webnovel

Please married me

Pernikahan adalah hal yang diimpikan bagi sepasang kekasih yang saling mencintai dan siap berkomitmen seperti Candra dan Diana, namun tepat di hari pernikahan mereka. Diana malah ingin menunda pernikahannya dengan Candra.. “Dulu aku membatalkan pernikahan kita tepat dihari pernikahan kita, dan lebih memilih untuk meraih impianku. Dengan susah payah aku meraih cita-cita yang sejak kecil aku impikan, bahkan walaupun itu mengorbankan perasaanku sendiri. Namun yang terjadi pada akhirnya, sekarang justru impianku inilah yang telah menghancurkan hidupku, bahkan hampir merenggut nyawa papaku sendiri..” Tangis Diana pun pecah, Diana menangis sejadi-jadinya dihadapan Candra untuk pertama kalinya. Apakah yang akan terjadi selanjutnya? Yuk ikutin terus ceritanya..

LiGisha · Thanh xuân
Không đủ số lượng người đọc
10 Chs

Sangat Menyesal

"Kalian berdua tidak tau apa-apa, jadi jangan pernah mencoba untuk menilai bagaimana hubungan kami berdua." Ujar Candra dengan tegasnya, kepada Nina dan Lola.

"Dan satu hal lagi yang harus kalian tau, pernikahan kami yang batal tiga tahun lalu. Bukan karena aku meninggalkan Diana, tapi ini semua adalah keputusan kami berdua." Lanjut Candra dengan tegas kepada Nina dan Lola, namun sebenarnya kata-katanya barusan juga tertuju kepada semua tamu-tamu di sana yang sekarang ini sedang memfokuskan perhatian mereka kepada Candra dan Diana.

Masih belum hilang keterkejutan Diana, karena kedatangan Candra yang secara tiba-tiba dihadapannya. Tiba-tiba Candra membuat Diana terpaku lagi, Candra meraih tangan Diana. Menggenggamnya erat-erat dan kemudian menuntunnya pergi dari pesta itu, Diana sama sekali tidak menolak atau pun menepis tangan Candra , saat Candra menuntunnya keluar hotel.

Diana berjalan mengikuti Candra, dengan tangan yang digenggam Candra. Diana sama sekali tidak memalingkan pandangannya dari wajah tampan Candra, wajahnya saat itu memperlihatkan ekspresi yang serius, tegas, namun tetap berwibawa dan tenang..

Diana baru tersadar sepenuhnya, setelah Candra melepaskan genggaman tangannya dengan cukup kasar ..

Diana pun mulai melihat sekelilingnya, dan ternyata Candra telah membawanya ke tempat parkir mobil.

Tepat didepan sebuah mobil yang ia tau persis, itu adalah mobil miliknya.

Terlihat pa Joko keluar dari mobil, dan membukakan pintu mobil untuk Diana.

Namun Diana masih belum beranjak dari posisinya, yang sekarang ini sedang berdiri dihadapan Candra. Mata mereka saling beradu, namun tidak sepatah katapun keluar dari mulut mereka..

Candra memutar balik tubuhnya, dan mulai melangkahkan kakinya.

"Candra tunggu." Teriak Diana berusaha untuk menghentikan langkah Candra.

Candra pun menghentikan langkah kakinya, namun tidak sedikitpun berbicara ataupun menatap Diana.

"Candra, aku minta maaf. Karena telah membatalkan pernikahan kita saat itu, tapi aku benar-benar bingung waktu itu Candra. Dan aku..." Ujar Diana yang kemudian terhenti karena Candra kembali melanjutkan langkahnya, tanpa menoleh sedikitpun kepada Diana ataupun menjawab kata-kata Diana.

Diana berusaha untuk mengejar Candra, karena saat itu ia memakai sepatu hak tinggi. Ia pun merasa kesulitan saat berlari untuk mengejar langkah kaki Candra yang cukup panjang, akhirnya Diana pun terjatuh.

Candra yang sudah berada tepat didepan mobilnya, melihat kearah Diana saat Diana terjatuh. Namun karena pa Joko segera menolong Diana, Candra pun membuka pintu mobilnya dan kemudian melajukan mobilnya pergi menjauh dari pandangan Diana.

Air mata Diana mengalir di pipinya dengan cukup derasnya, ia sangat menyesal. Sekarang ini orang dulu sangat mencintainya dan dia cintai, telah benar-benar membencinya. Jangankan untuk berbicara kepadanya, untuk menatap wajahnya pun tidak ingin...

Kesedihan, kekecewaan, penyesalan yang kini di rasakan oleh Diana. Melupakan rasa sakit di telapak tangannya, yang terluka saat ia terjatuh tadi.

Diana langsung menuju kamarnya, saat ia sampai di rumahnya. Ia menghempaskan tubuhnya diatas tempat tidurnya, yang sangat empuk itu. Matanya meneteskan air mata, tatkala ia mengingat kejadian yang baru saja ia alami.

