webnovel

Dia Bukan Lelaki Baik, Kakak!

''Kakak! Kakak mau kemana?''

Langkah kaki Safira segera terhenti saat suara Sanaya, adiknya memanggil. Gadis yang tengah tersenyum lebar ingin bertemu kekasih tercintanya untuk mencoba pakaian karena tiga bulan kemudian adalah waktu pernikahan mereka tampaknya kini harus terhenti sejenak.

Safira berbalik. ''Ya ke tempat janjian sama kak Figa lah, adikku sayang… Memangnya kalau enggak ke sana, kakak mau kemana lagi? Kemarin juga udah kakak bilangin sama kamu kan? Ngapain nanya lagi?'' diiringi tawa bahagia.

Tampak Sanaya cemberut. ''Ke sana lagi!'' ucapnya kesal.

''Lah, apa salahnya sih kalau kakak ke sana. Sebentar lagi kami mau nikah, jadi ada banyak hal yang perlu dibereskan,'' terang Safira.

Sanaya menggeleng. ''Enggak, sebelum Kakak tahu kebenarannya!'' tekan Sanaya.

''Kebenaran apa sih, sayangku?'' Safira mengusap–usap kepala adiknya dengan gemas. ''Kebenaran kalau calon kakak iparmu tampan dan setia, hm?'' godanya.

''Justu kenyataan pahit yang mau Aku tunjukkan sama kakak!'' secepat mungkin Sanaya mengeluarkan beberapa lembar foto dari tasnya. Foto yang menunjukkan seorang pria dan wanita sedang berduaan di kamar dan beradu kasih layaknya suami istri. ''Lihat baik–baik kak! Buka mata kakak lebar–lebar, ini siapa?''

Safira melihat kumpulan foto dari kamera CCTV-nya langsung. Awal foto memperlihatkan seorang pria dan wanita yang memasuki sebuah kamar hotel dengan tampilan acak–acakan. Sedang foto selanjutnya, merupakan foto di sebuah kamar di mana pasangan itu tengah berciuman.

Degh!

Jantung Safira berdetak sangat kuat, sesak terasa menjalar di seluruh tubuhnya. Dia menggeleng. ''Enggak! Ini ga mungkin!'' tentu, gadis berusia 26 tahun itu tidak percaya.

''Semuanya mungkin kalau kita selidiki kak!''

''Pasti hanya rekayasa!'' tolak Safira melepaskan kumpulan foto itu dari tangannya. "Mana mungkin kamera CCTV dibuat di kamar hotel, bukannya ini kelakuan ga baik, Sanaya?"

"Memang ini perbuatan melanggar, tapi Aya ga mampu liat kakak dibodoh-bodohin kak Fega lagi. Udah setahun loh, kak! Hubungan kakak sama dia! Aya memang ga tau apa aja yang udah dibuatnya, tapi perlu kakak tahu, teman sekantor Aya sendiri udah jadi korban laki-laki penipu itu! Dia menggunakan nama berbeda di setiap gadis yang jadi targetnya, terus mulai meraut banyak keuntungan dari teman sekantor Aya, sampai ga ada tempat tinggal loh kak, bayangkan aja sampai tempat tinggal aja pun melayang karna cinta!"

"Kakak ga percaya sama kata-kata kamu! Mana mungkin ada laki yang mau nikahin perempuan kalau tahu hanya mau main-main nya!"

Sanaya menggeleng. ''Terserah kakak mau percaya atau enggak! Tapi buktinya sendiri udah teman Aya sendiri. Aya ambil foto itu diam-diam. Kameranya ada di sudut kaca mata Aya dan ikat rambut Aya. Aya jadi pelayan sebentar untuk mengantar pesanan mereka, Aya lihat semuanya dari awal sampai akhir! Kalau kakak masih ga percaya ini rekayasa, kita bisa datang ke rumah pacar Aya, di sana ada rekaman aslinya!" ucap Aya seraya menarik tangan Safira namun segera dilepaskan Safira dengan kesal.

''Semua pasti hanya akal–akalan kamu aja! Kakak ingat, kamu ga suka sama pacar kakak, makanya kamu buat sebagai cara biar kakak mau lepasin dia!'' tuduh Safira.

''Astaga kakak! Harus buat apa lagi biar kakak percaya?" Sanaya menggeleng, pusing.

"Kamu ga perlu lakukan apapun! Ini hidup kakak! Jadi kamu ga perlu ikut campur!"

Safira segera pergi menjauh dari letak Sanaya.

''Kakak! Kakak mau kemana?! Kakak!'' Sanaya berusaha mengejar Safira, hanya saja langkah Safira sungguh cekatan dan Sanaya tak mampu mengimbangi.

Sanaya akhirnya berjongkok dengan tangan menyisir rambutnya. Ia pusing harus berkata apa lagi untuk kakaknya yang keras kepala itu.

''Ya ampun kakak! Semua demi kakak, tapi kenapa kakak ga percaya sama adik sendiri sih?''

***

Safira menyewa taxi dan segera pergi ke tempat tujuan, lokasi yang sudah Safira dan Figa sepakati untuk bertemu.

Taman.

Kepala Safira sebenarnya dipenuhi pertanyaan apakah adiknya berkata jujur atau sebaliknya.

Soalnya selama setahun sejak awal menjadi sepasang kekasih dengan Figa, adiknya selalu mengingatkan untuk tidak dekat–dekat dengan Figa.

Tapi jika ditanya apa alasannya, Sanaya pasti akan bungkam sejenak dan mengatakan alasannya dengan labil.

''Sanaya akan cari alasan Sanaya minta supaya kakak jangan dekat–dekat kak Figa lagi, kak!''

Tapi setelah Sanaya datang dengan sendirinya pada Safira untuk mengatakan alasannya, Safira tidak percaya karena bisa saja itu hanya rekayasa. Safira tahu Sanaya sudah punya kekasih dan kekasihnya bekerja sebagai editor foto profesional. Hal seperti ini bisa saja dengan mudahnya dikerjakan Ferry, Kekasih Safira.

Kesibukan melamun, sampai tidak melihat apa yang seharusnya Safira lihat.

Figa dan seorang wanita baru saja pulang dari hotel dan kini memasuki mobil. Penampilan sang wanita sangat seksi dan digendong ala bridal style oleh Figa.

Taxi kuning itu melaju cukup sempat sampai pandangan ini hanya mampu dilihat dalam sepersekian detik saja.

Sesampainya di taman,