webnovel

pondasi huruhara

Dunia magis dimana banyak para ahli berada... Pondasi huruhara adalah sebuah organisasi (Paguyuban) yang memiliki beberapa anggota dengan macam macam ahli dan kemampuan unik. kisah cerita akan berfokus ke petualangan Yaq dan Bag seorang ahli yang mempunyai kekuatan petir..

pencerita_mu_96 · Kỳ huyễn
Không đủ số lượng người đọc
26 Chs

Penyelesaian

Di dalam aula gedung terlihat anak laki laki sedang terbaring tidak berdaya.

Sedang di sisi lain ada 1 sosok yang menghampiri sosok lainnya lalu kemudian keduanya saling berbicara dengan posisi berdiri, dia adalah Yaq dan Zivvan.

"Sudah kau dapatkan kitabmu?". Tanya Yaq kepada Zivvan.

"Iya..a itu sudah". Jawab Zivvan singkat, nadanya sedikit agak terbata saat dia menjawab itu.

dia sulit untuk mempercayai dengan apa yang ada di hadapannya, bahkan dia sampai menelan ludah karena rasa ngeri dan terkejutnya melihat keadaan di sekitarnya itu.

Para tetua di ranah Ksatria semuanya mati, begitu juga para petinggi. Tidak ada satupun dari mereka yang selamat, bahkan Diarso, terlihat tubuhnya memiliki lubang yang cukup besar tepat di dadanya, Sedangkan posisinya masihlah duduk di kursi.

Keringat dingin mulai muncul di dahi Zivvan karena memikirkan apa yang sebenarnya terjadi di tempat itu, bagaimana bisa semua ahli yang lebih hebat darinya di bunuh dalam waktu yang sangat singkat?

*Kilas balik sesaat sebelum pertarungan Bag

Saat dirinya terlempar oleh petir biru milik Bag, dirinya berpura pura pingsan dan menunggu waktu yang tepat untuk menyelinap dari aula itu dan mengambil balik kitab miliknya

Saat dia mulai mencari, Yaq datang menemui dirinya dan menyuruhnya kembali jika sudah menemukan kitab miliknya.

Dirinya memang bisa menemukan kitab itu, tetapi tempat untuk menyimpan kitab itu tersegel dengan segel formasi yang rumit, Dia memukulnya tetapi segel itu tidak bergeming.

Segel itu adalah formasi pengunci yang di buat oleh ranah Ksatria sedangkan Zivvan masihlah di ranah Pendekar.

Lalu kemudian ketika Zivvan mulai melakukan sesuatu untuk membuka segel formasi itu lagi, segel itu tiba tiba lenyap.

Dia heran dengan dengan apa yang terjadi dengan segel itu, kenapa bisa tiba tiba lenyap, apa yang membuat segel itu menghilang.

Ataukah segel itu hanya umpan jika ada yang mau membobol masuk maka segel itu secara otomatis akan lenyap. Apakah dirinya sudah ketahuan?

Memikirkannya Zivvan segera bergegas mengambil kitab, lalu pergi dari tempat itu dan menuju ke aula utama.

Di saat dirinya kembali dari mengambil kitab, dan pergi menuju aula, dia melihat seperti tubuh manusia dan saat ia perhatikan lebih dalam lagi, matanya terbuka lebar melihat apa yang dia temukan.

Zivvan menemukan tubuh dari Petinggi ke 4 tersungkur di tanah dalam keadaan yang mengerikan, separuh dari dada hingga bau kiri dan lengannya lenyap. Darah masih mengalir dari sisa tubuhnya yang lenyap itu.

Setelah melihat sendiri keadaan dari petinggi ke 4. Zivvan segera kembali menuju aula secepatnya,

"Sebenarnya apa yang terjadi di aula, apa yang menyebabkan petinggi ke 4 bisa sampai dalam keadaan seperti itu" begitulah yang ada di pikiran Zivvan saat dia kembali ke aula.

sesampainya di aula dia jauh lebih terkejut mengetahui semua tetua sudah tidak bernyawa lagi.