Kejadian yang sangat berlawanan dengan apa yang terjadi dimasa lalunya bersama Candra, yang penuh dengan kasih sayang dan keromantisan yang Candra selalu berikan untuknya...

Bayangan Diana pun kembali ke masa lalunya, saat itu hujan turun sangat deras. Saat Candra ingin menghantar Diana pulang ke rumahnya, karena khawatir dengan Diana yang saat itu sudah mulai menggigil kedinginan. Candra pun menghentikan motornya didepan sebuah warung kopi, yang kebetulan ia lihat.

Candra dan Diana pun duduk bersebelahan di bangku panjang yang ada di warung kopi tersebut, melihat Diana yang menggigil kedinginan. Candra pun membuka jaket kulit yang ia pakai, dan kemudian mengenakannya diatas tubuh Diana yang sedang menggigil itu.

Untuk membuat Diana semakin hangat, Candra pun memesankan dua gelas Nescafe untuk mereka berdua.

Candra menggenggam tangan Diana dengan penuh kehangatan, Dan Diana membalasnya dengan menatap dalam wajah Candra dengan penuh kasih sayang...

Tanpa sadar jarak antara mereka berdua pun semakin mendekat, wajah mereka semakin dekat,dan terus dekat. Candra mulai mendekatkan bibirnya dengan bibir Diana, Diana pun menutup matanya. Saat Candra mulai melumat bibirnya dengan penuh kelembutan, Diana meletakkan tangan yang satunya diatas pundak Candra tanpa sadar.

Mereka sangat menikmati ciuman itu, namun karena tidak ingin berbuat terlalu jauh. Candra pun menghentikan aksinya, dan kembali menatap wajah Diana dengan penuh kasih sayang. Kemudian Candra memeluk tubuh Diana, yang dibalas dengan pelukan Diana.

Saat itu, masa-masa indah yang mereka alami. Tidak akan mungkin Diana melupakannya, namun Candra yang ia lihat malam ini. Sangat berlawanan dengan Candra yang ia lihat semasa mereka masih menjalin kasih dulu.

Candra yang sekarang, menatapnya dengan tatapan yang sangat dingin dan penuh dengan kebencian. Sementara Candra yang dulu, menatapnya dengan penuh cinta, kasih sayang, dan kelembutan...

Tiba-tiba Diana tersadar dari lamunannya, saat cahaya matahari menembus masuk kedalam kamarnya. Karena mama Rika membuka hordengnya, Diana membuka matanya, karena sinar matahari yang langsung ia lihat. Ia pun menutup kembali matanya, " Sayang Kamu kenapa Diana, ko tidur pake gaun pesta sih? Ini tangan kamu kenapa?" Tanya mama Rika dengan khawatir.

Diana pun bangun dan duduk disamping mama Rika diatas tempat tidurnya, " Ini semalam Diana jatuh ma. Cuma luka kecil ko." Jawab Diana.

" Lho badan kamu juga panas di, kamu sakit yah? Ya dah cepat bangun, ganti baju kamu. Kita pergi ke dokter sekarang." Lanjut mama Rika yang menjadi semakin khawatir..

"Ngga usah ke dokter ma, Diana ngga apa-apa ko. Cuma butuh istirahat aja, Oia ma hari ini sepertinya Diana ngga bisa syuting. Tolong mama hubungin om Hendrik dan minta tolong sama om Hendrik, untuk bilang ke sutradara. Karena hari ini, aku tidak bisa ikut syuting. Aku mau istrahat.." Ujar Diana yang kemudian kembali membaringkan tubuhnya di atas tempat tidurnya.

Mama Rika langsung melakukan apa yang di pinta oleh putri satu-satunya itu, dan segera keluar dari kamar Diana.

Air mata Diana kembali mengalir dipipinya, rasa sakit karena luka di telapak tangannya itu tidak bisa mengalahkan rasa sakit yang sekarang menyelimuti hatinya...

"Luka ini, tidak ada apa-apanya. Dibandingkan dengan rasa sakit yang ada di hatiku ma." Ujar Diana setelah mama Rika pergi dari kamarnya...

Diana tidak memberitahu mama Rika, kalau semalam dia bertemu dengan Candra.

Karena Diana tidak tau pasti, apakah mama Rika sudah tau tentang kepulangan Candra atau belum. Karena sebenarnya, walaupun pernikahan Candra dan Diana telah batal. Mama Rika dan mama Dinda, masih sering bertemu dalam berbagai kegiatan sosial, atau amal.

Mungkin mama Dinda sudah memberitahu mama Rika kalau Candra sudah kembali, tapi kalau benar begitu kenapa mama Rika tidak memberitahunya. Atau mungkin mama Dinda tidak memberitahu mama Rika, entahlah yang jelas sekarang ini. Diana benar menyesali perbuatannya sendiri, karena telah menyebabkan orang yang ia cintai dan mencintainya, sangat membenci dirinya sekarang...