webnovel

Permainan cinta (Annabela)

Balas dendam adalah tujuan utama Annabela saat ini. Rasa kecewa dan  sakit hati yang dialaminya tidak akan bisa terobati begitu saja. Annabela sangat membenci  Axton. Laki-laki yang  sudah membuat hatinya hancur. Axton tidak datang di saat acara lamaran yang sudah ia janjikan. Axton adalah laki-laki yang sudah menghancurkan harapan Annabela. Laki-laki yang sudah menabur garam diatas luka. Laki-laki yang sudah membuat hati Annabela seperti disayat-sayat oleh tusukan ribuan pedang. Hingga saat ini Annabela tinggal dipusat kota Jakarta. Ia merubah penampilannya menjadi lebih cantik dan lebih berkelas. Pada hari yang tidak disangka, Annabela bertemu sama laki-laki yang bernama Brandon Carlos, laki-laki yang terkenal sombong dan selalu menganggap dirinya paling sempurna. Brandon Carlos adalah laki-laki yang memiliki wajah tampan, cerdas dan kaya raya. Tapi, satu kekurangannya, ia belum pernah jatuh cinta. Karena sikapnya yang terlalu dingin dan mendomisi membuat semua wanita yang mendekatinya mundur sebelum melangkah. Hingga saat ini usia Brandon sudah 34 tahun, ia bahkan belum kepikiran untuk menikah. Siapa sangka pertemuannya dengan Annabela membuat dunia Brandon terasa berbeda. Brandon jatuh cinta sama Annabela pada pandangan pertama. Brandon seperti orang gila, ia tidak bisa tidur dengan tenang. Wajah Annabela selalu terbayang-bayang. Brandon memutuskan untuk mencari tahu tentang Annabela. Ia akan melakukan segala cara agar Annabela menjadi miliknya. Akankah Annabela bisa membalaskan dendamnya,? Dan bagaimana juga dengan Brandon Carlos? Apakah dia mampu meluluhkan hati Annabela?? ................................................................................ Temukan jawabannya dengan mengikuti setiap bab di novel ini. Kalau kalian suka, jangan lupa dukung novel ini dengan memberi Power Stone sebanyak-banyaknya. Dan tulis pendapat kalian di kolom review dan kolom komentar agar saya bisa memperbaiki yang salah. Satu Power Stone dan komentar atau review daru kalian adalah penyemangat saya untuk menulis. Happy Reading!

Linayanti · Thành thị
Không đủ số lượng người đọc
41 Chs

Berpikir sebelum bertindak

"Wah, wah, wah!! Sepertinya ada sesuatu yang baru" Suara Jeki tiba-tiba terdengar nyaring di telinga Reni, dera dan juga Ny Ketty. Tidak ada hujan dan tidak ada angin Jeki tiba-tiba ada didepan mereka.

"Ya seperti biasa, kamu tahu sendiri bagaimana tim kita yang satu ini. Ia tidak akan hidup dengan tenang jika tidak membuat sesuatu yang heboh sama dirinya sendiri" Sambung dera.

Jeki memperhatikan penampilan Ny Ketty, mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut. Jeki tersenyum licik tanpa berkomentar apa-apa.

Ny Ketty menaikkan bibir atasnya, ia memukul lengan Jeki menggunakan tas kecil yang ada di genggaman tangannya.

"Aishh ... Kamu ini!! Aku tahu kamu itu takjub melihat kecantikan diriku" Ucap Ny Ketty.

"Haha ... Kamu ini terlalu percaya diri jadi orang" Sambung Jeki.

"Mulai lagi  kalian ini. Kalau bertemu pasti berantem, seperti kucing dan tikus" Tegur Reni.

"Dan juga kalau orang yang sering berantem itu biasanya jodoh" Sambung dera sambil merangkul pundak Reni.

Reni melirik dera sambil tersenyum "Kamu benar sekali" Ucap Reni.