Yang terlihat di sana adalah Yaq yang berdiri di sekitar Bag sambil melihat ke arah tubuh para ahli yg sudah tergeletak di lantai.

*Itulah kilas baliknya sekarang kembali ke cerita.

Rasa ngeri dan takjub menyelimuti pikiran Zivvan, rasa ingin taunya juga sekarang menjadi semakin besar soal indentitas Yaq, siapa sebenarnya anak ini? Siapa yang membunuh semua orang tua itu? temannya bahkan dalam keadaan tidak sadarkan diri sekarang. Dan jika memang dia yang membunuh para tetua dan petinggi itu, kenapa tidak ada bekas apapun di dirinya, baik luka ataupun lelah karena kehilangan banyak tenaga? apa itu karena dirinya terlalu kuat? lalu sekuat apa dirinya ini? Apa dia salah 1 dari kekuatan bencana? Atau jenius di benua? Apa dia murid dari salah satu sang guru besar?

Memikirkan itu semuanya, 1 hal yang bisa dia pastikan dalam kejadian ini. Jangan sampai dirinya bersinggungan masalah dengan Yaq di masa mendatang, Apapun keadaannya.

Walaupun begitu, dia dirinya masih ingin tau soal siapa Yaq sebenarnya, minimal dia harus tau soal darimana Yaq berasal,

jadi Zivvan bertanya kepada Yaq;

"Darimana kalian berasal? Sampai begitu mudahnya menghabisi para tetua dari wilayah ini?"

Mendengar pertanyaan itu Yaq melirik ke arah Zivvan lalu mengatakan.

"Kami hanya orang yang melakukan pekerjaan seperti biasanya" jawab Yaq

Mendengar itu Zivvan hanya bisa tersenyum masam karena dirinya tidak berhasil mendapatkan jawaban yang ia inginkan.

Lalu ia bertanya lagi;

"Lalu temanmu itu, Apa dia baik baik saja?"

"Ya, dia baik, sebentar lagi mungkin akan bangun, daripada itu aku ingin bicara denganmu sesuatu hal". Jawab Yaq yang kemudian dia langsung menatap Zivvan dengan tatapan yang tajam.

Zivvan merasakan sesuatu yang kurang enak di pikirannya saat ini, tapi dia tidak ingin memikirkan itu lalu kemudian dia menjawab perkataan dari Yaq.

"Apa itu?"

Yaq melihat ke arah tubuh tubuh para tetua dan petinggi yang sudah tidak bergerak, lalu dia mengatakan;

"Akibat dari insiden pembunuhan pemimpin dan para tetua disini, posisi mereka jadi kosong di wilayah ini. Dan jika itu di biarkan apa yang menurutmu yang akan terjadi Zivvan?"

"Kemungkinan mereka akan berada dalam kacau karena pemimpin mereka tiba tiba menghilang" jawab Zivvan

"Kau benar, itu sebabnya harus ada yang menggantikan posisi mereka, kau Zivvan itu tugasmu yang harus menjadi pemimpin baru di sini."

Bagai tersambar petir di siang bolong, Mendengar itu Zivvan hampir tersedak karenanya, bagaimana bisa dia malah di suruh untuk menjadi seorang pemimpin wilayah? Dirinya yang berpikir akan bebas dari jerat Diarso sekarang dia malah harus terjerat lagi sebagai pemimpin di wilayah ini.

Zivvan pun mengatakan;

"Aku? Kenapa harus aku yang menggantikan mereka?"

Yaq melakukan meliriknya lalu kemudian menjawab;

"Kau juga sebelumnya ikut andil dalam rencana mereka, jangan kau pikir kau bisa lolos begitu saja dari ini, aku memang bilang akan melepaskanmu, tapi bukan berarti kau lepas dari tanggunganmu".

