mencoba untuk menunjukkan tanda aliran Manamu itu dan juga senjata jaman dahulumu itu loh... Operasi Petrus bisa saja dimulai karena aliran Mana itu terlihat seperti tato." Kata orang itu hingga Aditya melempar bambu runcing-nya ke dalam sungai itu lalu menghilangkan garis-garis Mana di kedua lengannya.

"Intinya kau harus datang denganku dulu, pemuda... Kau terlihat berbeda, cara berbicara dan juga perilakumu, kau benar-benar Manusia yang berasal dari jaman dahulu."

"Kau pasti seorang Manusia yang mengalami peperangan melawan para penjajah itu 'kan?"

Aditya melebarkan matanya, "Bagaimana kau bisa mengetahui tentang hal itu...?"