Ny Ketty dan Tuan Jeki memang bermusuhan dari dulu. Mereka berdua selalu saja berantem, mereka berdua sama sekali tidak pernah akur. Kalau mereka ribut ruangan kerja mereka seperti mau pecah. Bahkan Reni dan Dera selalu menutup telinga.

"Amit-amit kalau saya sampai suka sama kamu" Ucap Ny Ketty.

"Aish ... Saya juga begitu" Sambungnya.

"Sudah diam!!" Reni berteriak dengan keras. Karena ia sudah pusing memikirkan tentang tugasnya, lagi di tambah dengan kedua timnya yang ribut.

Ny Ketty dan Tuan Jeki langsung terdiam melihat Reni. Sikap mereka mendadak jadi pendiam.

"Kenapa sih kalian itu tidak ada yang mau mendengarkan saya. Kita ini di berikan tugas yang sangat berat, jika kita tidak dapat meliput berita tentang keluarga Dalton, maka bersiap-siaplah untuk di keluarkan dari perusahaan ini. Apakah kalian mau seperti itu?" Reni menjelaskan kepada semua tim-nya.

Dera, Ny Ketty dan Tuan Jeki diam sambil menundukkan kepalanya "Saya tidak butuh diam Kalian, yang saya butuh itu kerjasama dan kekompakan kalian" Lanjut Reni.

"Maafkan saya Reni, saya berjanji untuk bekerja lebih serius lagi. Tolong dong kamu jangan marah seperti itu, wajah kamu menyeramkan sekali" Ucap Ny Ketty.

"Ya Reni!! Saya juga akan berjuang demi tim kita" Sambung Tuan Jeki.

"Saya juga Reni, akan lebih giat dan lebih aktif lagi" Lanjut dera.

Mereka bertiga menatap wajah Reni dengan penuh keyakinan. Reni Melih ekspresi tim_nya. Ia menghelai napas panjang "Baiklah saya percaya sama kalian" Ucap Reni.

"Terima kasih banyak Reni. Kamu ini memang ketua tim yang sangat cerdas dan juga baik hati" Ny Ketty memuji Reni, ia kemudian memeluk tubuh Reni dengan erat.

Reni merasa risih, ia melepaskan pelukan Ny Ketty "Ya saya mengerti dan terima kasih atas pujiannya. Tapi saya minta lepaskan dulu pelukannya"

"Ya saya lepaskan" Ny Ketty dengan segera melepaskan tubuh Reni.

Sedangkan dera dan Tuan Jeki senyum-senyum sendiri. Setelah itu mereka kembali duduk untuk berunding. Reni sebagai ketua tim, jadi dia harus lebih tegas.

Ruangan Brandon.

Sedangkan Brandon sudah berada di ruangannya, dia melewati life pribadi untuk bisa masuk ke sana. Bahkan dia kekantor saja tidak ada yang melihat wajahnya.

Brandon duduk sambil menyilangkan kakinya, ia bahkan mengelus-elus dagunya sambil berpikir.

Jauh berbeda dengan sekertaris Neron, ia berdiri untuk menuggu Brandon berbicara. Tetapi Brandon sama sekali tidak mengeluarkan sepatah katapun.

Sekertaris Neron capek sekali berdiri, ia bahkan tidak dipersilahkan untuk duduk "Kalau saya lama-lama beridiri di tempat ini. Biasa-biasa kaki saya keram" Batin sekertaris Neron.

"Oh ya bagaimana perkembangan mengenai keluarga Dalton?" Tanya Brandon.

"Sedang berjalan Tuan" Jawab sekertaris Neron.

"Apakah sudah ada yang meliput?"

"Saya sudah memerintahkan Tim Reni untuk meliput berita tentang keluarga Dalton Tuan"

"Siapa tim Reni itu dan bagaimana kualitas pekerjannya?"