Mendengar itu Zivvan mengutuk di dalam hatinya ke para makhluk tua yang sebelumnya menyuruhnya,

"Lagipula itu memang kau yang mengacau di kediaman Adaina, andai itu orang lain maka aku akan menyuruhnya juga. Dan jika dia menolak maka dia layak mati karena sudah berani mengacau."

Zivvan hanya bisa diam mendengar perkataan dari Yaq, dia seperti di tampar oleh tangan tangan besar tepat di wajahnya saat mendengar semua itu.

"Semuanya begitu karena permintaan yang di terima oleh Bag adalah membereskan malahan pengacau di Adaina".

"Jadi apa pilihanmu? Kau ingin mati menyusul para makhluk pengacau itu atau menjadi pemimpin dan membenahi kepemimpinan di sini?" Ucap Yaq dengan tatapan yang tajam.

Dari semua jajaran pemimpin yang di bentuk, Zivvan sudah di kenal sebagai kepercayaan dari Diarso.

Maka posisi Zivvan di mata para bawahan petinggi adalah diatas mereka.

Di tambah lagi semua pemegang tatanan pemimpin atas sudah mati termasuk para tetua, dan hanya tersisa Zivvan.

itu sebabnya tidak ada kandidat yang pas selain Zivvan yang merupakan Bawahan kepercayaan langsung Diarso untuk menjadi pemimpin pengganti Diarso

Zivvan diam dan mengerutkan alisnya, dia berpikir keras untuk nasibnya kali ini, sampai akhirnya dia berkata;

"Aku mungkin bisa menggantikan posisi pemimpin wilayah, lalu bagaimana dengan posisi kepala keluarga Assan?"

"Itu adalaha urusanmu, para tetuanya sudah mati, mereka hanya di ranah Ksatria, Bag di ranah Pejuang mampu bertahan dengan petingginya" jawab Yaq dengan wajah datar ke arah Zivvan

Zivvan paham maksud dari perkataan Yaq, ada banyak cara untuk mengolah wilayah sebagai pemimpin, 1. Menjadi diktator tangan besi (pemaksa). 2. Menjadi toleran dan (bijak)

Jika keluarga Assan tidak terima soal pergantian pemimpin yang tiba tiba ini maka cukup gunakan otoritas kekuasaan sebagai pemimpin wilayah untuk mengatasi keluarga Assan.

*Apa yang di maksud oleh Yaq adalah gunakan kekuatan mu untuk menertibkan yang perlu di tertibkan.

Yaq pun berkata lagi..

"Kau menjadi pemimpin bukan untuk enak enakan, tapi aturlah dan benahi wilayah ini jadi lebih baik. Anggaplah itu sebagai penebusan kesalahanmu"

"Jangan sekali kali kau berpikir bisa lepas begitu saja, aku bisa mengecek wilayah ini kapanpun aku mau, dan jika wilayah ini menjadi lebih parah karenamu. Aku pastikan kepalamu terpenggal". Ucap Yaq dengan nada dingin dan tatapan yang tajam ke arah Zivvan.

Zivvan hanya bisa terdiam mendengar kata kata Yaq, itu seperti sebuah pisau yang diletakkan tepat di depan lehernya, tapi dia bersyukur dia tidak kehilangan nyawanya kali ini. Apa yang penting baginya sekarang telah berhasil dia ambil kembali dan dia cukup puas untuk itu.

Membuka matanya Bag mulai kembali mendapatkan kesadarannya, meskipun dia masih sedikit pusing, keadaan tubuhnya kini sudah membaik. dirinya langsung duduk dari tempatnya berbaring dan mengatakan;

"Hah! Dimana aku!"

Mendengar suara, Zivvan dan Bag segera mengalihkan pandangan kearah suara, Yaq melihat itu tersenyum kecil lalu berkata;

"Tenanglah kau tukang tidur, mimpi apa kau?"

"Aku bermimpi jatuh dari gedung tinggi". Jawab Bag sambil berdiri dari duduknya

"Bagaimana keadaanmu?". Tanya Yaq.