"Dari sekian banyaknya karyawan yang saya lihat. Cuma dia yang paling bisa diandalkan Tuan, karena dia memiliki kemampuan yang luar biasa"

"Oh begitu!! Baiklah saya percaya sama kamu. Pokoknya saya minta harus mencari berita yang akurat dan benar. Karena saya tidak mau perusahaan kita menyebarkan berita palsu. Jangan sampai reputasi perusahaan kita tercemar gara-gara masalah itu"

"Baik Tuan"

Keringat panas dingin bercucuran membasahi tubuh Neron. Karena dia terlalu lama beridiri, ia bahkan ingin sekali duduk. Tapi Brandon tidak mempersilahkan dirinya.

"Aduh saya capek sekali, kaki saya sudah tidak kuat untuk berdiri" Batinnya.

"Kamu kenapa berkeringat seperti itu? Bukankah kita memakai AC?" Tanya Brandon.

"Tidak ada tuan!! Oh ya selanjutnya apakah ada yang saya kerjakan?"

"Tidak ada!! Sebaiknya kamu duduk saja dulu"

Mendengar kata Brandon meminta dirinya untuk duduk, hatinya merasa lega sekali. Seolah-olah dirinya keluar dari lubang bencana. Neron duduk dengan cepat, ia menikmati istirahatnya sebentar.

"Arghhh ... Kenapa tidak dari tadi saya di minta untuk duduk" Gumamnya.

Sedangkan Brandon memikirkan tentang tantangan dari kakeknya. Bagaimana caranya untuk bisa segera menemukan wanita yang cocok.

"Oh ya apakah kamu ada ide tentang rencana Kakek saya?" Tanya Brandon.

"Maksudnya apa Tuan?"

"Tentang perjodohan"

"Oh itu!! Saya masih memikirkannya pak. Tapi saya mempunyai ide, itupun kalau Tuan menerimanya"

"Apa itu?"

"Sepertinya Nona Zhu bisa di jadikan sebagai pacar Tuan untuk sementara waktu" Sekertaris Neron memberikan saran kepada Brandon.

"Apa?? Kamu jangan gila"

"Saya serius Tuan! Karena ini kebetulan sekali, Nona Zhu jomblo dan Tuan juga jomblo. Siapa tahu Tuan dan Nona Zhu berjodoh"

"Dasar sialan!! Kamu ini meremehkan saya, pokoknya saya tidak setuju dengan ide kamu itu"

"Terus kalau Tuan tidak setuju, bagaimana dong? Waktunya cuma satu bulan Tuan. Coba Tuan pikirkan baik-baik"

Brandon terdiam memikirkan saran dari sekertaris Neron "Tuan bagaimana?" Tanya sekertaris Neron.

"Ya sudah saya setuju!! Bagaimana baiknya, saya serahkan semuanya sama kamu"

"Baiklah Tuan!! Serahkan semuanya sama saya. Nanti saya akan mencoba untuk menghubungi Nona Zhu. Semoga saja dia mau"

"Baiklah kalau begitu"

Mereka berdua telah sepakat untuk memanfaatkan Nona Zhu. Tetapi niat Neron sebenarnya serius ingin menjodohkan Nona Zhu dengan Brandon. Karena kasihan sekali usia Brandon sudah memasuki 34 tahun. Jadi sudah waktunya Brandon untuk memikirkan tentang pernikahan.

"Andai saja saya mengenal gadis itu, saya tidak akan membuang-buang waktu. Saya akan menemui dia dan melamar dia" Batin Brandon.

Bagi Brandon yang tidak pernah mengalami pahit manisnya dalam cinta. Ia tidak tahu bagaimana caranya mendekati wanita, ia tidak tahu bagaimana caranya untuk membuat hati wanita itu luluh. Yang ada dipikirannya itu, jika dia menyukai seseorang ia akan mengungkapkan dan langsung mengajak untuk menikah. Sangat simpel sekali pemikirannya.