"Lumayan, bagaimana dengan para petinggi itu Yaq?"

"Itu". Jawab Yaq sambil menolehkan kepalanya ke arah tubuh yang tergeletak di lantai Aula.

Mata Bag terbelalak melihat pemandangan di depannya.

Tubuh dari semua petinggi tergeletak dimana mana, mereka semuanya dalam keadaan terpotong termasuk para tetua.

Hanya Diarso yang masih di kursinya dan ada lubang di dadanya.

"Kau itu memang kejam Yaq". Ucap Bag kepada Yaq.

"Mereka layak mendapatkannya". Jawab Yaq singkat

Mendengar percakapan itu Zivvan sedikit heran dengan 2 anak ini, apa mereka sudah mengetahui 1 sama lain sejauh itu? Sampai reaksinya jadi se enteng ini?

Zivvan hanya menghela nafas, karenanya tidak ada yang bisa ia lakukan untuk itu.

Tetapi dia masih ingin tau darimana 2 orang ini berasal, ia ingin mencoba peruntungannya dengan bertanya ke Bag;

"Ngomong ngomong darimana kalian ini? Tujuan kalian berikutnya kemana?". Ucap Zivvan dengan senyuman di wajahnya.

Mendengar itu Bag langsung menjawabnya;

"Kami akan kembali ke huruhara setelah selesai dari sini"

"Hoo huruhara ya, akan aku ingat. Terimakasih atas bantuannya kepada kalian.". Ucap Zivvan sambil menundukkan kepalanya.

"Sama sama, lagipula ini memang tugas kami untuk menyelesaikan pekerjaan yang di berikan kepada kami".

"Eh tunggu dulu, berarti tugas kita sudah selesai ya Yaq?" Tanya Bag kepada Yaq.

"oh ya jelas, ayo kembali, jangan lupa bawa sesuatu sebagai oleh oleh". Ucap Yaq kepada Bag

"Oleh oleh? Untuk siapa? Huruhara?". Tanya Bag sedikit kebingungan

"Untuk Adaina, bukti kalo pekerjaan ini beres". Jawab Yaq dengan suara sedikit keras.

"Ooo oke, tapi Yaq masa kau tinggalkan begitu saja orang orang ini? Apa ga ketahuan ? Bisa jadi masalah kalo ketahuan". Ucap Bag kepada Yaq setelah dia mengambil salah 1 cincin dari jari Diarso.

"Oh tenang, itu sudah ada yang mengurusi. Yakan tuan Zivvan?" Jawab Yaq dengan seringai misterius di wajahnya, ia melihat ke arah Zivvan

Zivvan hanya bisa tersenyum masam, sembari mengatakan;

"Tentu saja, masalah seperti disini akan di bereskan secepatnya".

Mendengar itu Bag hanya mengangguk dan tidak ingin memikirkannya lebih jauh lagi, lagipula jika Yaq sudah bilang begitu,

itu berarti, Yaq sudah memastikan akan jadi seperti itu selanjutnya.

"Kalau begitu ini adalah perpisahan, sebaiknya kau tidak mencoba untuk lari dari yang menjadi tanggung jawabmu." Ucap Yaq kepada Zivvan

Bag yang mendengar itu hanya menoleh dan bilang "eh"

Yaq menyodorkan tangan kanannya ke arah Zivvan lalu dia berkata;

"Aku adalah Yaq sedang temanku itu Bag,"

Zivvan tersenyum dan tanpa pikir panjang dia langsung meraih tangan Yaq dan bersalaman dengannya. Ini adalah momen yang langka untuk membangun kepercayaan dengan orang yang kuat, dirinya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Aku adalah Zivvan, aku akan merubah tempat ini dengan baik"

Setelah bersalaman Bag dan Yaq pun pergi dari aula itu, terlihat penjaga di luar pun tak sadarkan diri semuanya.

Keduanya kini pergi meninggalkan wilayah Gondo.

...

.....